KH Marzuki Mustamar: Perlu Hormati Tokoh Formal-Informal Terdahulu

Kota Malang, Bhirawa
“Barangkali nanti pak Sutiaji dan mas Edi berhasil mengemban tugas menjadi Walikota dan Wakil Walikota, jika memungkinkan dan tidak menyalahi aturan mohon dianggarkan pembelian tanah makam untuk menghormati para mantan walikota, ulama, habaib dan para tokoh masyarakat baik yang muslim maupun yang non-muslim”.
Demikian diharapkan oleh KH.Marzuki Mustamar dalam acara Ngaji Cangkrukan bersama sekitar 400 orang warga Penanggungan di Jl. Mayjend Panjaitan No.247, Betek, Minggu malam, (10/6)
KH. Marzuki Mustamar tokoh cerdas dan sederhana Nahdhatul Ulama dan pemimpin Pondok Pesantren Syabilurrosyad, Gasek menambahkan, Malang harus mencontoh Kabupaten Sumenep yang memiliki Asta Tinggi, kompleks makam raja-raja dan para ulama sejak zaman Belanda. Jika nanti saat hari jadi walikota Malang, masyarakat bisa diajak ke kompleks makam untuk haul serta memperingati jasa para pemimpin kota Malang.
Pasangan Calon SAE, H.Sutiaji yang hadir bersama Sofyan Edi Jarwoko dalam Ngaji Cangkrukan meresapi dan mengamini harapan KH Marzuki Mustamar yang disambut baik oleh jamaah yang hadir memnuhi pelataran Posko Malang SAE.
“Jika sudah jadi Walikota jangan hanya enak-enak tidur dengan istri di rumah, usahakan datang ke masjid setiap Subuh, untuk bersilaturahim dan mendengarkan suara hati warga kota”, ujar KH. Marzuki menambahkan.
Sutiaji menanggapi pesan tokoh NU dari Gasek ini dengan tersenyum dan mengatakan, “Jadi pejabat itu gak enak, harus mengurusi rakyat saat yang lain tidur nyenyak dirumah. Kyai jangan mengolok-olok pejabat, pejabat jangan menjauhi ulama. Jika saling berdampingan kan Sae”.
“Tiru Nabi, penuhi janji pada rakyat ya, pak Edi.” pesan Kyai Marzuki ke Edi Jarwoko sebelum mengakhiri Ngaji Cangkrukan. [mut]

Tags: