Ketua DPD PD Jatim: Terjadi Pergeseran Aliran Politik

Dewan Jatim Diprediksi Dikuasai PKB dan PDIP
Surabaya, Bhirawa
Tak hanya secara nasional, suara Partai Demokrat juga merosot di hampir seluruh kabupaten/kota di Jatim. Dan itu diakui Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum.  Dalam analisanya, semua ini tak lepas dari psikologis dan pandangan masyarakat terhadap parpol. Ditambah lagi dengan bergesernya aliran politik dalam masyarakat.
“Diakui atau tidak, kini masyarakat sudah jenuh terhadap parpol. Kondisi ini mempengaruhi psikologis pemilih dalam Pileg 2014 ini. Hal ini ditambah lagi dengan telah bergesernya aliran politik di masyarakat,”tegas Soekarwo yang juga Gubernur Jatim ini, Kamis (10/4).
Dia mencontohkan di Kabupaten Pamekasan yang selama ini pemenangnya partai berbasis Islam seperti  PPP, PKB atau PKNU, dalam Pileg 2014 kemarin justru bergeser ke PDIP. ”Selama ini di Madura, seperti Pamekasan yang menang adalah PPP, PKB atau PKNU. Pada Pileg kali ini partai yang mengusung nasionalis seperti PDIP justru mendapatkan suara tertinggi di sana,” katanya.
Begitupula di Jember yang biasanya dikuasai oleh partai berbasis Islam, kini berubah dikuasai Gerindra. Sementara Partai Demokrat (PD) yang pada Pileg 2009 di Pacitan mendapatkan suara yang cukup signifikan yaitu lebih 80 persen, kini turun. ” Di Pacitan Partai Demokrat masih menguasai, tapi persentasenya tidak sebesar dulu,” katanya.
Sementara Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji mengakui jika untuk sementara PDIP unggul. Namun demikian, pihaknya menginstruksikan kepada kader dan simpatisan untuk tetap mengawal perhitungan di tiap-tiap TPS di wilayah masing-masing.  “Alhamdulillah untuk sementara penghitungan di beberapa TPS, PDI Perjuangan menang di Jatim. Ini pertama kalinya PDI Perjuangan menang di Jawa Timur,” terangnya tanpa merinci perolehan suara di tiap Dapil.
Politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini menegaskan PDIP menang mutlak di Dapil 1, Dapil 5, Dapil 6. Di masing – masing Dapil tersebut, dia mengklaim bisa menyumbang 2 kursi di legislative, baik provinsi maupun DPR RI.
Terpisah, Petugas Harian Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Soepriyatno mengaku kaget ketika ditelepon melalui telepon genggamnya, jika di Jatim Partai Gerindra mampu masuk peringkat tiga besar, setelah PDIP dan PKB. ”Untuk sementara kami minta DPD kab/kota agar tetap pada posisi di daerah masing-masing untuk mengawal suara yang diperoleh Gerindra,”tegas pria yang juga Anggota DPR RI Komisi IX yang diklarifikasi lewat telepon genggamnya.
Mengingat, tambah Soepri hasil quick count tidak mencerminkan perolehan suara atau kursi sesungguhnya. Untuk itu setiap kab/kota diintruksikan untuk mengawal formulir C1 dan D1 sampai 15 Maret 2014. Di tahap ini biasanya banyak kecurangan di lapangan.

Dikuasai PKB dan PDIP
Meski perhitungan manual belum dilakukan, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf memiliki perhitungan sendiri, partai apa yang bakal menguasai kursi di DPRD Jatim. Mantan Sekjen DPP PKB ini memprediksi Dewan Jatim bakal dikuasai PKB dan PDIP.
“Dari hasil quick count yang saya ketahui, partai yang akan menguasai Jatim antara PKB dan PDIP. Dua partai ini akan saling bersaing ketat memperebutkan posisi pertama dan kedua,” kata Saifullah Yusuf  ditemui di Kantor Gubernur Jatim, Kamis (10/4).
Untuk posisi ketiga, menurut Gus Ipul akan diperebutkan tiga partai lainnya, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra dan Partai Golkar. Sedangkan partai lainnya posisinya tidak terlalu berbeda dengan hasil quick count nasional.
Sementara, menanggapi perolehan suara Partai Demokrat secara nasional yang jeblok, Gus Ipul menilai, Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kehilangan taring. Namun posisi SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden SBY dinilai tetap menjadi penentu atau King Maker kemenangan capres yang akan bertarung dalam pilpres, Juli mendatang.
“Dengan perolehan suara sekitar 10 persen berdasar quick count, di bawah PDIP yang sekitar 19 persen, Golkar 15 persen, dan Gerindra sekitar 12 persen, posisi Partai Demokrat tetap sangat menentukan,” ujarnya.
Menurutnya, SBY selaku Ketua Umum Demokrat dan Presiden selama dua periode tetap menjadi King Maker, dengan berbagai instrument dan jaringan yang dimiliki. SBY masih punya kekuatan untuk memenangkan capres.
“Nah, siapa capres yang dapat merebut hati SBY, dialah yang berpeluang besar menjadi Presiden berikutnya. Apakah Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo. Ini soal politik. Kita tidak tahu gimana hati SBY. Nanti semua parpol pasti koalisi,” tuturnya. [cty.iib]

Tags: