Kesenian Tradisional Jadi Andalan Media Kampanye

dewanti-bersama-grup-seni-bantengan-di-poncokusumo.

dewanti-bersama-grup-seni-bantengan-di-poncokusumo.

Kab Malang, Bhirawa
Kesenian tradisional ternyata masih menjadi andalan media kampanye Paslon Bupati Malang saat menggelar kampanye. Dalam gelaran kampanye tertutup yang sudah berlangsung dua bulan, selalu tak lepas dari penampilan kesenian tradisional, terutama yaitu bantengan, kuda lumping dan Tarian Sakera Marlena.
Paslon Nomor 1, Rendra Kresna -Sanusi misalnya lebih banyak menggunakan Tarian Madura Sakera Marlena atau Tari Sanduk dalam setiap ajang penyambutan Paslon itu ketika melakukan blusukan dan menyapa warga. Sedangkan untuk paslon 2 Dewanti Rumpoko – Masrifah lebih variatif, selain seni Bantengan dan Kuda Lumping, juga banyak menampilkan Tari Sakrea Marlena. Bahkan Dewanti Rumpoko sering menyambangi latihan Tari Sakera Marlena yang akan berlaga dalam Parade Tari Sanduk Malang Raya dalam rangka HUT Kota Batu.
Rendra mengaku penggunaan media seni tradisional untuk kampanye sangat efektif, selain melibatkan masyarakat setempat secara langsung, kesenian tradisional ini juga sangat dicintai masyarakat. Sehingga ketika ada Tari Sakera Marlena dimainkan, masyarakat akan berduyun-duyun menyaksikan di sepanjang jalan yang dilalui.
Hal yang sama juga diakui Sujud Pribadi, Koordinator Relawan Paslon 2 Dewanti Rumpoko – Masrifah Hadi, bahwa penggunaan seni tradisional sebagai media kampanye sangat efektif untuk mengumpulkan masyarakat dan sekaligus biayanya murah.
”Seni Tradisional Bantengan, Sakera Marlena maupun Kuda lumping itu masih dicintai masyarakat. Hampir semua desa di Kab Malang memiliki grup-grup seni tradisional,” tutur mantan Bupati Malang.
Sehingga penggunaan seni tradisional sebagai media kampanye sangat efektif karena bias melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pendidikan politik. ”Pilkada itu adalah kegiatan yang melibatkan secara langsung masyarakat. Jangan ciptakan Pilkada sebagai peristiwa yang menakutkan. Harusnya Pilkada itu dibuat dan dilaksanakan agar masyarakat senang, sehingga kami mengusung jargon Malang Anyar artinya Ayo Nyenengno Atine Rakyat,” tuturnya.
Penggunaan seni tradisional sebagai media kampanye ini juga sekaligus menegaskan komitmen PDIP dan Paslon yang diusung untuk senantiasa memperhatian pelestarian seni tradisional itu. Sebab selama ini pembinaan seni tradisional kurang mendapat perhatian, padahal nyatanya masyarakat selama ini telah berkorban untuk pelestarian kesenian tradisional dengan biaya sendiri. [sup]

Tags: