Kini Ada Aplikasi Pencegahan Kecanduan Pornografi

Ketiga mahasiswa Fasilkom Unej yang menciptakan aplikasi FreeMe untuk mencegah kecanduan pornografi. (Kiri-kanan) Mohammad Amanda Maulana Malik Ibrahim (kiri) Prodi Teknologi Informasi Fasilkom Unej Rizki Dwi Putra (tengah) Prodi Informatika Fasilkom Unej, Amelia Puspita Wardani (kanan) Prodi Sistem Informasi Fasilkom Unej.

Jember, Bhirawa.
Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Jember menciptakan purwarupa (prototype) FreeMe, aplikasi yang ditujukan untuk membantu pencegahan kecanduan pornografi. Aplikasi FreeMe diciptakan oleh Rizki Dwi Putra (Program Studi Informatika), Amelia Puspita Wardani (Program Studi Sistem Informasi), dan Mohammad Amanda Maulana Malik Ibrahim (Program Studi Teknologi Informasi) yang tergabung dalam Tim Surface555.

Kreativitas tiga mahasiswa Fasilkom Universitas Jember ini mendapatkan apresiasi, terbukti menjadi juara pertama dalam ajang User Experiences (UX) Competition 2023 tingkat nasional yang digelar oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik (KMTETI) Universitas Gadjah Mada pada tanggal 2 dan 3 Juni 2023 lalu.

“Secara garis besar Aplikasi FreeMe mirip game online, hanya saja pemainnya adalah mereka yang kecanduan atau sering mengakses konten pornografi. Cara memainkannya gampang kok. Nantinya pemain harus mengunduh aplikasi FreeMe dan masuk menggunakan nama anonim. Peserta akan mendapatkan kesempatan bermain atau nyawa. Misalnya satu pemain mendapatkan tiga kali kesempatan bermain. Lantas setiap pemain akan membuat target, misalnya saja tidak akan membuka konten di situs X selama seminggu. Jika ternyata mereka membuka situs tersebut sebelum seminggu maka akan ada peringatan yang jika tidak diindahkan maka kesempatan bermain otomatis berkurang,” jelas Rizki Dwi Putra yang ditunjuk sebagai ketua tim.

Tambahan informasi datang dari Amelia Puspita Wardani, aplikasi yang mereka bikin baru dalam tahap purwarupa sehingga perlu banyak perbaikan. Tim Surface555 juga merencanakan setiap peserta FreeMe akan dapat berinteraksi dengan mereka yang senasib agar bisa saling menguatkan. Ketiganya sadar problema kecanduan pornografi adalah masalah sensitif, maka peserta FreeMe harus mendapatkan pendampingan dari ahli seperti psikiater agar proses penyembuhan dari kecanduan pornografi bisa berhasil.

“Oleh karena itu dalam rangka menyempurnakan aplikasi FreeMe kami perlu mendapatkan masukan dari para pakar, baik dari pakar bidang sosial, psikologi hingga pemuka agama. Kehadiran para pakar ini kami harapkan bisa melakukan validasi agar aplikasi FreeMe benar-benar menghadirkan manfaat bagi masyarakat, terutama para pecandu pornografi,” imbuh Amelia Puspita Wardani.

Ternyata buah kerja keras arek-arek Kampus Tegalboto ini mendapatkan ganjaran juara pertama dari dewan juri. Ide yang mereka wujudkan dalam bentuk purwarupa aplikasi FreeMe yang ditujukan untuk mencegah kecanduan pornografi mengalahkan peserta lainnya semisal tim dari Institut Teknologi Bandung, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor dan tuan rumah Universitas Gadjah Mada. Total ada 120 tim yang mengikuti ajang UX Competition 2023.

“Syukur alhamdulillah purwarupa aplikasi FreeMe yang kami ikut sertakan dinilai unik dan berbeda dengan peserta lainnya, sehingga kami dapat menjuarai ajang UX Competition 2023. Menurut dewan juri ada dua poin yang menjadikan skor tertinggi kami raih, yakni keunikan topik yang diusung dan metode _design thinking_ yang digunakan,” ujar Mohammad Amanda Maulana Malik Ibrahim.[efi.ca]

Tags: