Ketika Eks Pejabat Pemprov Bertemu dalam Komunitas Soedroen

Gerombolan Soedroen yang beranggotakan eks pejabat Pemprov Jatim eselon satu dan dua bertemu melepas rindu setelah dipisahkan oleh masa pensiun. [adit hananta utama]

Selalu Akrab Meski Anggota Susah Diatur
Kota Surabaya, Bhirawa
Hari-hari penuh dengan rapat dan rapat sudah lama ditinggalkan. Jam kerja yang mengikat dari pagi hingga petang pun seperti sudah dilupakan. Kini, orang-orang yang dulu pernah mewarnai dunia birokrasi di Pemprov Jatim itu telah berubah.  Membentuk komunitas Soedroen yang aktivitasnya penuh dengan suka cita.
Sebagian besar rambut anggota Soedroen sudah memutih. Namun, gaya mereka tetaplah enerjik seperti bukan pensiunan berusia 60 tahun ke atas. Kala bertemu satu sama lain, tawa lepas menjadi pengobat rindu yang sudah lama tidak mereka rasakan bersama-sama. Begitulah gambaran singkat mengenai Soedroen, komunitas yang beranggotakan eks pejabat Pemprov Jatim. Mulai dari mereka yang duduk di eselon satu mau pun eselon dua. Sabtu (15/7) lalu, mereka bertemu dalam satu suasana yang penuh keakraban, kompak dengan istri masing-masing.
Mantan Asisten II Sekdaprov Jatim Sutjahjono Sujitno mengawali pertemuan itu dengan sambutan. Ini bukan sambutan seperti umumnya acara formal. Karena lebih banyak lucunya ketimbang seriusnya. Tjahjo mengatakan, dulu untuk bertemu teman biasa datang ke salah satu kantor  temannya. “Pura-pura rapat padahal di dalam cuma ingin ketemu guyonan,” katanya disambut tawa para peserta Reuni Soedroen di Rumah Makan Agis Surabaya.
Setelah pensiun, teman-temannya menjadi  liar. Tiba-tiba bertemu di pusat perbelanjaan atau ketemu di tempat lain. Supaya tidak liar kemana-mana, makanya dia bersama mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Harun dan mantan Dirut RSUD Soetomo dr Dodo Anondo serta mantan Kadisnaker Edi Purwinarto membentuk gerombolan Soedroen. “Ini organisasi tanpa bentuk. Mau menyelenggarakan apa, oke saja. Tidak ada visi misi, hanyak disatukan oleh ikatan emosional,” tutur Tjahjo.
Gerombolan Soedroen, lanjut dia, adalah gerombolan yang dari dulu susah diatur. Tapi Soedroen itu memiliki ciri seperti Abu Nawas. Nakal tetapi cerdik. “Mohon maaf Pak Rasiyo (mantan Sekdaprov Jatim) juga harus jadi Soedroen. Kalau tidak nanti stres ketemu orang-orang ini,” candanya lagi.
Pada kesempatan itu, mantan Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi hadir bersama istrinya. Dia menceritakan tentang bagaimana komunikasi itu dirajut sehingga bisa kompak sampai saat ini. Dia membentuk grup Whatsapp dan mengumpulkan satu per satu temannya. Sebagai admin, Harun mengakui antusiasme dari rekan-rekannya cukup tinggi hingga kini telah berkumpul 72 anggota Soedroen. “Kita ini kan orang-orang yang tua dan punya pola pikir yang tua juga. Karena itu, komunikasi ini terus dijalin untuk saling memberikan manfaat. Meskipun itu sebatas informasi-informasi ringan,” kata Harun.
Harun mengakui, tidaklah sulit mengumpulkan teman-teman yang dulu menjadi partner kerjanya. Sebab, komunitas yang terbentuk saat ini bukanlah komunitas yang memiliki kepentingan khusus. Kepentingannya hanya menyambung silaturahim dan saling berbagi nasihat. “Meskipun pensiun, masing-masing punya aktivitas sendiri-sendiri. Tapi kita selalu rajin komunikasi,” tutur dia.
Hal serupa diungkapkan CEO RS Husada Utama dr Dodo Anando. Sebagai sesama orangtua, komunikasi yang paling penting adalah tentang nasihat-nasihat positif tentang kehidupan. Saling mengingatkan salatnya atau tentang kesehatannya. “Salat subuhnya bagaimana, tahajudnya bagaimana, terus kesahatannya. Karena memang itu yang terpenting sekarang ini. Apalagi sebagian dari teman-teman ini juga sudah mulai ada yang sakit,” cerita mantan Dirut RSUD Dr Soetomo itu.
Sementara itu, mantan Sekdaprov Jatim Dr Rasiyo mengaku senang karena bisa bertemu rekan-rekannya yang dulu. Silaturahim, kata dia, menjadi obat masa tua untuk memperpanjang usia. “Secara logika memang benar. Karena dengan bersilaturahim, kita pasti akan mempersiapkan fisik untuk bergerak. Dan ketika bercanda, ini menjadi hiburan yang menyenangkan,” pungkasnya. [Adit Hananta Utama]

Tags: