Ketika Soedroen, Paguyuban Eks Pejabat Pemprov Jatim Kembali Bertemu

Mantan Gubernur Jatim Pakde Karwo memberi ucapan selamat Ultah dan karangan bunga kepada mantan Gubernur H Imam Utomo yang berulang tahun pada bulan Mei ini.

Anggota Semakin Bertambah, Terus Ingatkan Tujuan Berkumpul Bukan untuk Politik
Kota Surabaya, Bhirawa
Soedroen, paguyuban yang dibentuk sejak tiga tahun lalu oleh sejumlah eks pejabat Pemprov Jatim itu masih bertahan hingga kini. Bukannya semakin berkurang, anggota Soedroen justru terus bertambah seiring bergabungnya sejumlah tokoh penting yang pernah ada di Pemprov Jatim. Mantan Gubernur Jatim H Imam Utomo dan Dr H Soekarwo pun tak segan menyebut diri mereka Soedroen.
Suasana akrab terasa kental ketika sejumlah mantan petinggi Pemprov Jatim itu berkumpul dalam rangka halal bihalal, Selasa (24/5), di Hotel Novotel Surabaya. Mereka yang tergabung dalam Soedroen tersebut merupakan para pensiunan pejabat setingkat eselon II, eselon I dan para Gubernur Jatim dan wakilnya. Para anggota biasa menyebut mantan Gubernur Jatim ini sebagai sesepuh.
Saling bertanya kabar, bercanda tawa dan tampil untuk menghibur rekan-rekanya. Termasuk kejutan yang sengaja disiapkan untuk para anggota Soedroen yang sedang berulang tahun di bulan Mei ini. Salah satunya ialah Gubernur Jatim H Imam Utomo. Ada rangkaian bunga, kue tar, hingga lagu selamat ulang tahun yang membuat suasana semakin pecah.
Momen tersebut cukup istimewa, lantaran dua gubernur sekaligus wakilnya dapat bertemu dalam satu kesempatan. Tak terkecuali para mantan Sekdaprov Jatim seperti Dr Rasiyo, Dr Sukardi dan Dr Heru Tjahjono yang baru saja pensiun dan langsung menjadi bagian dari Soedoren.
Pakde Karwo, sapaan akrab mantan Gubernur Jatim dua periode tersebut mengakui, Soedroen ini seperti tidak ada lelah-lelahnya. Karena sejak pukul 01.00 WIB, aktifitas di Whatsapp Group (WAG) sudah mulai hingga tutup hari berikutnya pukul 24.00 WIB.
“Semangatnya itu luar biasa. Kalau ada temannya sakit dimana pasti ada yang menjenguk. Ada yang meninggal di daerah mana saja pasti ada yang takziah. Silaturahmi ini sangat kuat di antara kita,” tutur Pakde Karwo.
Hiruk pikuk di jejaring sosial yang saat ini menjadi ruang utama komunikasi Soedroen tetap harus diperhatikan. Pakde Karwo mengingatkan agar anggota Soedroen tetap berhati-hati dan bijaksana. Karena menurutnya, sebagian dari media sosial itu menguntungkan dan sebagian lagi menghancurkan.
“Perkembangan teknologi itu luar biasa. Sesuatu yang tidak benar bisa menjadi benar karena berulang kali disampaikan lewat medsos. Karena membedakan yang hoaks dan tidak sekarang semakin sulit,” ujar Pakde Karwo.
Hal senada diungkapkan mantan Gubernur Jatim H Imam Utomo. Pihaknya mengaku termasuk yang agak terlambat dengan perkembangan fitur HP. Namun, pihaknya tidak pernah melewatkan aktifitas di WAG Soedroen mulai pukul 01.00. “Biasanya pas jam 1 Pak Mashuri yang memulai. Terus berlanjut hingga jam 03.330 itu sudah sampai 160 chat biasanya,” tutur Imam Utomo.
Kendati cukup ramai, Imam Utomo merasa nyaman karena tidak ada pembahasan politik di dalamnya. “Saya setuju kalau silaturahmi ini lepas dari urusan politik. Karena kalau ada yang berbau politik pasti langsung saya tanya,” tutur Imam Utomo.
“Saya juga ada grup lagi perkumpulan pensiunan. Tapi pembahasan politiknya kadang terlalu tinggi. Jadi saya lebih memilih Soedroen karena di grup banyak berisi mendoakan satu sama lain,” sambung dia.
Sebagai orang yang pernah menjadi bagian penting dari perjalanan Pemprov Jatim, Imam juga berharap provinsi ini akan semakin maju dan lekas bangkit setelah menghadapi pandemic Covid-19. “Selama ini kita juga selalu aktif memberikan masukan saran untuk Pemprov Jatim. Karena kita semua berharap yang terbaik untuk Jatim di masa mendatang,” tutur Imam Utomo.
Sementara itu, salah satu inisiator Soedroen Dr Harun MSi mengatakan, anggota komunitas tersebut terus bertambah seiring bertambahnya jumlah pejabat yang pensiun di Pemprov Jatim. Saat ini sudah tercatat ada 152 orang anggota. Namun, 12 di antaranya telah meninggal dunia.
“Sudah tiga tahun berjalan dan hubungan kita semakin dekat. Bahkan mulai tahun ini tidak hanya pejabatnya yang menjadi anggota Soedroen melainkan juga istri-istrinya,” tutur Harun yang kini aktif menjabat Sekretaris KONI Jatim.
Menurut Harun, tidak mudah mempertahankan perkumpulan yang tidak memiliki tujuan khusus. Namun, justru itu menjadi kelebihan Soedroen. Karena masing-masing anggota tidak memiliki kepentingan khusus sehingga hubungan dapat terus terjalin.
“Kepentingan kita hanya untuk menjalin silaturahmi secara berkelanjutan, saling mendo’akan, saling memotivasi, saling berbagi rasa satu sama lain,” pungkas mantan Kepala Dinas Pendidikan Jatim tersebut. [Adit Hananta Utama]

Tags: