Ketua Dewan Koperasi Indonesia Sarankan Koperasi Segera Lakukan Digitalisasi

Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Dr. Sri Untari Bisowarno MAP

Kota Malang, Bhirawa
Resesi akan terjadi, ketika pertumbuhan ekonomi sebuah negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut. Badan Pusat Statistik pada awal Agustus lalu mengumumkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok ke posisi minus 5,32 persen.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Dr. Sri Untari Bisowarno MAP, mengutarakan, pemerintah harus membuat sejumlah kebijakan untuk menyelamatkan koperasi Indonesia.

Menurut Sri Untari, melalui, Kementerian Koperasi dan UKM pemerintah telah membuat sejumlah langkah diantaranya relaksasi pajak dan bantuan pinjaman modal melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

“Mau tidak mau suka tidak suka semua menghadapi resesi. Kementerian koperasi sudah melakukan berbagai langkah. Salah satunya relaksasi pajak, LPDB Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk koperasi,” kata Sri Untari Rabu (7/10) kemarin.

Wanita yang meriah gelar Doktor Pemberdayaan itu mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menahan resesi.

Khusus untuk Koperasi, lanjut Sri Untari, Pemerintah menyediakan bantuan sebesar Rp1 Triliun. Bahkan LPDB Koperasi UMKM telah memangkas sejumlah aturan permodalan dari sebelumnya 18 syarat menjadi 3 syarat saja.

“Itu upaya menahan resesi bahwa pedagang super mikro kesulitan dan terdampak. Back up Pemerintah harus sangat kuat untuk membuat permodalan kembali,”tutur Untari.

LPDB dengan bunga 3 persen menurut dia, sudah sangat tepat, kalau perlu diberi masa tenggang 6 bulan tidak membayar.

“Jadi kalau kita mau mengatasi resesi melalui ekonomi mikro, salah satu caranya itu agar tidak semakin terpuruk,” ujar Sri Untari.

Langkah internal yang ditempuh Dekopin adalah menyarankan kepada seluruh anggotanya untuk segera melakukan digitalisasi koperasi. Dalam kondisi pandemi kegiatan tatap muka dibatasi, sehingga aktivitas simpan maupun pinjam saat ini berbasis online.

Diakui Sri Untari, saat ini baru 15 persen saja Koperasi yang telah melakukan digitalisasi. Salah satunya koperasi milik yang dia pimpin, yakni koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malanh.

Tidak hanya meliputi aktivitas anggota koperasi. Website atau aplikasi yang dibuat oleh Koperasi juga bisa menjadi tempat berjualan produk. Sehingga memudahkan anggota dalam memasarkan produk.

Digitalisasi Koperasi, terang dia, menjadi fokus Dekopin. Karena di Indonesia baru Koperasi yang besar, karena sadar digitalisasi itu penting.

“Saya minta anggota Dekopin untuk segera masuk dalam dunia digitalisasi. Karena kalau kita tidak masuk ke dunia digitalisasi kita akan menjadi fosil,”tukas Sri Untari.

Dalam situasi pandemi COVID-19 dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Digitalisasi dianggap sebagai solusi. Karena tidak membutuhkan biaya yang cukup besar. Anggota koperasi cukup memanfaatkan aplikasi yang disediakan pengurus koperasi.

“Fokus saya di Dekopin adalah digitalisasi agar koperasi sadar dengan dunia digital. Karena dalam kondisi yang sekarang, ekonomi melambat. Dan jika kita tidak mampu menguatkan digitalisasi, ini akan membuthkan biaya yang besar. Dengan digitalisasi ini akan murah,” kata Sri Untari.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih berharap tahun ini perekonomian Indonesia bisa keluar dari resesi. Dia telah memperkirakan, pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia akan minus 2,9 persen hingga minus 1 persen. Sementara itu, keseluruhan tahun minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.

“Kita akan terus kerja sama dengan pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat dan dunia usaha agar Indonesia mampu bangkit kembali dari pada kuartal II perekonomian kontraksi 5,3 persen,” tutur Sri Mulyani. [mut]

Tags: