Oleh :
Heru Patria
(1)
Seiring …
Tenggelamnya mentari di ufuk barat
Kusaksikan
cintamu lenyap ditelan fatamorgana
Saat itu …
Ingin kukejar bayangmu
Namun sayang malam keburu datang
Menutup hatimu
Hingga aku kehilangan jejak
Dalam relung gelap cintamu
Ku tak tahu lagi
Ke mana ku harus menyeret langkah
Blitar, 2022
(2)
Napas ini,
Sedetik pun tak hendak usai
Menyebut dan memanggil namamu
Dalam batas waktu
Rindu yang tak tentu
Sebagai awal perjalanan panjang
Untuk melangkah dan menegur sapamu
Dalam rangkum keabadian
Menunggu kepastian
Yang tak pernah kau berikan
Blitar, 2022
(3)
Sekeping hati berbalut lara
Menapaki jalan sunyi dan nestapa
Mengurai air mata
Menjadi rangkaian kata
Kesendirian yang menyapa
Menjelma jadi puisi patah hati
Tanpa keluh kesah mewarnai
Sesal terwakili oleh barisan diksi
Lalu burung-burung kecil terbang rendah dan bertanya
Apa makna putus cinta bagi seorang pemulung kata
Satu jawaban membuat banyak orang tak percaya
Patah hati menjadi waktu panen untuk berkarya
Kesedihan adalah lumbung inspirasi terindah
Tangisan menjadi sumber ide tanpa kata sudah
Kesendirian menjadi motivasi lahirnya ribuan diksi
Kekecewaan merupakan dorongan kuat untuk berekspresi
Namun hanya angin senja yang bisa menyadari
Bahwa patah hatinya seorang penyair adalah rejeki
Melampiaskan kecewa dalam bentuk karya jadi tradisi
Bentuk nyata meningkatnya kompetensi diri
Bagimu yang pernah menorah luka di hati penyair
Jangan pernah harap kisahmu akan dapat berakhir
Bisa jadi namamu akan terus abadi menghias karya
Sebagai pecundang yang suka permainkan cinta
Blitar, 2022
(4)
Seorang penyair mabok puisi
Setelah menenggak secawan diksi
Beraroma wishky merk luar negeri
Yang dia beli dari laman gawai
Setiap bait alkohol yang dia tuangkan
Meracuni otak dengan residu kenangan
Tentang kembang desa beraroma mawar
Yang pernah menyemai asa hingga mekar
Rima patah hati dari sebotol nurani
Terbang dalam gelas-gelas kekecewaan diri
Melangkah limbung susuri jalan sepi
Berharap kisahnya hanya sebatas miimpi
Ketika seorang penyair sedang patah hati
Diksi mudah menjelma jadi racun nadi
Bait-bait puisi menjadi sebilah belati
Menyayat mimpi melahirkan elegi
Blitar, 2022
Tentang Penulis :
Heru Patria
Nama pena dari Heru Waluyo seorang novelis dari Blitar yang juga suka baca dan nulis puisi. Puisi dan cerpennya banyak dimuat di buku antoloi nasional serta berbagai media cetak dan online. Novel terbarunya berjudul Dalbo : Basa Basi Bumi (Elexmedia, 2021) dan Kerontang Kesaksian Pohon (Hyang Pustaka, 2022). Buku puisinya yang baru terbit berjudul Senyawa Kopi Sekeping Hati (IA Publisher, 2021).
———- *** ————