Oleh :
Wahyu Kuncoro SN
Wartawan Harian Bhirawa
Kewirausahaan diyakini akan menjadi solusi bagi negeri ini dalam menghadapi berbagai persoalan seperti kemiskinan dan tingkat pengangguran yang terus meningkat. Negeri ini membutuhkan jutaan wirausaha muda untuk menunjang agar Indonesia menjadi negara maju, sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja, bukan pencari kerja. Apalagi, jumlah pengangguran di Indonesia cukup tinggi, terutama dari kalangan generasi muda.
Menjadi seorang aparat sipil negara (ASN) sungguh masih menjadi salah satu pilihan pekerjaan yang paling diinginkan oleh para pemuda di negeri ini. Kenyataan ini mungkin membanggakan di satu sisi dan juga menyedihkan di sisi yang lain. Disebut membanggakan karena minat menjadi abdi negara yang cukup tinggi dari para pemuda di negeri ini menandakan besarnya kecintaan terhadap bangsa dan negaranya dengan berpartisipasi aktif dengan terjun menjadi korps birokrasi. Namun sejatinya realitas tersebut juga cukup menyedihkan mengingat tidak akan mungkin semua pencari kerja bisa di terima menjadi PNS mengingat terbatasnya kursi yang ada.
Bahwa di tengah masih besarnya, angka pengangguran dan kemiskinan maka hadirnya kelompok masyarakat yang mau bekerja keras untuk tidak menjadi beban masyarakat dan negara dengan menjadi seorang wirausahawan, maka itulah sesungguhnya merupakan wajah nasionalisme di zaman now yang harus ditumbuhkan. Mengapa demikian? Pertama, menjadi wirausahawan sangat membantu negara dalam hal mengurangi angka pengangguran dan mengkreasikan lapangan pekerjaan baru dan bahkan membuka lapangan kerja bagi saudara saudara kita. Dengan demikian, menjadi seorang wirausahawan, bukan saja akan membuat dirinya mandiri dan tidak menjadi beban bagi masyarakat dan negara, tetapi pada sisi lain menjadi wirausahawan juga berarti ikut serta mengatasi persoalan yang dihadapi bangsa ini.
Salah satu negara yang berhasil mendorong pertumbuhan ekonominya lewat wirausaha adalah China. Awalnya wirausaha untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan, ternyata negeri tirai bambu ini memberikan ruang gerak lebih bebas pada wirausaha untuk meningkatkan perekonomian.
Hasilnya sangat luar biasa, bahkan saat ini Cina menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia. Selain pertumbuhan ekonominya berkembang pesat, wirausaha juga telah membuat standar kehidupan Cina lebih tinggi. Melihat keberhasilan China dan sejumlah negara lain dalam mengembangkan kewirausahaan, tak salah jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausaha baru untuk memiliki dua hingga lima persen wirausaha dari seluruh populasi penduduk.
China telah membuktikan itu dan ini seharusnya menjadi pembelajaran positif bagi generasi muda negeri ini untuk tidak menganggap sepele dan mulai melihat pilihan menjadi wirausahawan sebagai alternatif yang menjanjikan. Dan kita bisa melihat semangat itu mulai tumbuh dengan semakin mewabahnya minat menjadi wirausaha di kalangan kaum muda negeri ini. Mereka tak lelah terus mencoba melalui berbagai bidang usaha dan tak memedulikan lagi rasa takut gagal. Hingga berujung pada semakin banyaknya wirausahawan muda sukses yang sangat terkenal di negeri ini.
Sungguh bangsa ini sangat membutuhkan para nasionalis sejati yang siap membangun negaranya. Nasionalis sejati di era ini bukan hanya mereka yang siap memberikan jiwa dan raganya di medan pertempuran atas nama negara namun sebutan itu juga pantas disematkan bagi mereka yang sanggup memaknai dengan cerdas tujuan terpenting kemerdekaan yakni mencapai tataran bangsa yang ideal yakni bangsa yang adil dan makmur. Tak salah kiranya jika menyebut mereka yang mempunyai kontribusi meningkatkan kemakmuran negeri ini sebagai nasionalis nasionalis modern era ini. Bangsa ini membutuhkan lebih banyak generasi muda dengan mental wirausahawan yang positif dan kreatif. Itu artinya harus ada kesadaran kolektif dari bangsa ini untuk mendorong tumbuhnya kebijakan dan iklim entreprenerial bagi generasi muda negeri ini.
Gaya Hidup Generasi Milenial
Disadari atau tidak telah terjadi perubahan cara pandang masyarakat terhadap kewirausahaan (entrepreunership). Hari ini, kewirausahaan tidak lagi dipahami sebagai pekerjaan kelas dua, karena dilakukan akibat keterpaksaan atau ketidakmampuan dalam berkompetisi di pasar tenaga kerja.
Kewirausahaan telah menjelma menjadi lahan kerja yang menantang jiwa-jiwa kreatif anak muda. Kalau dulu, umumnya orang akan memilih jalan menjadi wirausahawan atau mendirikan usaha sendiri ketika sudah gagal atau tidak bisa bersaing ketika harus bekerja di sektor formal. Tetapi hari ini, banyak orang rela meninggalkan pekerjaan formal beralih menjadi seorang wirausaha demi bisa memerdekakan jiwa kreatifnya.
Siapa tidak kenal Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep?. Dua nama yang tidak asing di telinga kita ini tidak lain adalah anak Presiden Joko Widodo. Diluar sebagai anak Presiden, kedua sosok muda ini juga dikenal sebagai wirausahawan muda yang hebat di tanah air. Banyak bisnis yang mereka jalankan dan menginspirasi banyak orang. Misalnya bisnis kuliner Gibran Rakabuming Martabak Kota Barat (Markobar) yang kini booming di berbagai kota. Markobar atau Martabak Kota Barat ini pertama kali berdiri sejak tahun 1996 menarik perhatian karena menawarkan 8 rasa sebagai topping. Sementara Kaesang Pangarep dikenal sebagai seorang Youtuber, salah satu pekerjaan populer ini memang lagi digandrungi anak muda saat ini.
Bermodal kamera yang bagus dan kreativitas, kamu bisa menciptakan vlogmu sendiri. Kedua sosok muda di atas setidaknya menunjukkan, betapa menjadi wirausahawan bukan lagi sektor usaha pinggiran yang hanya dilakukan oleh mereka yang terpinggirkan. Banyak lagi wirausahawan-wirausahawan yang muncul justru berasal dari mereka yang sebelumnya sudah bekerja pada sektor ekonomi yang mapan. Berkaca dari itu, maka kian bergairahnya dunia wirausaha di tanah air menjadi momentum untuk menjadikan hidup berwirausaha sebagai gaya hidup generasi milenial. Yakni sebuah gaya hidup baru yang menyandarkan pada aspek kemandirian yang bertumpu ada kreativitas dan inovasi.
Berkaca pada paparan di atas, maka pemerintah perlu pula membuat kebijakan yang mampu mendorong generasi muda menjadi generasi mandiri. Pemuda yang bisa menciptakan lapangan kerja. Tidak lagi mengejar pekerjaan di kantor atau menjadi pegawai pemerintah. Perguruan tinggi harus berupaya untuk mengembangkan semangat dan keterampilan kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Kita meyakini banyak anak-anak muda yang berminat berwirausaha, namun mereka tidak berani melakukannya karena tidak ada yang membimbing, memotivasi, atau ketiadaan modal usaha. Harapan kita tentunya, mencari solusi dari semua persaolan-persoalan ini. Sehingga ke depannya, semakin banyak tampil anak-anak muda yang menjadi wiraswastawan. Tentu untuk memperbanyak jumlah wirausaha bukan hanya tugas pemerintah, juga peran stakeholder, dan masyarakat. Mari bersama-sama menciptakan anak-anak muda cerdas, kreatif, dan mampu menciptakan lapangan kerja dengan menjadi wirausaha. Kita bangga, sebagian besar anak-anak muda kita tampil menjadi pengusaha-pengusaha muda yang sukses di negerinya dan di tingkat global.
Wallahualam bhis-shawwab
———- *** ———-