Ketersediaan dan Stabilitas Harga Pangan

foto ilustrasi

Sektor pertanian dalam upayanya untuk mewujudkan ketersediaan pangan menuju ketahanan pangan bukanlah perkara yang mudah untuk direalisasikan. Terlebih, saat setiap memasuki musim pancaroba semua komoditas biasanya selalu melambung tinggi harga jualnya, sementara Bulog sebagai badan penyangga pangan yang selalu diharapkan sebagai salah satu buffer atau penyangga tidak mampu, baik komoditas padi maupun yang lain. Kenyataan kenaikan komoditas hasil pertanian itupun, kerap mengundang perhatian publik. Untuk itu, ketersediaan pangan dan stabilitas harga perlu mendapat pengawalan terus dari pemerintah.

Terlebih, menurut data yang dikeluarkan oleh Global Hunger Index (GHI) 2020, ketahanan pangan Indonesia mengalami peningkatan di mana menempati level moderate dengan skor 19,1. Hasil ini, setelah sebelumnya masih berada di level serius dengan skor 20,1 pada tahun 2019. Tren peningkatan juga ditunjukkan dari data Global Food Security Index (GFSI) selama lima tahun terakhir (2015-2019) di mana ranking Indonesia naik 16 poin dari ranking 46 menjadi 62. Dilanjutkan, data dari Food and Agriculture Organization (FAO) selama pandemi sektor pertanian Indonesia telah memberikan kontribusi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif. Sektor pertanian berhasil meningkatkan pertumbuhan PDB sektor pertanian sekitar 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year), (Republika, 24/4/2021).

Merujuk dari data yang ada tersebut, maka sudah semestinya capaian ketahanan pangan yang ada harus diikuti dengan stabilitas harga. Berbagai alternatif solusi bisa dilakukan pemerintah demi mengawal dan menjaga ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Solusinya, bisa dengan mengembangkan beberapa kebijakan diantaranya; meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan diversifikasi pangan lokal, memperkuat cadangan pangan dan sistem logistik, mengembangkan pertanian modern, serta meningkatkan ekspor komoditas pertanian.

Berangkat, dari berbagai alternatif solusi dalam mengawal ketersediaan dan stabilitas harga pangan tersebut itulah, sekiranya bisa semakin menggugah kesadaran kolektif kita bangsa Indonesia bahwa untuk mendukung ketahanan pangan dan pertanian Indonesia dapat terus bergerak maju tentu sangat dibutuhkan kolaborasi dan kebersamaan dari seluruh stakeholder.

Dyah Titi Muhardini
Dosen FPP Universitas Muhmammadiyah Malang

Tags: