Kini RSUD Waluyo Jati Kraksaan Resmi Miliki Ruang PICU

Foto: Ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan diresmikan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa.
Saat ini RSUD Waluyo Jati Kraksaan telah memiliki ruang pelayanan Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Pemanfaatan ruang PICU inipun diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Shodiq Tjahjono.

Peresmian ini ditandai dengan pengguntingan pita di depan pintu masuk ruang PICU dan dilanjutkan dengan penandatanganan Pakta Integritas Penyelenggaraan Pelayanan Unit PICU oleh Plt Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Shodiq Tjahjono bersama dengan jajaran.

Sehubungan dengan masih dalam masa pandemi Covid-19, peresmian ruang PICU ini hanya dihadiri jajaran internal RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Disamping itu, peresmian NICU ini juga menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Staf Medis Anak dr. Made Suderata, SP.A, Koordinator PICU dr. Komang Ayu, SP.A serta Penanggung Jawab Pasien PICU dr. Muhammad Reza, SP.A serta segenap perawat ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peninjauan ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Serta diakhiri dengan pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur atas diresmikannya ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Koordinator PICU dr. Komang Ayu, SP.A, Minggu (7/2) mengungkapkan perawat yang ada di ruang PICU berjumlah 10 orang terdiri dari 6 orang sudah bersertifikat dan 4 orang belum bersertifikat. Sementara untuk SDM pendukung berupa admin masih menjadi 1 dengan pelayanan intensif CS 1.

“Sarana prasarana di ruang PICU terdapat 4 bed tempat tidur. Dimana 1 bed di antaranya adalah bed isolasi. Sementara alat kesehatan diantaranya ventilator 1 unit, CPAP 2 unit, sentral O2, vacuum, AIR pasien monitor setiap tempat tidur dan inkubator 1 unit,” ungkapnya.

Menurut Ayu, kriteria masuk PICU terbagi dalam 3 prioritas. Prioritas 1 merupakan pasien sakit kritis dan tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi. Prioritas 2 merupakan kelompok yang memerlukan pemantauan di PICU dan belum memerlukan terapi intensif, namun beresiko mengalami kondisi yang memerlukan terapi intensif secepatnya.

“Prioritas 3 merupakan pasien sakit kritis yang kemungkinan sembuhnya dan atau manfaat terapi di PICU sangat kecil. Pengelolaan pada pasien ini hanya untuk mengatasi kegawatan akut dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru,” jelasnya.

Dengan adanya ruang PICU ini Ayu mengharapkan mampu menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. “Selain itu bisa menjadi pusat pelatihan untuk SDM dari luar (eksternal) Jatim wilayah timur serta sebagai pusat rujukan PICU di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Sementara Plt Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Shodiq Tjahjono mengharapkan keberadaan ruang PICU ini mampu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo yang masih tinggi. “Dengan adanya sarana prasarana pelayanan PICU ini, buatlah RSUD Waluyo Jati Kraksaan menjadi rumah sakit yang dibutuhkan oleh masyarakat ketika mengalami gangguan kesehatan. Jangan menjadi rumah sakit yang menakutkan bagi masyarakat,” katanya.

Shodiq meminta agar dengan adanya pelayanan PICU ini mampu memberikan pelayanan yang terbaik sehingga masyarakat bisa terkesan dengan pelayanan yang diberikan oleh RSUD Waluyo Jati Kraksaan. “Sebagus apapun peralatan yang dimiliki oleh rumah sakit, kalau pelayanannya kurang bagus maka tidak akan berkesan bagi masyarakat. Oleh karena itulah, jadilah seorang pelayan yang profesional bagi masyarakat,” tambahnya.[wap]

Tags: