Ketua Cabor Gulat dan Sambo Kab Malang Bangun Camp Gulat Mandiri

Atlet Gulat saat berlatih di Camp Gulat milik Sulastiman di Desa Tulus Besar, Kec Tumpang, Kab Malang. [cahyono]

Masih Dibutuhkan Campur Tangan Pemerintah untuk Tingkatkan Prestasi Atlet
Kab Malang, Bhirawa
Atlet Kabupaten Malang pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 telah mengharumkan nama kabupaten setempat. Di ajang PON ini atlet Kabupaten Malang telah meraih 38 medali, baik itu emas, perak maupun perunggu, yang mana Jawa Timur (Jatim) sebagai juara tiga. Sehingga ini membuktikan di Kabupaten Malang selama ini sebagai gudang atlet yang berprestasi.
Meski disisi lain, anggaran pembinaan atlet dan pelatih jauh dari harapan namun tak menyurutkan semangat para atlet untuk berlatih, tapi yang dimiliki hanya semangat untuk menang disetiap bertanding. Sementara, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Malang sebagai lembaga pencetak atlet tak bisa maksimal dalam memberikan fasilitas karena keterbatasan anggaran. Sedangkan jumlah Cabang Olah Raga (cabor) yang tergabung KONI Kabupaten Malang sebanyak 53 Cabor dan anggaran yang didapat hanya Rp1,9 miliar.
Hal ini dibenarkan, Ketua Cabor Gulat dan Sambo KONI Kabupaten Malang, Sulastiman, Minggu (24/10) kepada Bhirawa. Menurutnya, anggaran KONI Kabupaten Malang di tahun 2021 ini sangat minim. Sehingga masing – masing Ketua Cabor harus mempunyai jurus tersendiri dalam melatih atlet. Meski, dalam keterbatasan anggaran, namun tidak menyurutkan para atlet dalam berlatih. Dan ini dibuktikan, jika atlet Kabupaten Malang di PON XX Papua 2021 lalu berhasil meraih 38 medali.
Seperti, atlet gulat asal Kabupaten Malang telah meraih dua medali emas dan satu perunggu, yakni Shinta Eka Arfenda dan Varadisa Septi Putri masing-masing memperoleh medali emas, dan Mutiara Ayuningtyas memperoleh medali perunggu. Sedangkan dari ketiga atlet tersebut berasal dari Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Prestasi yang sangat luar biasa yang mereka dapat, yang mana telah mengukir sejarah dalam keoalahragaan di Kabupaten Malang.
“Mengingat keterbatasan anggaran untuk berlatih, tapi mereka bisa memperoleh medali di PON Papua,” paparnya.
Sulastiman yang juga sebagai guru olahraga di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tumpang, Kecamatan Tummpang Kabupaten Malang ini menambahkan, jika saat ini dirinya telah memiliki 19 orang atlet yang terdiri dari pelajar SMP, SMA hingga mahasiswa. Dari beberapa atlet itu sebagai anak yatim, yang dalam sisi ekonomi orang tuanya kurang beruntung. Namun, mereka memiliki semangat yang begitu besar dalam berlatih, yang kesemuanya ingin menjadi yang terbaik dan bisa mengharumkan nama Kabupaten Malang, baik dalam laga nasional maupun internasional.
Sulastiman berharap, kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang agar lebih meningkatkan perhatian prestasi olahraga Kabupaten Malang. Karena tahun 2022 mendatang, atlet Kabupaten Malang juga akan bertanding di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII. Dalam Porprov KONI Kabupaten Malang menargetkan masuk tiga besar.
“Kami sangat optimis jika Kabupaten Malang di Porprov Jatim VII Jember masuk tiga besar. Karena sudah dibuktikan di PON Papua, atlet Kabupaten Malang membawa pulang 38 medali,” terang Sulastiman.
Perlu diketahui, Sulastiman telah merogok sakunya untuk membangun Camp Gulat secara mandiri tanpa ada bantuan dari Pemerintah Daerah, yang dibangun di Desa Tulus Besar, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Untuk menuju Camp Gulat harus melalui jalan setapak sepanjang 300 meter, karena lokasinya curam dan tanpa ada fasilitas yang memadai, termasuk fasilitas air. [cyn]

Tags: