Ketika Tukang Bangunan Mengikuti Lomba Konstruksi

Para pekerja konstruksi yang menang dalam lomba pekerja konstruksi tingkat Provinsi Jatim berfoto bersama.

Diikuti 152 Tukang Profesional, Pemenang Wakili Jatim di Tingkat Nasional
Pemprov Jatim, Bhirawa
Grogi itu pasti, sebab aktivitas yang dilakukan ratusan tukang bangunan ini tidak biasanya. Jika sehari-hari berkutat langsung dengan bahan bangunan, kabel-kabel kelistrikan ataupun besi, kali ini mereka harus berfikir memeras otak untuk mampu menjawab pertanyaan yang diajukan juri.
Pekan lalu, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP dan CK) Provinsi Jatim memang menyelenggarakan lomba pekerja kontruksi tingkat provinsi Jatim. Sebanyak 152 tukang ikut berpartisipasi yang dibagi menjadi empat bidang yang diperlombakan. Yaitu tukang batu, tukang besi, tukang keramik, dan tukang listrik.
Sebelum mereka berlaga dalam lomba yang berlangsung pada hari kedua, pada hari pertama, mereka juga mendapatkan beberapa materi terlebih dahulu baik dari berbagai narasumber. Mereka nampak antusias dan serius mengikuti dari awal hingga akhir kegiatan.
Hari kedua, perlombaan dimulai dengan ketat dengan dibatasi oleh waktu. Selanjutnya, para juri langsung meninjau dan menilai masing-masing kinerja dari para tukang tersebut. Adanya yang memasang instalasi, memasang batu bata, hingga memasang keramik.
Hari ketiga, akhirnya diumumkan nama-nama pemenang lomba tersebut. Untuk juara umum Kabupaten Ponorogo dengan pengumpulan satu medali emas (tukang batu) dan dua perak (tukang keramik dan listrik), sedangkan juara kedua kota Blitar dengan satu emas (tukang listrik) dan satu perunggu (tukang besi). Untuk juara tiga Kota Malang, satu emas (tukang besi) dan dua perunggu (tukang batu dan keramik)
Sedangkan juara satu,  masing-masing bidang, untuk  kategori tukang batu diraih Wiwing Prasetyo asal Kabupaten Ponorogo,  tukang keramik diraih Eko Purwanto Kabupaten Tulungagung, tukang besi diraih Hari dari Kabupaten Malang, dan tukang listrik diraih Arif Mashudi dari Kota Blitar
Juara 1 tukang besi, Hari (35) merasakan bangga bisa menang dalam lomba tingkat provinsi tersebut. Ia juga tidak menyangka kalau memenangka  lomba itu, karena ia hanya berpanduan dengan gambar beserta petunjuknya. “Ini pertama kali mengikuti lomba ini,” katanya yang bekerja di salah satu CV selama lima tahun.
Pengalamannya menjadi tukang besi diawalinya bekerja sebagai tenaga serabutan, selanjutnya ia mengikuti kakaknya dan melihat cara bekerja sebagai tukang besi. “Akhirnya mendapatkan pengalaman ini,” katanya mempunyai satu putri dan tinggal di Raya Gondowangi Kecamatan Wage, Kabupaten Malang.
Sementara, juara satu tukang listrik, Arif Mashudi (40) mengatakan, selama berlomba diakui tidak ada kesulitan sama sekali. “Memang penerapan antara sewaktu bekerja dengan yang diperlombakan memang beda. Namun, ternyata bisa memenangkan lomba ini,” ujarnya.
Diakuinya, kalau mengikuti lomba dan bersaing dengan banyak tukang membuat ada rasa grogi pada dirinya. “Dari semua peserta yang terbaik itu banyak, tapi kualitas atau apanya dari mereka itu, saya juga tidak tahu. Yang penting dalam lomba saya kerjakan sesuai aturan sendiri dan yang ada,” katanya yang lulusan STM dan bereksperimen mengutak atik instalasi rumah sendiri.
Masing-masing dari juara satu ini berharap, mereka tetap akan bersemangat dan selalu belajar untuk menutupi kekurangan serta berlatih terus menerus. “Kami tetap akan berupaya untuk bisa membanggakan nama Jawa Timur kembali,” ujarnya.
Salah satu juri, Amin Zainullah SPd ST MT yang juga salah satu asesor LPJK dan BNSP sekaligus ketua DPD Persatuan Insinyur Profesional Indonesia (PIPI) mengakui kalau event lomba pekerja konstruksi tersebut bisa dikatakan skala nasional.
“Saya melihat event lomba pekerja kontruksi tingkat provinsi tapi sudah beraroma nasional. Tingkat keseriusan peserta luar biasa, bersemangat, tidak pantang menyerah, dan sportif dengan kondisi apapun juga menerima apa adanya,” katanya.
Amin juga memberikan pesan untuk juara pertama yang akan menjadi perwakilan provinsi untuk menyiapkan mental yang kuat dan melengkapi peralatannya. “Kalau bisa peralatannya diperlengkap dan selalu berlatih terus menerus. Uang hadiah dari tingkat provinsi ini jangan dihabiskan untuk keperluan lain tapi untuk membeli perlengkapan dulu demi kemajuan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala DPRKP dan CK Provinsi Jatim melalui Kepala UPT Informasi Teknologi Bangunan Perumahan dan Permukiman, Ir HM Tanzil Furqon MMT mengatakan, kekalahan Jatim dalam lomba pekerja konstruksi tingkat nasional selama tiga kali tersebut, ternyata sebelumnya mengirimkan peserta hanya asal comot.
Menilik hal itu, maka kini kembali diselenggarakan lomba pekerja konstruksi tingkat provinsi agar bisa menjaring peserta untuk dikirimkan ke tingkat nasional. “Adanya lomba pekerja kontruksi tingkat provinsi ini, maka perwakilan Jatim harapkan bisa memenangkan kembali ditingkat nasional dan kita akan pertahankan kembali,” ujarnya.
Persiapan bagi peserta untuk menjadi perwakilan, lanjutnya, nantinya pihaknya akan menjembatani pendidikan dan latihan bagi peserta. “Rencananya kita juga kerjasama dengan LPJK (lembaga pengembangan jasa konstruksi, red). Kita tetap berikan sentuhan dan polesan agar bisa memenangkan kejuaraan pekerja konstruksi,” katanya.
Ia juga berharap, tidak hanya provinsi, namun masing-masing kabupaten/kota memberikan sertifikat pada tukang-tukangnya karena memang kinerjanya banyak yang bagus. “Kita yakin pekerja konstruksi asal Jatim luar biasa dan bagus. Terbukti dalam lomba, semuanya mendapat nilai bagus dan bersaing dengan ketat,” ujarnya. [Rachmat Caesar BSW]

Tags: