Ketua RW-RT Kel.Sememi Surabaya Mundur

2-griyaSurabaya, Bhirawa
Karena masalah portal kampung dan perumahan sejumlah ketua RW dan ketua RT  di  Kelurahan Sememi Kecamatan Benowo ramai-ramai mengundurkan. diri.
Menurut mereka aksi undur diri ini dipicu sikap arogan Camat Benowo dan Lurah Sememi membuka paksa portal akses jalan ke perumahan Griya Cipta Asri yang selama ini menjadi biang keributan antara warga perumahan dan kampung. Adapun yang sudah mengundurkan diri adalah Ketua RT 1, RT 5 serta Ketua RW VII Kelurahan Sememi.
Menurut Ketua RW VII, Taufik Rochman, Camat Benowo Tommi dan Lurah Sememi Mustofa dianggap melecehkan pengurus RW dan RT dengan membuka paksa portal Perumahan Griya Cipta Asri di Sememi.
”Kita sebagai pengurus merasa dilecehkan, Camat dan Lurah mengambil keputusan sendiri meski belum ada mufakat,” kata Taufik Rochman, kepada wartawan Kamis (12/2).
Karena kecewa, Taufik langsung menyerahkan stempel RW VII kepada Sekretaris Kelurahan Sememi Hendri. ”Saya mundur. Buat apa kalau Camat dan lurah berjalan seenaknya sendiri,” kata Taufik.
Buntut dari persoalan itu adalah, warga RW VII Bandarejo Sememi menutup akses perumahan menuju kampungnya. Warga perumahan yang terdiri dari 7 RT pun gerah dan akhirnya ikut menutup akses. Kedua pihak pun saling memasang gembok di portalnya pada November 2014.
Warga Bandarejo meminta kompensasi. Dari Rp10 Juta kemudian minta Rp5 Juta. Namun warga perumahan menolak. Tak berselang lama, warga Bandarejo mendadak meminta portal dibuka semua.
”Kita siap membuka, asal orang yang bikin masalah itu meminta maaf. Mereka yang awalnya menutup kok, warga perumahan disalahkan,” kata Taufik dengan nada kesal.
Persoalan yang meruncing itu kemudian berusaha diselesaikan di kecamatan. Perundingan digelar dihadiri dua belah pihak. Pertemuan pertama, tidak ada kesepakatan karena warga Bandarejo yang meminta portal kembali dibuka juga menuntut pelebaran jalan akses.
Pertemuan kedua pada Jumat pekan lalu, berusaha digelar. Tapi dari 7 RT di RW VII hanya hadir 3 RT. ”Saya tidak bisa datang karena undangannya mendadak. Dan di pertemuan itu diputuskan portal harus dibuka semua oleh Kecamatan,” katanya.
Yang membuat Taufik marah adalah surat keputusan pembukaan dari Kecamatan belum diterima, namun portal telah dibuka paksa pada Rabu pagi.
”Setelah dibuka paksa baru ada surat. Ini camat dan aparatnya tidak punya etika. Bu Wali (Tri Rismaharini) harus tahu gaya pejabat anak buahnya yang arogan. Insyaallah semua RT di bawah saya akan mengikuti mundur,” tegas Taufik yang telah 3 periode dipilih warga menjabat ketua RW ini.
Ia menambahkan berdasarkan informasi dari leman warga yg mengikuti rapat di kelurahan menyatakan bahwa pembukaan  portal itu atas perintah Pak Camat.
”Jadi portal dibuka paksa dulu, baru musyawarah. Kalau benar ini omongan  Camat, kasihan Wali Kota yang selalu dekat dengan rakyat,” katanya.
Taufik mengatakan pihaknya sudah mennyerahkan stempel RW dan diikuti oleh RT, Rabu kemarin. ”Ketua RT yang akan menyerahkan stempel sebagai simbol mengundurkan diri, dalam waktu dekat ini ke pak Lurah,” tegasnya. [dre]

Tags: