Kinerja Dinas Pariwisata Dianggap Tak Maksimal

Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kartika Hidayati.

Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kartika Hidayati.

DPRD Jatim, Bhirawa
Dewan kembali mengkritik kinerja Dinas Pariwisata  Jatim.  Dinas yang dipimpin Jaryanto tersebut dituding tak optimal bekerja mendorong PAD (Pendapatan Asli Daerah) Jatim.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Kartika Hidayati menyampaikan dari hasil evaluasi komisi E DPRD Jatim menemukan bahwa Dinas Pariwisata belum bisa mengoptimalkan kegiataannya yang sejalan dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerh) Jatim.
Dari anggaran  Rp200 miliar, lanjut Kartika, yang terserap hanya sekitar 90 persen.    “Sebenarnya dari serapan anggaran sudah baik dan lolos dalam audit BPK RI. Tapi ya jangan hanya menghabiskan APBD saja. melainkan juga harus ada pemasukan ke APBD,” Kata politisi ayu berjilbab ini, Rabu (17/6).
Politisi dari Fraksi PKB ini menuturkan, ke depan harus ada program baru yang harus dilakukan oleh Dinas Pariwisata. Mengenai pelaksanaan kinerja, landasannya jangan hanya anggaran saja, tapi juga program yang jelas.
“Mindsetnya harus diubah. Ada program, ada anggaran. Bukan ada anggaran, ada program. Kalau itu sampai terjadi maka akan banyak program yang dipaksakan dan akal-akalan,” jelasnya.
Program Disparta menurutnya terlalu monoton karena hanya berkutat pada Majapahit Travel. Padahal dengan serapan anggaran yang tinggi, program bagus lainnya bisa dioptimalkan.
Dicontohkannya, Jawa Timur memiliki 38 kabupaten/kota. Masing – masing kabupaten/kota tersebut memiliki budaya dan wisata unggulan.    “Budaya Reog di Ponorogo, Kerapa sapi di Madura. Tayub dari Tuban dan Bojonegoro. Sedangkan wisata alamnya di Madura ada pantai lombang, Banyuwangi dan Probolinggo. Ini semua harus dioptimalkan dan dipublikasikan. Kalau bisa sampai ke luar negeri. Biar orang luar negeri tidak hanya tahu Bali,” paparnya dengan mimik serius.
Untuk mewujudkan hal itu menurut politisi perempuan ini diperlukan revitalisasi Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Pariwisata. “Dinas Pariwisata butuh pemikiran segar dan progresif. Mereka harus punya maindset pemeliharaan dan pemasaran,” tegasnya
Sebagai upaya untuk menopang keberhasilan pariwisata di Jawa Timur, menurutnya komisi E siap memback up secara politis jika anggaran yang selama ini dialokasikan kurang, namun dengan catatan program yang dipaparkan juga harus menunjang untuk meraih Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal senada juga diungkakan Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Da’im. Diakui politisi asal PAN Jatim ini jika anggaran yang ada sangat kecil jika harus mengembangkan seluruh potensi wisata di Jatim.
Namun demikian hal itu tidak lalu menjadi factor wisata di Jatim tidak bisa dijual ke luar negeri. Karena itu, inovasi SDM di Dinas Pariwisata harus terus di asa, khususnya dibidang pemasaran. Selain itu, dalam menjual obyek wisata tidak hanya mencantumkan baha Inggris dan Indonesia di brosurnya. Tapi juga bahasa asing lainnya.
”Coba kita lihat, wisatawan yang datang di Indonesia tidak saja dari Australia, tapi juga dari Kores, Eropa dan Cina. Karena itu dalam rpsur promosi wisata juga harus memaparkan bahasa-bahasa tersebut hingga bisa dipahami oleh wisatawan yang akan berkunjung ke Jatim,”tandas pria yang disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Ponorogo ini. [cty]

Tags: