Ketahanan Pangan Jadi Penilai Eco Campus

Eco CampusSurabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya akan menggelar program eco kampus untuk mengajak kembali para pelestari lingkungan dalam tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Ditemui di ruangannya kemarin (8/10), Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi menjelaskan, posisi kampus dinilai sangat potensial dalam pelestarian lingkungan hidup. Para mahasiswa diandalkan untuk menjadi penerus pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
“Para mahasiswa diyakini ke depan akan menjadi pengambil kebijakan baik di tingkat pemerintahan atau perusahaan. Karenanya, melalui Eco Campus, para mahasiswa yang memiliki pandangan jauh kedepan, diharapkan mampu menerapkan apa yang dipelajari sekarang untuk masa mendatang,” tegas musdiq.
Musdiq menambahkan, selain itu, di beberapa kampus juga telah dilengkapi dengan fasilitas berupa pusat studi penelitian. Jadi, melalui eco campus, dan dengan diimbangi dengan ketersediaan perlengkapan penelitan, diharapkan mahasiswa ini nantinya menjadi penemu dibidang lingkungan hidup.
Kini, masalah lingkungan hidup tidak selalu tentang tanaman, kualitas air dan udara. Banyaknya jurusan di lingkungan universitas diharapkan juga menjadi aspek pendukung dalam penentuan standart lingkungan kedepannya.
“Jika di jurusan aristektur, mahasiswa mampu membuat bangunan ramah lingkungan. Jika di jurusan teknik mesin, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan mesin ramah lingkungan,” imbuhnya.
Jika penilaian Eco Campus tahun ini masih sekitar tentang kebersihan lingkungan, cara kampus mengurangi sampah, hingga pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Maka, Eco Campus kedepan diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan, dan energi terbarukan.
“Beberapa kampus mungkin ada yang telah bermitra dengan masyarakat sekitar terkait ketahanan pangan, seperti pelatihan menanam dengan teknik hidroponik. Selain itu, Eco Campus kedepan juga diharapkan mampu menemukan teknologi energi alternatif,” imbuh Musdiq.
BLH Kota Surabaya juga mengadakan kerjasama dengan beberapa stakeholder partisipan Eco Campus dalam usaha pelestarian lingkungan. Baik sebagai narasumber di acara Adiwiyata, diskusi lingkungan, hingga penelitian lingkungan. “Jadi, para partisipan eco campus, tak hanya berhenti di sana. Mereka kami ajak dalam setiap kegiatan BLH, mulai dari menjadi narasumber, hingga melakukan penelitian,” imbuh Musdiq.
Musdiq juga berharap, kedepan partisipan Eco Campus mampu bertambah tiap tahunnya. Ia merasa, beberapa kampus telah memenuhi kriteria dalam penilian Eco Campus, namun tidak kunjung mendaftar. Acara yang digelar setiap bulan Maret ini, diharapkan  mampu melahirkan kampus-kampus penemu teknologi baru, khususnya di bidang lingkungan hidup. (geh)

Tags: