Khofifah Dendangkan “Kabeh Sedulur” Milik Gus Ipul

Gubernur Khofi fah Indar Parawansa bersama putra dan putrinya.

Bukti Masyarakat Jatim Bersatu Membangun Jatim
Kota Surabaya, Bhirawa
“Kabeh sedulur, sak Jatim. Kabeh Sedulur, Kabeh Makmur,”. Lantunan lagu yang tak asing di telinga masyarakat Jatim ini terdengar nyaring di Monumen Tugu Pahlawan, Kamis (14/2) kemarin. Ya, lagu kampanye milik Gus Ipul dan Mbak Puti Guntur ini didendangkan oleh Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak saat pidato kerakyatan.
Memang menarik. Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Khofifah-Emil bersama-sama bernyanyi lagu milik Gus Ipul-Mbak Puti saat bertarung dalam Pilgub 2018 lalu. Sorak-sorai kegembiraan masyarakat di tanah lapang itu semakin riuh. Meski panas menyengat, berbagai latar belakang masyarakat hanyut dalam suasana gembira.
Hal ini menandakan ‘pertarungan’ politik saat Pilgub telah usai. Kini, saatnya bersatu, bergandeng tangan membangun Jatim bersama-sama. Di samping itu, pihaknya juga mengucapkan terima kasihnya kepada Wakil Gubernur dua periode ini yang dinilai sukses memimpin Jatim.
“Saya hafal lagu ini. Artinya, saya dan Mas Emil setuju bahwa kita semua sedulur. kita semua punya tugas memakmurkan rakyat Jatim,” terangnya seraya bangga bisa melantunkan lagu tersebut.
Baginya, menyanyikan ‘Kabeh Sedulur, Kabeh Makmur’ adalah bentuk penghormatan kepada Gus Ipul-Mbak Puti. Di mana, program-program yang telah dimunculkan demi membangun Jatim lebih makmur dan sejahtera. “Beliau juga sudah mengizinkan saya bahwa programnya akan kami aplikasikan demi masyarakat,” tutur perempuan yang juga Ketua PP Muslimat NU tersebut.
Khofifah juga menyinggung tagline kampanyenya ‘Kerja bersama untuk Jatim sejahtera’. Menurutnya, membangun Jatim tidak bisa hanya mengandalkan APBD Jatim, tidak bisa mengandalkan layanan Pemprov Jatim, ada DPRD dan ada Forkopimda. “Kita membutuhkan kerja sama, karena kita tidak bisa membangun Jatim sendirian,” tambahnya.
Menyitir kata-kata Gus Dur, Khofifah mengungkapkan, siapa yang hidup harus siap berjuang, setiap perjuangan butuh pengorbanan, setiap pengorbanan besar pahalanya. “Hari ini kita di Tugu Pahlawan, artinya hari ini saya dan Mas Emil siap berjuangan bersama njenengan. Seperti kemerdekaan yang kita peroleh dengan perjuangan,” tegas dia.
Dalam pencalonannya sebagai Gubernur Jatim, Khofifah mengaku didukung oleh sejumlah partai pengusung. Namun, setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Khofifah menegaskan bahwa tidak ada lagi sebutan partai pengusung. Hari ini seluruh partai adalah pilar demokrasi.
“Jatim harus bisa menjadi percontohan bahwa partisipasi politik bisa berjalan dengan baik, masyarakatnya tetap guyub rukun, persaudaraan dan peraatuan tetap kita jaga. Mudaha-mudahan kebersamaan ini bisa menjadi awal yang baik dalam membangun demokrasi di Jatim ke depan,” tegas dia.
Sebagai Gubernur Jatim yang baru, Khofifah mengaku telah mendapat pesan dari Presiden agar pihaknya langsung tancap gas bersama wakilnya Emil Dardak. “Karena itu saya, Pak Emil dan Pak sekda langsung membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sampai tadi (kemarin) menjelang subuh,” kata dia.
Sementara itu, Wagub Jatim Dr Emil Elestianto Dardak mengungkapkan, bahwa Jatim telah memasuki babak baru. Pembangunan tidak berhenti pada satu titik, tetapi pembangunan adalah pergerakan tanpa henti. Maka tuntutan zaman saat ini, harus dijawab oleh pemilik zaman ini. “Tidak cukup lima tahun, tidak cukup sepulih tahun, ini akan menjadi pergerakan 50 tahun, 100 tahun. Karena itu, saya berterima kasih menjadi wakil dari generasi muda,” ungkap dia.
Sebagai pemuda yang telah menjadi bupati di Trenggalek, Emil mengaku telah merasakan bagaimana melayani masyarakat miskin sampai ke plosok-plosok. Menghadapi bencana hingga mengakibatkan jalan putus dan membuat petani susah. “Tapi saat itu saya masih ingat betul di dalam lemarinya ada kartu, dari mana? Dari Bu Khofifah,” ungkap dia. [Gegeh Bagus Setiadi & Adit Hananta Utama]

Tags: