Kiat Kadisdik Sampang Menaikan IPM di Kabupaten Sampang

Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang

Sampang, Bhirawa
Meski Kenaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sampang, Madura, dari tahun 2020 hingga 2021 naik sangat tipis, yaitu 0,1%. Membuat Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang terus melakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan lembaga sekolah yang berada di Kabupaten Sampang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Sampang tahun 2020 sebesar 62,70% dan tahun 2021 naik menjadi 62,80%, sehingga kenaikan IPM di tingkat Jawa Timur rata-rata 72,14% sehingga Kabupaten Sampang masih tergolong rendah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, Edi Subinto, saat ditemui di kantornya, membenarkan jika IPM Sampang masuk terendah di Jawa Timur, hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri untuk terus dilakukan upaya agar IPM Sampang naik.
Salah satu langkah Dinas Pendidikan untuk melakukan hal itu mendorong semua lembaga pendidikan di bawah Dinas Pendidikan Sampang, untuk terus berbenah untuk memperbaiki sistem pendidikan lembaga masing-masing, sehingga tidak ada lagi sekolah yang kekurangan murid, Selasa (14/6).
“Dierat digital ini, pihak sekolah mulai dari jenjang SD dan SMP harus melakukan inovasi sesuai era saat ini, sehingga sekolah tersebut menjadi ikon unggulan dan diminati murid dan wali murid untuk masuk sekolah pada lembaga pendidikan di Kabupaten Sampang,” ucapnya.
Edi menjelaskan, salah satu kriteria IPM yang ditetapkan BPS dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, kesehatan, pendidika dan ekonomi. Faktor utama yang mendominasi rendahnya IPM di Kabupaten Sampang yakni bidang pendidikan. Bicara bidang pendidikan pertama keberlanjutan usia sekolah mulai dari SD, SMP, SMA dan seterusnya, sedangkan yang kedua terkait seberapa lama menamatkan sekolah hingga jenjang perguruan tinggi.
“Data Disdik Sampang, usia lulus SDN mencapai 98%, sedangkan usia SMP yang melanjutkan ke SMA, mencapai 86%, namun BPS mencatat hanya 57%, jadi ada 29 Persen penduduk Sampang yang melanjutkan dari SMP ke SMA memilih sekolah keluar Sampang karena alasan memilih sekolah favorit atau mondok di Pesantren di luar Sampang, dan tidak masuk data BPS karena sistemnya sudah seperti itu. Maka lembaga pendidikan di Kabupaten Sampang harus memiliki inovasi agar menjadi sekolah unggulan yang diminati siswa dan masyarakat,” tandasnya. [lis.fen]

Tags: