KH Ma’ruf Amin Imbau Ulama Sampang Tenang

Ketua MUI Pusat KH Ma’ruf Amin, saat berkunjung di Pendopo Bupati Sampang

Sampang, Bhirawa Ketua majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma’ruf Amin, Kamis (9/2) mengunjungi Pendopo Bupati Sampang, dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Silaturahmi Ulama se-Madura. Dalam sambutannya KH Ma’ruf Amin mengimbau ulama se-Madura untuk tetap tenang dalam menghadapi goncangan isu yang berada di persidangan Ahok terkait penistaan agama. Dalam acara yang diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sampang, dihadiri langsung Ketua MUI Pusat KH Ma’ruf Amin, ketua MUI se-Madura, Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, Wakil Bupati Sampang Fadilah Budiono, forkopimda Kabupaten Sampang, PCNU se-Madura, MUI se Madura, dan badan otonom (Banom) NU se-Madura. KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya, lebih mengedepankan optimalisasi peran ulama untuk terus menjaga keutuhan NKRI, sebab berdirinya negara Indonesia ini tidak lepas dari perjuangan para ulama untuk mengusir penjajahan dari negeri yang kita cintai ini. “Menyangkut berita yang berkembang di media sosial pasca persidangan Ahok saat beliau menjadi saksi, ia berharap masyarakat tetap tenang dan serahkan saja semua itu pada penegak hukum, bahkan PBNU sudah melakukan MOU dengan Kapolri untuk bekerja sama menjaga ketertiban di masyarakat, sehingga jangan sampai masyarakat terpancing dengan isu-isu provokatif,” jelas KH Ma’ruf Amin yang juga menjabat Rois Aam PBNU. Lebih lanjut KH Ma’ruf Amin mengatakatan sangat berterima kasih pada masyarakat Madura yang telah memberi dukungan. “Namun saya berharap tetap tenang dan menjaga keadaan. NU itu seperti gunung, kelihatannya tenang tapi dia bergerak seperti awan, kalau ada yang meminta maaf maka harus memaafkan, walau pun banyak yang menyayangkan karena terlalu cepat memberikan maaf,” katanya. Sementara Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulah Yusuf, sangat menyambut baik dengan kedatangan Rois Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin yang merupakan guru dan tokoh Ulama’ yang sangat dihormati. “Oleh sebab itu momentum Maulid Nabi Muhammad dan Silaturrahim Ulama se-Madura di Kabupaten sampang, kita berharap mendapat pencerahan tentang kebangsaan dan keagamaan,” kata Gus Ipul, panggilan akrab Wakil Gubernur Jatim itu. “Jika melihat filosofis Madura ‘bapak ibu, guruh, ratoh’ setidaknya ada tiga orang yang sangat dihormati oleh masyarakat Madura yang tidak boleh dilecehkan, pertama orang tua, guru (ulama) dan pemerintah, jadi sangat wajar jika guru atau Ulama dilecehkan, maka masyarakat Nahdliyin Madura secara spontan bereaksi terhadap peristiwa tersebut,” tegas Gus Ipul. Hal senada juga diungkap KH Nuruddin Abdurrahman, pengurus PWNU yang sekaligus koordinator warga Nahdiyin se-madura, di hadapan KH Ma’ruf Amin, ia menyampaikan ulama Madura semuanya kompak siap ‘Allahu Akbar’ saat mendengar dan melihat Kiai didholimi saat persidangan oleh tim pengacara Ahok. “Kami sangat toleransi dengan kerukunan umat beragama di negeri ini, namun jika menyangkut penodaan agama maka ulama Madura tidak ada toleransi,” kata dia. [lis]

Tags: