Keterampilan Menyimak Perlu Diterapkan di Sekolah

Nur Kholis (berdiri) saat mendampingi peserta dari MTs Wachid Hasyim Sidoarjo.

Nur Kholis (berdiri) saat mendampingi peserta dari MTs Wachid Hasyim Sidoarjo.

Surabaya, Bhirawa
Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang bisa menciptakan tim yang produktif, dimana semua orang di tim sekolah haruslah memiliki suara. Karena setiap anggota tim memiliki keterampilan, pengetahuan dan pandangan yang berbeda yang bisa berguna dalam pengembangan sekolah.
Untuk itu seorang pemimpin haruslah juga seorang pendengar yang baik, apalagi dalam budaya kepemimpinan tradisional yang top-down, pemimpin tidak selalu identik dengan pendengar yang baik.
Menurut Spesialis Whole School Development USAID PRIORITAS Jawa Timur, Cahyadi Widi Wahyono saat dikonfirmasi Bhirawa Senin (2/5) kemarin mengungkapkan dalam budaya baru manajemen berbasis sekolah, contextual teaching and learning (CTL) dan pendekatan pengembangan sekolah secara menyeluruh (whole school development), seorang pemimpin dituntut menjadi seorang pendengar yang baik dan sekaligus pembicara yang ulung.
Bahkan kondisi tersebut dapat dijumpai ketika guru harus mendengarkan siswa, sejawat, orang tua, kepala sekolah dan pengawas; orang tua dan komite perlu mendengar dari orang tua, guru, siswa dan kepala sekolah; serta kepala sekolah dan pengawas harus mendengarkan guru, orang tua, komite sekolah, serta siswa selain harus mendengarkan sejawat dan pengawas serta orang dinas.
“Keterampilan menyimak secara aktif merupakan basis komunikasi yang efektif yang tak lain merupakan aspek penting dalam manajemen sekolah dan kelas,” jelas Cahyadi
Sementara mendengar secara aktif adalah dasar dalam membangun kepercayaan dan koneksi antara pembimbing dan yang dibimbing. Hal-hal praktis dalam keterampilan menyimak secara aktif disampaikan kepada peserta Training TTI Lab & Partners Schools Universitas Negeri Malang (SD/MI & SMP/MTs) Modul 3 MBS yang diselenggarakan di Surabaya yang diikuti oleh 94 peserta dari 19 sekolah mitra UNESA dan UINSA.
Sedangkan menurutĀ  Spesialis Kerja Sama LPTK dan Pelatihan USAID Prioritas Jawa Timur, Nur Kholis, setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu menjelaskan pentingnya keterampilan menyimak dalam pengembangan sekolah secara menyeluruh serta mendemonstrasikan keterampilan dasar menyimak secara aktif.
Adanya kemampuan menyimak yang baik Pemangku Kewajiban Sekolah (guru, kepala sekolah, dan komite) akan bersinergi secara positif untuk mengembangkan pendidikan di lembaganya.
“Untuk melatih keterampilan menyimak ini, peserta dijelaskan antara lain mengenai kalimat pemicu dalam menyimak atau membedakan seperti apa perilaku mendengar yang jelek dan perilaku mendengar yang baik,” pungkasnya.
Selain itu keterampilan menyimak atau mendengar aktif ini berguna untuk memperbaiki komunikasi di sekolahnya. Misalnya, dapat diterapkan dalam rapat sekolah, interaksi dengan siswa, guru, orang tua, pertemuan orang tua murid, supervisi, rapat komite sekolah, kasus perundungan (bullying), anak yang berkelahi, atau pengelolaan kelas yang baik dan kondusif untuk proses belajar.
“Selain itu, pelatihan ini juga membahas topik Kaji Ulang Kemajuan Sekolah, dan Pengelolaan Program Budaya Baca yang seluruhnya ditujukan untuk peningkatan kompetensi guru,” ujarnya. [riq]

Tags: