Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Kunjungi Probolinggo

KPAI bersama walikota Rukmini dan jajarannya lakukan rapat kordinasi.

(Pawai TK Bercadar Dinyatakan Selesai)

Kota Probolinggo, Bhirawa
KPAI masih terus mendalami pawai anak-anak TK yang bercadar dan membawa replika senjata di Probolinggo. Selasa (28/8) ketua KPAI Dr. Susanto MA bersama ketua Penerimaan laporan dan Penindakan Susiana berkunjung ke Probolinggo. Menyatakan kasus tersebut sudah clear cup.
Ketua KPAI Susanto mengatakan meski Kepala TK Kartika V-69 Hartati sudah dicopot akibat peristiwa ini, KPAI tetap ingin memastikan kejadian serupa tidak terulang. KPAI diterima Wali Kota Probolinggo Hj. Rukmini beserta jajaran Muspida dan instansi terkait lainnya.
“Upaya pendalaman ini penting agar clear dan tidak simpang siur,” kata Susanto.
Untuk itu KPAI mendorong agar pemerintah kota terus mengawal satuan pendidikan agar meningkatkan kegiatan-kegiatan yang berwawasan karakter dan ramah anak. KPAI juga meminta pemkot mencegah kegiatan-kegiatan yang kontroversial serta merugikan tumbuh kembang anak.
“KPAI juga meminta dinas pendidikan melakukan pembinaan kepada satuan pendidikan agar mengembangkan model-model kegiatan yang inovatif, berwawasan kebangsaan dan sesuai konteks lokal Indonesia,” paparnya.
Sebenarnya apa yang terjadi itu setelah kami berada di kota Probolinggo selama dua hari sejak Senin (27/8) hingga saat ini dilakukan rapat kordinasi, terungkap bahwa semua itu akibat dari mis kontek ataupun mis komunikasi. Melihat semangatkanya bagus. Hal ini sebagai pembelajaran bagi semuanya, khususnya terhadap sekolah anak usia dini lebih khusus lagi TK. TK Kartika yang berada di naungan Kodim 0820, paparnya.
Untuk itu pada anak yang harus dibangkitkan adalah semangat Nasionalismenya, karena dengan naiknya gaya hidup saat ini mengakibatkan semakin berkurangnya nasionalisme, khususnya terhadap anak-anak.
“Kami nyatakan kegiatan yang telah viral tersebut sebenarnya tidak ada factor kesengajaan, hanya saja ada yang memanfaatkan situasi yang menjadi korban TK. Kartika,” jelasnya.
Susiana menambahkan, apa yang dilakukan KPAI ke kota Probolinggo oni sebagai bentuk pengawasan. Melalui rapat kordinasi ini diharapkan tidak akan semakin meluas permasalahannya, kami bias memblokirnya, dengan demikian permasalah ini sudah clear cup tegasnya.
Untuk itu diharapkan kedepan agar berhati-hati dalam hal pemakaian atribut dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh dinas pendidikan dan dinas lainnya, demi menjaga kota Probolinggo tak terjadi masalah lagi, paparnya.
Walikota Rukmini menegaskan, sebenarnya permaslahan tersebut sudah clear, bahkan situasinya sudah aman dan kondusif kota Probolinggo ini.
“Namun di Jakarta saja yang masih ramai. Kami sendiri tidak mengira akan ada kejadian ini apa lagi menjadi viral di metsos. Dari awal pemerintah kota sudah melakukan kordinasi utuk menyelesaikannya,” ujar Wali kota.
Berbagai upaya untuk menangani masalah anak, kami sudah lakukan secara maksimal, mulai dari penanganan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas kesehatan, di kota Probolinggo ini terdapat 218 posyandu dan 68 kelompok masyarakat. Dispenduk capil telah melakukan penanganan administrasi kependudukan inklut tiga kartu yakni akte kelahiran, kematian dan indentitas anak, jelasnya.
Dishub sudah melakukan yag terbaik dengan penanganan terhadap subsidi angkutan sekolah dengan bekerjasama angkutan kota bagi pelajar yang anggarannya cukup besar yang mana untuk kebaikan anak di kota Probolinggo, Satpol PP dan dinas lainnya termasuk Dinas Pendidikan, tandasnya.
Tak ada kesengajaan mengenai radikalisme apa lagi masalah teroris, kami sudah selidikan bersama Polres dan Kodim serta depag. Bahkan Polres telah memeriksa sang kepala sekolah, hasilnya apa yang terjadi itu tidak ada hubungannya dengan radikalisme, apa lagi hubungannya dengan teroris, namun karena sang kepala sekolah lalai maka dinas pendidikan mencopotnya, tambahnya. (Wap)

Tags: