Manfaatkan Pelepah Pisang Jadi Lukisan

Taufik Hasan, saat menunjukkan salah satu karya lukisan terbaiknya yang terbuat dari bahan pelepah pisang

(Ketekunan Seniman Santri Asal Situbondo)

Kab Situbondo, Bhirawa
Karya seni tidak harus dibuat dari bahan yang mahal, tapi dari kreatifitas dan ketekunan sang seniman sampah pelepah pisang pun bisa disulap jadi lukisan dengan nilai jual yang cukup tinggi
Tidak selamanya bahan lukisan yang ada di pelosok desa identik dengan nilai ekonomi rendah dan bahkan tidak punya nilai jual yang tinggi seperti di perkotaan. Hal ini ditepis Taufik Hasan, sosok pemuda lulusan pondok pesantren (ponpes) Sumber Bunga, Desa Sletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Pemuda kalem ini teryata punya keahlian unik sekaligus layak untuk ditiru oleh pemuda seangkatannya dalam menghadapi ketatnya serbuan teknologi canggih akhir akhir ini.
Dari tangan terampilnya ia bisa menghasilkan karya seni dari bahan pelepah pisang dengan nilai jual yang cukup tinggi. Bahkan karyanya juga sudah dijual ke beberapa provinsi termasuk Bali.
Harga lukisan pelepah pisang itu sangat variatif, ada yang berharga Rp 50 ribu namun adapula yang bernilai Rp 1 juta tergantung dari tingkat kesulitan dan detail lukisan.  “Ini salah satu hasil lukisan saya sudah ada yang beli senilai Rp 1 juta. Kami akan terus menekuni keahlian ini semoga kian pesat,” kata Taufik lagi.
Ide membuat lukisan dari pelepah pisang itu setelah ia melihat banyak sampah pelepah pisang yang dibuang maupun di bakar oleh warga di Desa Wonokoyo, Kecamatan Kapongan, Situbondo.
Setelah ia amati, pelepah pisang memilki corak yang cocok untuk dijadikan bahan lukisan. Kemudian dengan tekun pemuda lulusan pondok pesantren mencoba membuat beberapa karya. “Saya optimis bahan ini (pelepah pisang) bakal bernilai ekonomi tinggi,” ucap Taufik pendek.
Kini ditangan Taufik Hasan, pelepah pisang bisa dikreasi dari semula hanya sebuah sampah pelepah pisang dirubah menjadi bahan baku melukis. Bahkan saat ini berbagai karya seni lukis Taufik sudah mulai dipajang di galerinya. “Ini hasil kreasi saya mas. Saya nilai tidak kalah dengan hasil lukisan dari bahan yang lainnya,” tegas Taufik Hasan disela sela melukis.
Lebih lanjut ia mengatakan, dirinya belajar seni lukis sejak mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Sumberbunga, Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan.
Setelah itu, ujar Taufik Hasan, ia kemudian mengasah bakatnya melukis tersebut saat mondok di Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo. Taufik menjelaskan, melukis dengan menggunakan pelepah pisang sangat menantang bagi dirinya yang punya bakat melukis sejak kecil. “Saya suka melukis wajah seorang tokoh yang sudah dikenal masyarakat luas. Agar sama persis detail wajahnya, saya menggunakan setrika untuk menghaluskan pepelah pisang tersebut,” papar Taufik.
Biasanya, lanjut Taufik, dirinya membuat seni lukis pelepah pisang satu hingga dua hari. Untuk karya seni lukis pemandangan alam, ulas Taufik, sedikit lebih cepat jika dibandingkan dengan melukis wajah orang atau tokoh terkenal. Sebab disana, urainya, ada berbagai tuntutan desain dan memiliki tinggkat kesulitannya tinggi. “Membuat karya seni lukis dari pelepah pisang itu tidak butuh modal besar. Pun demikian peralatan yang digunakan hanya cukup pisau dan gunting serta lem untuk perekat detail lukisan,” pungkas pria yang kini menjabat sebagai Ketua Lingkar Pecinta Seni Situbondo itu.
Pengamat seni dan budaya Kabupaten Situbondo, Irwan Rakhday, memandang positif dari keahlian melukis unik dari bahan pelepah pisang yang dimiliki pemuda asli Situbondo bernama Taufik Hasan tersebut. Kata Irwan, potensi dan kemampuan yang dimiliki Taufik Hasan merupakan keunggulan tersendiri yang dimiliki kalangan pemuda asal Kota Santri.
“Apa yang di lakukan Taufik Hasan ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Kota Santri Situbondo. Ini karena dia punya jiwa seni yang unik dan sederhana. Ini jarang ada pelukis seperti Taufik yang bisa merubah pelepah pisang menjadi bahan lukisan,” tegas Irwan Rakhday. [Sawawi/bhirawa]

Tags: