Khawatirkan Keselamatan Anaknya di Yaman

Menlu Retno ketika menemui sejumlah mahasiswa yang sudah dievakuasi dari Yaman.

Menlu Retno ketika menemui sejumlah mahasiswa yang sudah dievakuasi dari Yaman.

Tulungagung, Bhirawa
Keluarga mengkhawatirkan keselamatan mahasiswa Indonesia di Yaman, karena sampai saat ini belum bisa pulang dan diduga terjebak di negara yang tengah dilanda perang saudara tersebut.
“Kami berharap pemerintah bisa memastikan keselamatan keluarga kami di sana, juga pelajar-mahasiswa lain yang tengah menimba ilmu di Yaman,” ujar Marjuni di Tulungagung, salah satu orang tua mahasiswa Indonesia asal Tulungagung, Senin (6/4).
Kendati anak bungsunya yang belajar di Yaman, Zainal Fanani (21) telah mengonfirmasi kondisinya di Yaman baik-baik saja, Marjuni mengaku tetap was-was. “Kami belum tenang sampai ada upaya pemerintah melindungi WNI di negara konflik antar suku dan kini menjadi sasaran serangan negara koalisi di bawah pimpinan Arab Saudi itu,” imbuhnya.
Diceritakan Mahsun, kakak kandung Zainal, adik bungsunya telah berada di Yaman sejak enam tahun silam. Selepas menyelesaikan bangku sekolah di Madrasah Aliyah di Kediri, lanjut Mahsun, Zainal memutuskan untuk mendaftar di Universitas Al Ahgaff Yaman. “Ternyata diterima dan setelah lulus sekolah langsung berangkat,” ujarnya.
Setelah lulus dari Universitas Al Ahgaaf satu tahun lalu, Zainal memutuskan untuk tidak langsung pulang. Alumni MAN 3 Kediri ini menambah ilmunya lagi dengan mondok di salah satu pesantren di Yaman. “Total selama enam tahun Zainal tidak pernah pulang. Sebenarnya keluarga juga kangen tapi dia masih ingin belajar lagi,” tuturnya.
Rencananya, Zainal akan pulang seusai Idul Fitri tahun ini. Beberapa barang seperti buku sudah dikirimkannya melalui jasa ekspedisi beberapa waktu lalu.
Mahsun menuturkan, selama ini komunikasi pihak keluarga dengan Zainal tidak pernah terputus melalui telepon, media sosial “whatsapp” atau Facebook. Terakhir kali pihak keluarga kontak pada hari Kamis (2/4) menggunakan Whatsapp.
Melalui beberapa kali berkomunikasi, tutur Mahsun, adiknya selalu meyakinkan keluarga bahwa dia dalam keadaan baik dan meminta keluarga tidak perlu khawatir. “Jawaban dari Zainal membuat pihak keluarga sedikit tenang,” terangnya.
Mahsun menambahkan, selama ini Zainal bertempat tinggal di Kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Lokasi ini berada di bagian Yaman Selatan dan sangat jauh dari lokasi konflik yang berada di wilayah Yaman Utara. “Kalau kata adik saya perbandingan jaraknya sama dengan Tulungagung-Jakarta,” imbuhnya.
Meski mendapatkan informasi adiknya selamat dan jauh dari konflik, Mahsun mengaku sedikit kecewa dengan pemerintah. Pasalnya, tindakan evakuasi yang dilakukan oleh pemerintah terbilang terlambat.
Beberapa negara seperti Myanmar telah melakukan proses evakuasi warga negaranya terlebih dulu. “Saya harap pemerintah benar-benar menjamin keselamatan WNI di sana termasuk Zainal,” harapnya. [wed,ant]

Tags: