Khofifah Berharap Kepala Daerah Bersabar Umumkan Pasien Positif

Masa Belajar di Rumah Diperpanjang Dua Pekan
Pemprov, Bhirawa
Perkembangan wabah virus corona di Jatim masih sangat dinamis dari hari ke hari. Kendati tidak ada penambahan jumlah pasien positif, keberadaan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) masih terus bergerak naik. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap kepala daerah bersabar umumkan pasien positif.
Hingga kemarin, tercatat jumlah pasien yang positif sebanyak 103 orang atau sama dengan jumlah sehari sebelumnya. Sedangkan jumlah PDP naik dari 536 orang menjadi 686 pasien. Sementara ODP naik dari 7.328 menjadi 8.395 orang.
Dari jumlah itu 22 pasien di antaranya telah dinyatakan positif dan 11 orang dinyatakan telah meninggal. “Melihat sebaran zona merah yang ada, kita akan terus meningkatkan kewaspadaan tanpa diikuti kepanikan. Kita tidak pernah berhenti mengimbau agar tetap tinggal di rumah kecuali yang berkepentingan terkait kebutuhan logistik, kesehatan atau perekonomian,” tutur Khofifah saat menggelar konfrensi pers di Gedung Negara Grahadi, Kamis (2/4).
Dengan pertumbuhan jumlah pasien tersebut, Gubernur Khofifah menjelaskan kesiapan bed hingga kemarin telah mencapai 2.351 dari 75 rumah sakit rujukan. Selain itu, tenaga medis yang disiagakan untuk menangani covid-19 ini totalnya sebanyak 14.438 dokter dan 152 dokter spesialis paru. Selain itu, jumlah perawat mencapai 33.377 dan relawan mahasiswa tenaga kesehatan sebanyak 1.862. “Artinya kita terus bersiap agar memberi rasa aman meskipun apa yang disiapsiagakan ini akan lebih baik jika tidak sampai digunakan,” tutur Khofifah.
Saat ini, lanjut Khofifah, sudah ada 307 area pemukiman yang dijaga TNI/Polri dengan harapan agar area pemukiman iti dapat menjaga penghuninya maupun pengunjung yang datang. Baik penghuni maupun pengunjung hanya diperbolehkan untuk keperluan logistik, perdagangan, perekonomian dan kesehatan. “Selain itu diseyogyakan mereka kembali ke rumah. Ini harus diikuti oleh seluruh warga Jatim agar pencegahan efektif,” tutur Khofifah.
Terkait penetapan pasien yang positif, Khofifah menegaskan bahwa hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat agar tidak muncul dispute soal data. Tetapi, untuk kepentingan tracing, Pemprov bisa mengambil data itu tanpa menunggu pusat. Sebab itu terkait dengan kecepatan untuk menelusuri orang-orang yang pernah kontak dengan pasien covid-19.
“Ada juga daerah yang menyampaikan positif di daerahnya. Tapi saya sampaikan kita sabar dulu menunggu data dari pusat. Dan saya pastikan tidak akan ada pengumuman di provinsi sebelum pengumuman pusat. Kecuali tim tracing,” tegas mantan Menteri Sosial itu.
Terkait dengan rapid test, Khofifah mengakui bahwa saat ini telah ada 3.976 orang yang telah dites. Hasilnya, 97 positif dan 75 hasil rapid test telah ditindaklanjuti dengan swab PCR. “Hasilnya kami masih menunggu pengumuman dari pusat juga,” ungkap dia.
Lebih lanjut terkait penelusuran, Pemprov juga telah meluncurkan aplikasi penelusuran berbasis peta Global Potitioning System (GPS). Untuk mengetahui posisi apakah seseorang tersebut berada pada wilayah terjangkit yang terdapat positif, PDP dan ODP. Untuk memanfaatkan aplikasi tersebut, pengguna dapat memanfaatkan aplikasi whatsapp dengan mengirim lokasi di mana dia berada. Selanjutnya, sistem akan menjawab di area tepat dia berada ada sebaran kasus positif, PDP dan ODP.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menyampaikan, melihat perkembangan covid-19 di Jatim, pembelajaran di rumah akan diperpanjang dua pekan. “Setelah dipertinbangkan, belajar dari rumah yang seharusnya masuk pada 6 April akan kita perpanjang sampai dua pekan berikutnya,” pungkas Wahid. [tam]

Tags: