Ketika Makna Ucapan Lebaran Kian Terkikis

Dr-MachsusOleh :
Dr  Machsus, ST, MT
Ketua Program Studi Diploma Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebaran idul fitri akan tiba sebentar lagi. Setiap menjelang idul fitri, kita akan kebanjiran kiriman pesan permohonan maaf lahir dan batin melalui berbagai media seperti SMS, MMS, WhatsApp, LINE, BBM dan media sosial lainnya. Aktivitas yang terjadi saat lebaran ini tentu tak lepas dari semakin banyaknya pengguna smartphone yang memberikan kemudahan menyampaikan permintaan maaf pada semua orang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat untaian permohonan maaf bisa dilakukan dengan sangat mudah. Hanya dengan sekali copas (copy-paste), lalu “klik” broadcast (satu pesan ke banyak nomor), maka ucapan lebaran bisa sampai pada seluruh nomor kontak yang tersimpan di smartphone kita. Lantas, apakah fenomena ini tidak mengakibatkan makna ucapan lebaran menjadi kian terkikis?
Fenomena ini menarik untuk dicermati mengingat saat ini kehadiran teknologi informasi sudah dianggap sebagai kebutuhan primer oleh masyarakat. Kini, tingkat ketergantungan masyarakat terhadap perangkat teknologi infromasi semakin tinggi, sehingga semakin banyak orang yang tak bisa terpisah dari smartphone-nya. Ketika mencari informasi, mereka tak lagi terpaku pada media konvensional, melainkan mulai terbiasa mencari informasi melalui media internet dengan menggunakan perangkat smartphone dan atau gadgets-nya.

Generasi Digital
Kecenderungan ini sejalan dengan pandangan Alvin Toffler tentang Tiga Gelombang. Dalam bukunya, The Third Wave (1986), Alvin Toffler membagi sejarah perkembangan umat manusia menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama adalah masyarakat agraris, gelombang kedua aalah masyarakat industri, dan gelombang ketiga adalah masyarakat yang berada di lingkaran teknologi informasi. Kecenderungan masyarakat mencari informasi melalui media internet dan berkomunikasi secara online menunjukkan bahwa masyarakat sudah memasuki gelombang ketiga sesuai dengan ramalan Alvin Toffler.
Sementara, John Palfrey dan Urs Gassers (2008) menyebut generasi yang lahir di era teknologi informasi ini dengan istilah generasi digital (digital natives). Karakteristik generasi digital adalah mereka yang mampu mengakses teknologi jejaring digital dan memiliki keterampilan dan pengetahuan teknologi. Selain itu, mereka mengutamakan kecepatan, maklum mereka hidup di era internet, dimana komunikasi dapat dengan cepat dilakukan dan informasi sangat cepat tersebar. Konsekwensinya, mereka cenderung untuk melakukan segala hal dan menginginkan sesuatu dengan cepat. Dalam konteks ucapan lebaran pun sangat boleh jadi mereka memiliki mindset serupa, sehingga penyampaian permohonan maaf lahir dan batin dapat dilakukan dengan cepat melalui pesan massal (broadcast massege) dari smartphone-nya.
Kecenderungan ini tentu tak lagi dapat dibendung, karena perkembangan teknologi informasi memang banyak memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia. Penyampaian permohonan maaf lahir dan bathin saat lebaran melalui pesan massal (broadcast massege) adalah salah satu contoh nyata kemudahan yang telah kita rasakan. Model penyampaian ucapan lebaran seperti ini tentu sangat mudah, karena kita tak lagi perlu mengeluarkan energi dan biaya besar untuk berkunjung dan bertemu fisik, lalu bersalam-salaman sekaligus menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin. Kini tradisi penyampaian ucapan lebaran secara offline seperti ini mulai digantikan dengan penyampaian ucapan lebaran secara online, yakni cukup dengan kirim pesan melalui smartphone, maka kita pun seakan sampai di tempat tujuan. Kemudahan makin tampak jelas bila dibandingkan dengan era sebelumnya ketika kita mengirim dan atau menerima ucapan permintaan maaf pada hari raya Idul Fitri, dalam bentuk kartu ucapan lebaran.

Maknanya Terkikis
Kemudahan teknologi informasi sebagai media penyampaian ucapan lebaran memang terkesan selalu menguntungkan, namun sejatinya juga berpotensi merugikan karena makna ucapan lebaran bisa terkikis. Permohonan maaf lahir bathin yang disampaikan secara langsung dengan bersalaman tentu akan memiliki makna yang lebih dalam, ketimbang hanya disampaikan melalui broadcast massege yang tentunya tidak bertemu fisik secara langsung. Meski redaksi ucapan lebarannya sama, tentu makna yang dirasakan tentu tidak akan sama. Kita pun juga akan merasa hambar jika menerima ucapan lebaran via broadcast massege, dan juga kurang berselera untuk membalasnya.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa kemudahan teknologi informasi dapat mempengaruhi perilaku sosial, yang pada gilirannya berdampak pada kian terkikisnya jiwa sosial pada generasi digital. Beberapa penelitian dan pemberitaan menunjukkan justru generasi digital seperti inilah yang rentan terkena dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih. Menurut hemat penulis, sejatinya memanfaatkan kemudahan teknologi informasi itu tidak masalah, namun bisa menjadi masalah jika penggunaannya dilakukan secara membabi-buta.
Contohnya, dengan mengirim ucapan lebaran melalui fasilitas broadcast massege, maka semua nomor kontak yang tersimpang di smartphone-nya akan menerimanya, padahal mereka belum tentu semuanya memiliki keyakinan atau agama yang sama. Jadi, penggunaan teknologi secara membabi-buta seperti ini menjadi tidak pas. Selain itu, pengiriman pesan secara “borongan” (broadcast) membuat lalu lintas informasi menjadi semakin padat, dan memicu terjadinya kelebihan (overload) penggunaan jaringan saat lebaran.
Idealnya, aktifitas meminta maaf saat idul fitri dilakukan dengan bertemu secara langsung jika memang memungkinkan. Namun, jika tidak memungkinkan baru menggunakan fasilitas teknologi informasi. Meskipun menggunakan perangkat teknologi informasi, tapi pilihlah fasilitas yang bersifat personal, misalnya dengan menggunakan sms, chatting atau telephone. Jadi sebaiknya hindari menggunakan fasilitas broadcast. Mengingat ucapan minta maaf itu bersifat personal, tentu akan lebih baik lagi jika pada redaksi juga dituliskan nama orang yang dituju, kecuali ucapan lebaran itu akan dikirim atau di-posting pada group-group komunitas.
Marilah Berkirim Ucapan Lebaran Yang Bermakna !

Tags: