Ketika Generasi Milenial Bicara Pilpres 2019

Oleh :
Luckyta Dwinanda Saputri
Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

Pemilihan presiden (Pilpres 2019) sudah mulai ramai diperbincangkan. Tidak hanya diperbincangkan oleh para tokoh-tokoh dalam pemerintahan saja tetapi juga masyarakat luas. Termasuk di dalamnya adalah para anak muda yang akrab disebut dengan generasi milenial.
Pilpres 2019 akan digelar serentak pada 17 April 2019.Hal tersebut akan menandakan berakhirnya masa jabatan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada pilpres 2014 lalu. Jokowi-JKdalam pilpres 2014 lalu berhasil menduduki jabatannya setelah mendapatkan jumlah suara lebih banyak dibandingkan Prabowo Subianto.
Pada saat rekapitulasi hasil perolehan suara pilpres 2014 berlangsung kala itu, saksi dari calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa keluar atau walk outdari ruang rapat KPU atas perintah Prabowo Subianto. Mereka melakukan walk out karena merasa ada kecurangan saat pilpres dilaksanakan. Terlepas dari semua permasalahan tersebut, Jokowi-JKpada akhirnya resmi menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia.
Jokowi-JK selama menjabat menjadi presiden dan wakil pesiden telah merancang sembilan program prioritas yang disebut “Nawacita”. Program ini dibuat untuk mewujudkan kemajuan Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Isi dari sembilan program prioritas tersebut yakni 1)Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, 2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, 4) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, 5) Membangun Indonesia dari pinggiran, 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing, 7) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional, dan 9) Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Pemerintahan Jokowi-JK dalam menjalankan sembilan program tersebut masih harus membenahi beberapa hal, misalnya permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM). Jokowi dianggap mengesampingkan HAMdalam menjalankan sejumlah program pembangunan. Contohnya kejadian di Sumatera Utara. Seribu aparat gabungan melakukan penggusuran kepada para petani langkat pada November 2016 dan Maret 2017. Akibatnya para petani kehilangan rumah dan lahan untuk bercocok tanam. Hal tersebut dilakukan pemerintah untuk membangun bandara dengan tujuan memudahkan transportasi.
Pada poin ketiga dari nawacita disebutkan menolak menjadi negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Akan tetapi sampai saat ini penegakan hukum di Indonesia bisa dikatakan masih kurang memuaskan. Contohnya penegakan hukum tentang korupsi. Penegakan hukum tentang korupsi saat ini masih tergolong lemah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Belum ada perubahan yang berarti tentang penegakan hukum dalam korupsi. Terbukti dengan semakin banyaknya kasus korupsi yang terjadi. Belakangan ini banyak kasus korupsi yang dilakukan para Kepala Daerah danhal tersebut hampir saja mengganggu pilkada serentak.
Beberapa hal diatas membuat para generasi milenial yang kebanyakan adalah anak muda ikut memberi tanggapan.Mereka melontarkan pendapatdengan cara mengomentari postingan Jokowi di akun sosial pribadinya yaitu instagram, youtube, dan twitter. Warganet terutama dari kalangan milenial banyak berkomentar mengenai hasil kerja Jokowi. Komentar-komentar dari warganet rata-rata mengapresiasi hasil kerja jokowi. Akan tetapi tidak jarang pula yang mengkritik beliau. Selain di instagram warganet juga mengomentari hasil kerja jokowi melalui twitter. Jokowi juga sering membagikan aktivitas sehari-hari melalui vlog pribadi miliknya. Masyarakat dapat melakukan tanya-jawab kepada Jokowi. Keramahan Jokowi di sosial media didukung oleh sifat sederhananya membuat banyak kalangan anak muda mengaguminya. Meski demikian banyak pula yang masih belum puas dengan hasil kerja beliau. Hal tersebut dikarenakan janji-janji Jokowi masih belum sepenuhnya terealisasi.
Salah satu janji yang belum dapat terealisasi sepenuhnya adalah masalah korupsi. Masalah korupsi masuk ke dalam poin ketiga Nawacita. Saat ini banyak kasus korupsi yang terjadi namun hukuman terhadap pelaku korupsi masih kurang tegas. Ketidaktegasan tersebut terlihat dari banyaknya koruptor yang dijatuhi hukuman lebih ringan dari yang seharusnya.
Kekurangan kinerja dalam pemerintahan Jokowi tersebut dapat menjadi penghambat untuk meraih kemenangan pada pemilu 2019. Terlepas dari hal itu, setiap partai pasti telah menyiapkan banyak strategi.Strategi setiap partai dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan saat mendekati pemilu. Tindakan-tindakan tersebut di antaranya mendekati masyarakat kelas menengah kebawah dan mengumbar janji-janji manis. Mengumpulkan banyak simpatisan supaya mendapatkan banyak dukungan saat Pilpres. Selain itu banyak dari mereka mendekati kalangan muda untuk meraih simpati dan empati. Simpati dan empati dari kalangan muda sangat penting untuk memenangkan pemilu. Pemikiran kalangan muda saat ini begitu dipertimbangkan karena dianggap kritis dan inovatif. Pemikiran yang kritis akan membuat masyarakat lebih hati-hati dalam memilih calon pemimpin.
Generasi milineal berharap calon pemimpin selanjutnya tegas menghadapi korupsi dan menerapkan Pancasila dengan sunguh-sungguh. Presiden Jokowi diketahui akan mencalonkan diri lagi dalam pilpres 2019 nanti. Selain itu, Prabowo Subianto juga akan kembali mencalonkan diri menjadi presiden setelah gagal dalam pilpres 2014 lalu. Para generasi milenial berharap kinerja pemerintahan akan lebih baik di masa mendatang. Mereka ingin supaya piplres 2019 dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada permasalahan yang dapat mengganggu jalannya pilpres 2019.Dilaksanakan dengan Luber Jurdil. Tidak ada lagi kejadian walk out yang dilakukan oleh saksi dari calon presiden dan wakil presiden saat perhitungan hasil suara pemilihan. Diharapkan siapapun yang akan mencalonkan diri menjadi presiden dalam Pilpres 2019 akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju lagi.

——– *** ———

Tags: