Kibarkan Benderamu!

Siswa kelas 3 SDN Magersari 2 Kota Mojokerto saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

Kota Mojokerto, Bhirawa
Dalam pembelajaran PAUD dan SD, bermain sering diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, tidak menutup kemungkinan guru SMP dan SMA pun melakukan hal yang sama. Hal ini diyakini bisa meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar.
Nah, kali ini, guru kelas 3 SDN Magersari 2 Kota Mojokerto, Diannita membuat media sederhana yang bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas. “Kibarkan Benderamu!” Yah…itu nama media yang digunakan. Alat yang dibutuhkan pun sangat sederhana. Di antaranya, kertas lipat, sedotan, dan lem kertas.
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (13/3/2019) ini berlangsung sangat meriah. Sejumalah 40 siswa mengikut dengan sangat antusias.
Menurut Diannita, cara membuatnya tidaklah sulit.
“Siapkan dua lembar kertas lipat dengan warna yang berbeda. Kali ini, dipilih warna merah dan hitam. Kenapa harus dua warna?” kata Diana bertanya. Tidak lain, jawab Diannita karena akan dibuat dua bendera dengan dua warna yang berbeda.
“Masing-masing kertas lipat yaitu merah dan hitam kita bagi menjadi dua bagian yang sama besar. Jadilah dua kertas warna merah dan dua kertas warna hitam,” jelasnya. Dengan demikian, lanjut Diannita bisa dibuat dua bendera merah dan dua bendera hitam. Selanjutnya, dengan menggunakan lem kertas, lilitkan kertas lipat tersebut pada salah satu bagian ujung sedotan.
“Dalam pembelajaran, saya menggunakan bendera ini saat saya membuat pernyataan dan meminta siswa untuk merespons pernyataan tersebut dengan jawaban benar atau salah, suka atau tidak suka, bisa juga untuk jawaban yang mengandung unsur positif dan negatif,” lanjut Diannita.
Bendera merah untuk jawaban benar atau suka. Bendera hitam untuk jawaban salah atau tidak suka. Sebagai contoh, pada saat pembelajaran IPA, guru memberikan pernyataan. Proses fotosintesis itu hanya bisa berlangsung jika ada cahaya matahari. Siswa yang menjawab benar akan mengangkat bendera warna merah, sebaliknya siswa yang menjawab salah akan mengangkat bendera warna hitam. Dengan demikian, guru bisa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Seberapa banyak siswa yang sudah memahami materi tampak dari jumlah bendera yang diangkat siswa.
Bendera benar yang ditunjukkan dengan warna merah, belum tentu menunjukkan jawaban yang benar. Seperti pada pernyataan di atas.
“Proses fotosintesis itu hanya bisa berlangsung jika ada cahaya matahari.” Jawaban yang benar adalah “salah”. Artinya, siswa yang mengangkat bendera hitamlah yang memiliki jawaban benar, karena proses fotosintesis itu bisa terjadi tanpa ada cahaya matahari. Proses fotosistesis bisa terjadi pada malam hari asalkan ada lampu yang menyinari tumbuhan dengan panjang gelombang tertentu.
“Permainan ini bisa juga digunakan untuk meminta jawaban suka atau tidak suka. Sebagai contoh, “Siapa yang suka berenang?” siswa yang suka berenang akan mengangkat bendera merah, sebaliknya siswa yang tidak suka berenang akan mengangkat bendera hitam. Dalam hal ini, akan tampak seberapa banyak hobi siswa dalam hal berenang. Masih banyak contoh lain yang bisa diterapkan dengan menggunakan permainan ini,” terang Diannita penuh semangat.
Siswa tampak antusias dan bersemangat saat permainan ini berlangsung. Siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi karena tidak ingin jawabannya salah saat guru memberikan pertanyaan. Selain itu, siswa lebih percaya diri, berani, dan teliti dalam mengungkapkan pendapat karena harus mengangkat bendera dengan cepat sesaat setelah guru membacakan pertanyaan.
“Saya sangat senang dengan permainan kibarkan benderamu hari ini karena saya harus lebih cermat dan berhati-hati untuk menjawab pertanyaan dari bu guru,” tutur Pasha percaya diri.
Memang, untuk membuang kejenuhan dalam pembelajaran, guru harus senantiasa memunculkan ide kreatifnya untuk menciptakan berbagai media yang bisa diintegrasikan dalam pembelajaran, tentu tanpa mengurangi esensi dari pembelajaran itu sendiri. Jangan kemudian beralasan adanya tuntutan kurikulum dan memakan banyak waktu saat menggunakan media menjadikan guru miskin ide. Siswa akan merasa terpenjara dan tersiksa jika hanya mendengar ceramah dari guru. Anda tertarik? Silakan mencoba! [Uzlifatul Rusydiana, SPd, Guru SDN Magersari 2 Kota Mojokerto]

Rate this article!
Kibarkan Benderamu!,5 / 5 ( 1votes )
Tags: