Kini Kualitas Udara Surabaya Tambah Bersih

Turunnya jumlah pengendara kendaraan bermotor di Kota Surabaya selama Bulan Maret dan April membuat kualitas udara di Kota Pahlawan semakin baik dengan angka 48/pm10 yang bisa dilihat di videotron index standar pencemaran udara, Senin (13/4). [oky abdul sholeh]

Surabaya, Bhirawa
Pandemi virus corona atau Covid-19 yang merebak di Indonesia dua bulan terakhir, termasuk di Kota Surabaya telah membuat kualitas udara tambah bersih. Penyebabnya jumlah kendaraan yang lalu-lalang di Kota Pahlawan jauh berkurang dibanding hari-hari biasanya.
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, secara umum konsentrasi CO2 memenuhi baku mutu udara ambien, dimana baku mutu pengukuran perjamnya yg ditetapkan pemerintah adalah 30 miligram/Nm3 sesuai PP 41 th 1999. Pada Maret konsentrasi CO2 kenderungannya mengalami penurunan. Artinya kualitas udara Kota Surabaya mengalami perbaikan pada parameter CO2.
Penurunan konsentrasi CO2 secara signifikant terjadi pada 25-26 Maret hingga 31 Maret yang terukur dikisaran 7 hingga 12 miligram/Nm3. Pada tanggal-tanggal sebelumnya terukur dikisaran 10 hingga 25 miligram/Nm3.
Sedangkan penurunan konsentrasi yang tajam terjadi pada konsentrasi PM10 (Informasi Konsentrasi Partikulat), dimana pada 23 Maret terukur sampai limit deteksi. Jadi kualitas udara kota surabaya sangat baik.
Kepala DLH Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi menuturkan, secara menyeluruh kualitas udara Kota Surabaya sangat baik. Namun memang ada beberapa wilayah yang konsentrasinya lebih tinggi dari pada daerah lain tetapi masih memenuhi baku mutu PP 41 Tahun 1999, misal wilayah industri dan pelabuhan seperti Margomulyo dan Osowilangun.
“Untuk wilayah industri ini kualitas udaranya tidak sebagus wilayah permukiman bukan karena industrinya. Tapi dikarenakan jumlah kendaraan yang lebih banyak, terutama kendaraan besar yang berbahan bakar solar yang memiliki emisi lebih tinggi dibanding bahan bakar bensin,” kata Eko Agus, saat dikonfirmasi, Senin (13/4).
Menurut dia, di Kota Surabaya ada tiga lokasi yang dijadikan tempat sebagai pantauan kualitas udara. Pertama ada di Kebun Bibit Wonorejo yang diperuntukkan pantauan daerah berkembang dan jasa. Kedua ada di Kebonsari untuk daerah permukiman dan di Tandes untuk wilayah industri.
“Dari tiga lokasi tempat pantauan udara ini, yang paling bersih ada di Kebun Bibit Wonorejo, disusul di Kebonsari. Di Kebonsari ini masih kalah di Kebun Bibit karena Kebonsari ini memantau pintu masuk Surabaya, sehingga jumlah kendaraan yang keluar masuk Surabaya lebih banyak,” ungkapnya.
Dengan semakin gencarnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah agar di rumah saja, sebagai langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Corona-19, kualitas udara di Surabaya akan terus membaik. Sebab salah satu faktor yang paling banyak mempengaruhi kualitas udara adalah dari emisi bahan bakar kendaraan.
“Penyebaran Covid-19 ini telah membuat kualitas udara semakin baik. Karena jumlah kendaraan yang berlalu-lalang di Surabaya menjadi berkurang banyak. Mungkin ini salah satu dampak positif penyebaran Covid-19,” tandasnya. [iib]

Tags: