Kinerja, PJT Harus Seimbang, Utamakan Layanan Masyarakat

Plt Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Widiarto memberikan kenangan pada Direktur PJT I Raymont Valiant dalam Workshop dalam rangkaHUT PJT I ke 30, Surabaya, kemarin.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dalam rangkaian HUT Perum Jasa Tirta (PJT) I, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap PJT I bisa seimbang dalam menjalankan kinerjanya, karena memiliki dua misi yaitu pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), dan sebagai badan usaha yang bisa menciptakan iklim usaha kompetitif mencari untung.
Plt Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Widiarto mengatakan, PJT I sebagai perusahan plat merah ada poin penting yang harus di implementasikan untuk merefleksi diri, mulai dari lahirnya PJT, perjalanan dari awal hingga usianya yang menginjak 30 tahun, serta adanya perencanaan ke depan.
“Ada dua misi yaitu mengolah SDA dan badan usaha yang harus mencari keuntungan. Ini dua hal yang berbeda arah, tapi tidak masalah. Paling penting layanan pada masyarakat dalam bidang SDA harus tetap dikerjakan atau terjaga,” kata Widiarto di Surabaya, Senin (10/2).
Sesuai regulasi baru UU No 17 Tahun 2019 tentang SDA, lanjut Widiarto, perlunya duduk bersama antara Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN untuk reorientasi atau refokusing agar tetap menjadi badan usaha bidang SDA ke depan.
Ia menjelaskan sejauh ini kinerja PJT I cukup bagus dalam rangka memberikan layanan pada masyarakat. “Perusahaan ini menjadi bisinis usaha atau sebagai tugas, maka perlu ketemu. Untuk menghadapi tantangan ke depan harus smart menjalankan bisnis pengelolaan SDA. Disisi lain, PJT I pasti punya anak usaha juga dalam mengelola badan usaha,” ujarnya.
Dalam perjalanannya, kata Widiarto, PJT I digagas untuk mengelola SDA memberikan layanan masyarakat di bidang SDA. Sebelumnya, PJT I di bawah pembinaan Kementerian PUPR, sekarang ada badan usaha di bawah Kementerian BUMN.
“PJT I itu dibentuk dan memiliki tugas sesuai PP yang terbaru Nomer 46 Tahun 2010. PJT I sejak tahun 1980-an sudah digagas lahirnya pengelola SDA pasca pembangunan bendungan di DAS Brantas,” paparnya.
Ditampat yang sama, Direktur PJT I Raymont Valiant mengatakan, pihaknya berusaha bekerja baik dengan penugasan baik dari Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN. Diantaranya, adanya terobosan dalam menyatukan data.
“Mungkin nanti terbosan yang akan dilakukan PJT I ke depan ini yaitu digitalisasi dan going open dengan membuka data hidrometri dan hidrologi sehingga diakses publik. Nantinya digitalisasi itu akan disambungkan dengan platform Kementerian PUPR, sehingga satu data untuk satu wilayah sungai,” paparnya.
PJT I juga banyak berkreasi, lanjutnya, diantaranya memanfaatkan permukaan air waduk untuk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) terapung dan direncanakan di bendungan Wonogiri Jawa Tengah, atau ada kemungkinan di bendungan Sutami atau Selorejo di Jawa Timur.
Untuk pemasukan PJT selama ini, berasal dari biaya jasa pengelolaan sumberdaya air sekitar 75-80 persen, dan selebihnya usaha PJT sendiri, seperti mulai pariwisata, jualan air minum, jualan air bersih, hingga menyewakan kapal keruk. [rac]