Khofifah: Pangsa Pasar Tenaga IT di Jepang Masih Terbuka

Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa saat peletakan batu pertama pembangunan gedung kelas internasinal di UNIPDU Jombang, Sabtu (15/09). [Arif Yulianto]

Jombang, Bhirawa
Gubernur Jatim Terpilih, Khofifah Indar Parawansa menyebut, pangsa pasar untuk tenaga kerja bidang Informasi dan Tekhnologi (IT) kelas menengah (Middle Class) masih sangat terbuka di Jepang. Hal tersebut dikatakannya pada acara peletakan batu pertama pembangunan gedung kelas internasional di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang, Sabtu (15/09). Tampak Plt Bupati Jombang, Mundjidah Wahab yang juga merupakan Bupati Jombang terpilih turut mendampingi kedatangan Khofifah.
Khofifah menjelaskan, dua kota di Jepang masih membutuhkan tenaga IT kelas menengah. “Marketnya sementara ini adalah Jepang. Osaka dan Tokyo, sementara dua kota. Jadi kebutuhannya adalah untuk tenaga IT di kelas menengah. Jadi untuk ‘Middle IT’,” ujar Khofifah Indar Parawansa saat diwawancarai sejumlah wartawan, Sabtu (15/9).
Ia menambahkan, jika jejaring dibangun, kemudian ada kemampuan untuk bisa membidik pasar kerja, khususnya pasar kerja di luar negeri, menurutnya, tenaga kerja IT untuk kelas menengah masih potensial. “Oleh karena itu, yang ingin disiapkan di kelas internasional UNIPDU ini adalah untuk IT pada kelas menengah, kelompok menengah lah ya, di Jepang nanti,” imbuh Khofifah.
Selain akan mendidik calon tenaga-tenaga IT kelas menengah, di kelas internasional UNIPDU Jombang pada saat yang sama nantinya, lanjut Khofifah, akan masuk calon tenaga-tenaga perawat. Dikatakannya, pangsa pasar perawat internasional masih besar, terutama di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur serta Australia. Lanjutnya, untuk negara-negara tersebut, yang terkonfirmasi, mereka berharap akan mendapatkan ‘supply’ tenaga perawat dari Indonesia. “Tetapi kendala bahasa dan sertifikat internasional itu yang seringkali mereka hadapi,” tandas Khofifah.
Oleh karenanya, sambung Khofifah, pemenuhan kualifikasi tersebut harus dilakukan. Dari sisi ‘Skill’, kata Khofifah, tenaga kerja perawat dari Indonesia seringkali mendapatkan pujian di negara-negara tersebut karena dikenal tidak suka mengeluh, ulet, dan rajin, serta memiliki ‘skill’ yang bagus.
“Karena itu, yang sudah menjadi kendala cukup lama, antara lain adalah bahasa, ini yang harus segera bisa kita penuhi. Nah, ‘partner’ dari UNIPDU untuk menyiapkan kelas internasional ini, Insya Alloh akan didatangkan beberapa dosen dari India, untuk mendapatkan suasana bagaimana percepatan mahasiswa berbahasa Inggris,” terang Khofifah. [rif]

Tags: