Khofifah Minta Unair Jadi Pendorong Revolusi Industri 4.0

Gubernur Jatim periode 2019 – 2024 Khofifah Indar Parawansa dengan Rektor Unair Prof Nasih di sela penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Unair.

Surabaya, Bhirawa
Perkembangan teknologi informasi telah menghadirkan era baru revolusi industri 4.0. Hal itu menjadi perhatian khusus Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jatim terpilih periode 2019 – 2024. Pihaknya pun berharap, Universitas Airlangga (Unair) akan lokomotif untuk mendorong revolusi industri 4.0 segera terwujud di Jatim.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara tamu dalam penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Unair, Sabtu (11/8). Menurut wanita yang juga alumni FISIP Unair ini, fakultas dan program studi Unair sudah memenuhi kualifikasi untuk bisa menjadi pendorong revolusi industri 4.0. Sebab saat ini di Indonesia baru 3.0 untuk revolusi industri.
“Revolusi industri 4.0 butuh dilakukan, dan saya ingin pendorong lokomotifnya adalah Unair. Dari lokomotif itu maka kita punya tanggung jawab untuk bisa menjadikan Unair 500 besar kampus kelas dunia,” kata Khofifah.
Menurut Khofifah, suka atau tidak suka, semua harus mulai bersiap untuk menyambut era revolusi indistri 4.0. Dan harus disinergikan pada semua pihak agar sama-sama menyiapkan diri menjadikan Indonesia lebih maju.
“Kalau revolusi industri 4.0 bisa diterapkan maka juga bisa dipastikan ekonomi digital akan berjalan. Selain itu, bisa dipastikan konektivitas seluruh layanan juga bisa jalan,” ucap Khofifah.
Tidak hanya itu, menurut Khofifah, kemampuan layanan serta monitoring perjalanan seluruh program juga bisa disiapkan agar bisa cepat merespon jika ada permasalahan di tengah jalan. Transparansi, akuntabilitas dan percepatan layanan juga akan bisa terlakasana lebih maksimal. Juga efektivitas dan efisiensi anggaran.
Di depan mahasiswa baru Unair, Khofifah juga menceritakan bahwa sebagai alumni Unair, menggemakan revolusi dan reformasi bukan hal yang tabu. Ia mencontohkan pengalanannya 20 tahun lalu. Saat reformasi tepatnya di Maret 1998. Ia mengatakan dirinyalah yang menjadi orang pertama yang berani mengatakan ke publik tentang reformasi politik Indonesia.
“Saat itu kan live jadi banyak yang juga menonton. Saya mengatakan bahwa Indonesia butuh adanya reformasi politik,” kata Khofifah.
Hingga beberapa bulan setelahnya muncul amandemen UUD 1945, sampai reformasi politik terjadi, ada pemilihan presiden secara langsung, serta pemilihan kepada daerah secara langsung. “Saya yang berani menyampaikan di forum strategis sebagai jubir PPP. Saat itu saya sampaikan pentingnya reformasi politik yang bagi banyak orang masih tertutup,” ucap Khofifah.
Khofifah ingin agar hal ini menjadi semangat mahasiswa baru Unair. Bahwa setiap mahasiswa bisa menjasi ksatria Airlangga sesuai dengan prodi dan bidangnya masing-masing.
Sementara itu, Rektor Unair Prof Muhammad Nasih menekankan terkait kampus yang dia pimpin. “Mahasiswa mesti tahu, paham, dan meresapi kebijakan peningkatan mutu ini,” katanya.
Nasih selanjutnya memberikan tugas kepada seluruh mahasiswa baru. Mereka diminta menuliskan kebijakan mutu pendidikan Unair di sebuah kertas. Termasuk menuliskan sepuluh larangan bagi mahasiswa Unair. “Kemudian, tulisan ini mohon ditaruh atau ditempel di meja belajar, juga kamar, masing-masing. Selanjutnya, tolong difoto dan dikirimkan ke direktorat pendidikan UNAIR melalui Pak Hadi Shubhan,” jelas Prof. Nasih.
Pada akhir, Prof. Nasih menekankan akan pentingnya kolaborasi segenap civitas akademika Unair dalam meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan. Khususnya dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab sebagai mahasiswa dan civitas akademika dalam mengejar target, salah satunya masuk 500 World Class University. [tam]

Tags: