Ketersediaan Pupuk Aman Jelang Tanam Pertama

Sejumlah buruh tani menanam padi di Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Sejumlah buruh tani menanam padi di Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Ketersediaan pupuk bagi petani di Kabupaten Bojonegoro menjelang musim tanam pertama pada November-Desember tahun ini dinyatakan aman oleh pihak Dinas Pertanian (Disperta) setempat, memperoleh tambahan pupuk bersubsidi 13.026 ton.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, di Bojonegoro, merinci tambahan alokasi pupuk bersubdi untuk Urea 10.850 ton, ZA 1,526 ton, Phonska 1.470 ton, sedangkan Petroganik tidak ada tambahan dan SP-36 justru dikurangi menjadi 169 ton. “Tambahan alokasi pupuk bersubsidi bagi Bojonegoro kami terima dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, dua hari lalu,” ungkap Djupari melalui ponselnya, Senin (14/11) kemarin.
Dengan adanya tambahan pupuk bersubsidi itu, menurut dia, daerahnya tidak akan kekurangan pupuk pada musim tanam pertama. “Saya kira aman kebutuhan pupuk petani pada MT I dengan adanya tambahan alokasi pupuk itu. Rencananya akan kami alokasikan sesuai kebutuhan di setiap kecamatan pekan depan,” ujarnya.
Sesuai data, katanya, alokasi pupuk bersubsidi untuk urea 54.922 ton, sedangkan RDKK pupuk urea 76.075 ton, alokasi ZA 20.838 ton, sedangkan RDKK 37.049 ton. Lainnya, alokasi SP-36 sebanyak 15.317 ton dari RDKK 32.987 ton, alokasi NPK 38.899 ton, sedangkan sesuai RDKK 97.397 ton, dan alokasi petroganik 25.511 ton, jauh dari usulan RKK sebesar 158.352 ton.
Data dari PT Petrokimia Gresik menyebutkan bahwa penyerapan pupuk bersubsidi di daerah setempat untuk Urea 49.221 ton, ZA 17.465 ton, SP-36 14.148 ton, Phonska 36.115 ton dan Petroganik 23,712 ton, per Oktober. “Kalau tidak ada tambahan alokasi pupuk bersubsidi jelas daerah kami akan terjadi kelangkaan pupuk, sebab alokasi pupuk bersubsidi yang sudah terserap sekitar 90 persen,” imbuhnya.
Pihaknya menambahkan akan segera melakukan pengecekan kebutuhan dan ketersediaan pupuk di masing-masing desa, kecamatan, dan distribusitor agar pendistribusian bisa segera direalisasikan. Kendati musim hujan mundur, daerah di Bojonegoro bagian barat diyakini sudah akan bisa mulai masa tanam pada bulan November. Petani di daerah tersebut, lebih sering mengembangkan padi dengan sistem gogo rancah. Jika ditanam November, pemupukan akan jatuh di Desember. [bas]

Tags: