KHR As’ad Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional dari Presiden

Presiden Jokowi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As'ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/11).

Presiden Jokowi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As’ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/11).

Situbondo, Bhirawa
Hampir seluruh masyarakat Kota Santri Situbondo tampak berbahagia, Rabu (9/11).  Ini karena salah satu kiai karismatik sekaligus pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Kecamatan Banyuputih Situbondo mendapat anugerah gelar dan penghargaan sebagai pahlawan nasional dari Presiden Ri Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.
Presiden Jokowi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As’ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/11). Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu berdasar Keputusan Presiden (Keppres)  Nomor 90/TK/Tahun 2016 tanggal 3 November 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Setelah Keppres dibacakan, Jokowi menyerahkan plakat tanda jasa kepasa masing-masing ahli waris. Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera kepada dua tokoh. Yakni, almarhum Mayor Jenderal (Purn) Andi Mattalatta, tokoh dari Provinsi Sulawesi Selatan, dan Almarhum Letnan Kolonel Inf (Anumerta) Sroedji, tokoh dari Provinsi Jatim.
Sebelumnya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan tahun ini pemerintah hanya menetapkan satu orang sebagai pahlawan nasional. Padahal tahun lalu, ada lima tokoh yang dianugerahi pahlawan nasional, yakni Bernard Wilhem Lapian, Mas Isman, Komisaris Jenderal Moehammad Jasin, I Gusti Ngurah Made Agung dan Ki Bagus Hadikusumo.
Sosok KHR As’ad Samsul Arifin lahir pada 1897 di Makkah dan meninggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun. Kiai As’ad merupakan ulama sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga akhir hayatnya. Ia merupakan penyampai pesan (Isyarah) berupa tongkat disertai ayat AlQuran dari KH Kholil Bangkalan untuk KH Hasyim Asy’ari yang merupakan cikal bakal berdirinya NU.
Tampak ikut hadir dalam acara di Istana Negara Jakarta keluarga penerima anugerah serta Pengasuh Ponpes Sukorejo Situbondo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy. Keluarga besar Ponpes Sukorejo menganggap pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh NU KHR As’ad Syamsul Arifin sebagai anugerah dari Allah. “Pemberian penghargaan ini sebagai anugerah dari Allah SWT,” terang Sekretaris Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo KH Ahmad Fadhail Situbondo kemarin.
Menurut Kiai Fadhail, penganugerahan itu sebagai bentuk pengakuan negara yang menempatkan para ulama sebagai garda terdepan dalam perjuangan memperebutkan kemerdekaan RI. Ia menambahkan keluarga besar Ponpes Sukorejo akan mengacarakan penyambutan datangnya surat keputusan dari Presiden itu pada Jumat 11 November 2016 lusa. Direncanakan seusai salat Jumat, urai dia, pengasuh Ponpes Sukorejo, KH Raden Ahmad Azaim Ibrahimy akan datang membawa keputusan Presiden ke lingkungan ponpes. “Direncanakan ada penyambutan seremonial dari pejabat Pemkab Situbondo yang akan disambung doa bersama ke makam Kiai As’ad,” aku Fadhail.
Dalam buku biografinya, KHR As’ad merupakan putera dari Raden Ibrahim dan Siti Maimunah. Kedua orangtuanya berasal dari Pamekasan. Ayah dari KHR As’ad, yakni Raden Saleh lebih dikenal dengan sebutan KHR Syamsul Arifin. Dia masih keturunan dari Sunan Ampel. Sedangkan ibunya, Siti Maimunah, masih keturunan dari Pangeran Ketandur yang merupakan cucu Sunan Kudus. Kala itu KHR As’ad diajak ke Pulau Jawa oleh ayahnya untuk menyebarkan agama Islam. [awi]

Tags: