Ketum IKA ITS Jatim Prihatin Alumni Kurang Minat Terjun di Birokrasi

Dr Ir Wahid Wahyudi MT

Surabaya, Bhirawa
Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (Ketum IKA ITS) PW Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT, mengaku sangat prihatin karena alumni ITS jarang yang berminat terjun di birokrasi. Itu bisa dilihat semakin jarangnya mereka yang menjadi ASN.
“Alumni ITS itu ada di semua dunia. Mulai dari industri, politik dan birokrasi. Khusus untuk birokrasi, saya sangat prihatin. Sebab saat ini jumlah alumni ITS yang menjadi ASN sangat sedikit,” ujat Wahid dikonfirmasi, Senin (6/8).
Menurut pria yang sehari-hari menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim ini, saat dirinya menjadi ASN pada 1989, sebanyak 70 persen pejabat berasal dari alumni ITS. Namun, jumlah itu terus bekurang hingga 2018 ini, hanya ada dua orang yang menjadi kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
“Tahun ini (2018) masih ada dua orang yang menjabat kepala OPD. Yakni saya sebagai Kepala Dishub Jatim dan Pak Made (Dr Ir I Made Sukartha CES, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jatim, red). Tapi tahun depan Pak Made memasuki usia pensiun, praktis hanya saya saja pada 2019 jika tidak ada alumni ITS yang dapat promosi sebagai kepala OPD,” ungkapnya.
Padahal, lanjutnya, menjadi birokrat mampu mempengaruhi negara mau dibawa kemana arahnya. Sebab perumus kebijakan ada di tangan birokrat. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh civitas akademik ITS untuk memberikan wawasan kepada para alumni dan mahasiswa ITS bahwa jangan alergi dengan birokrasi. Untuk itu, Wahid berharap, saat rekrutmen CPNS 2018 yang sebentar lagi akan dilakukan banyak alumni ITS yang mendaftar.
“Banyak contoh yang saya lakukan sebagai birokrat bisa mempengaruhi negara. Salah satunya saat melakukan reformasi di jembatan timbang. Dulu, jembatan timbang adalah tempat pungli. Setelah saya masuk, saya manfaatkan teknologi dalam pelayanan di jembatan timbang. Saya pasang CTV, saya pakai komputer dan teknologi lainnya. Hasilnya pungli hilang dan PAD di jembatan timbang meningkat drastis,” paparnya.
Sekarang ini, kata Wahid, Dishub Jatim sangat kekurangan ASN yang mempunyai kemampuan teknik. “Saya siap menerima ASN mana saja yang ingin masuk ke Dishub Jatim, yang alumni ITS atau yang mempunyai kompetensi teknik,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV ITS Ketut Buda Artana mengakui, jika semakin jarang alumni ITS yang menjadi ASN. Paling banyak mereka terjun ke dunia industri, wirausaha dan pegawai BUMN.
“Saya tidak khawatir di BUMN banyak alumni ITS yang menjadi direksi dan jabatan strategis lainnya. Tapi saya sangat khawatir di dunia birokrasi. Saya tidak tahu pasti, kenapa alumni ITS tidak suka menjadi ASN,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak menjadi mahasiswa harus dipupuk rasa ketertarikan menjadi ASN. “Jadi pengusaha bagus, tapi kalau tidak didukung dengan birokrasi dan politik juga akan mengalami kesulitan. Makanya, alumni ITS harus ada yang jadi ASN dan politisi,” pungkasnya. [iib]

Tags: