Kiprah Buya Hamka Menjembatani Umat dan Pemerintah

Judul Buku : Pribadi dan Martabat Buya Hamka
Penulis : H. Rusydi Hamka
Penerbit : Noura Book
Cetakan : 1. 2018
Tebal : 387 Halaman
ISBN : 978-602-385-582-7
Peresensi : Ahmad Wiyono
Pengurus FKUB Kabupaten Pamekasan

Sejauh ini kita mengenal sosok Buya Hamka sebagai tokoh yang sangat luar biasa, banyak orang meyebutnya sebagai agamawan sejati, karena dalam setiap dinamika kehidupan beliau selalu membawa sentuhan manis bagi setiap orang yang ada di sekelilingnya, termasuk ketika saat menyampaikan pesan agama, sangat sejuk dan damai.
Salah satu peran vital Buya Hamka yang tak akan pernah dilupakan oleh bangsa kita adalah saat Beliau mampu menjadi sosok mediator antara umat dengan pemerintah saat dirinya menahkodai organisasi Majelis Ulama, dalam konteks itulah Buya Hamka menjadikan organisasi tersebut sebagai jembatan untuk membuka ruang komunikasi umat dengan Negara, sehingga banyak hal yang bisa dirasakan oleh umat berkaitan dengan kepentingan mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adalah Rusydi Hamka, putera kedua Buya Hamka yang sering sekali mendampingi beliau dalam berbagai kesempatan yang berhasil merekam kiprah dan perjuangan Buya Hamka melalui buku berjudul Pribadi dan Martabat Buya Hamka ini. Dalam buku ini Rusydi mencoba menampilkan potret kehidupan seorang Buya Hamka yang mampu menjadi teladan umat sepanjang masa.
“Kami ini bagaikan kue bika, dibakar antara dua bara api yang panas; di atas pemerintah dan di bawah umat,” demikian perumpamaan yang diucapkan oleh Buya Hamka, tatkala mengucapkan pidato pelantikannya sebagai ketua Majelis Ulama di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia, 27 Juli 1975. (Hal. 227).
Sepintas perumpamaan itu terdengar agak tajam di telinga hadiri, namun begitulah caara Buya Hamka menyampaikan fakta dan kondisi kebatinan yang sedang dialaminya, dan hal itu tentu dalam rangka memberikan informasi kepada publik bahwa dirinya tengah mengemban amanah besar untuk menciptakan perdamaian di tengah umat melalui organisasi majelis Ulama yag diembannya, karena dari situlah nantinya harus lahir komunikasi yang nyaman antara umat dengan pemerintah.
Dalam buku terbitan Noura Book ini kita juga memperoleh gambaran sosok Buya Hamka sebagai ulama yang betul-betul hidup di tengah umat, setiap hari banyak sekali masyarakat yang bertamu ke rumah beliau untuk sekedar meminta pendapat, menyampikan aspirasi, bahkan juga tak jarang yang sengaja datang untuk menyapaikan kritik kepada pemerintah. Dan Buya Hamka selalu bersedia menjembatani setiap suara umat yang sampai kepadanya.
Keitimewaan lain seorang Buya Hamka sehingga berhasil mejadi tokoh yang dikagumi ummat sepanjang masa adalah cara dan metolodogi dakwahnya yang sangat renyah dan santun. Dalam setiap menyampaian dakwah Buya Hamka tak pernah mengeluarkan nada provokatif apalagi yang berbau kebencian, justeru sebaliknya, dakwahnya selaku bernada cinta dan kasih saying, bahkan tak jarang bernada humor dan candaan. Dan ini yang menajdi karakteristik dakwah Buya Hamka, yaitu dakwah dengan humor.
Kala menyampikan dakwahnya, Ayah selalu berpantun. Ayah punya cara lagi dalam menyampaika dakwah atau fatwanya yakni menyisipkan humor di dalamnya, yang bisa membuat orang terpingkal-pingkal. Cara itu disampaikannya baik sewaktu berpidato di hadapan orang banyak, maupun secara perorangan pada anak atau tamu-tamu yang datang minta fatwa. (Hal. 89-90)
Melalui buku ini, Rusydi juga mengungkapkan kemahiran Buya Hamka dalam mengatur watu, diantara sekian banyak kesibukannya, Buya Hamka selalu bisa menyelesaikan kewajibannya dengan baik. Nyaris tak ada yang tidak terselesaikan. Yang menarik juga menurt Rusydi adalah keistiqomahaan atau konsistensi Buya Hamka dalam melakukan sesuatu, salah satunya shalat tahajjud, menurut Rusydi Buya hamka adalah sosok yang tidak pernah meninggalkan shalat tahajud selama hidunya, bukan masalah nilai keimanan, namun konsistensinya yang dianggaap luar biasa.
Buku ini mampu menggambarkan pribadi, karakter, pengalaman, serta dedikasi seorang Buya Hamka secara detil dan tuntas, Rusydi Hamka sebagai puteranya yang banyak mendapinginya dalam beragam agenda kegiatan rupanya bwrhasil mendokumentasikan seluruh denyut nadi kehidupan Buya Hamka dalam buku bergengsi ini. Sehingga Rusydi menyebut bahwa Buya Hamka adalah sosok Ulama dan Ayah yang wajib diteladani. Selamat membaca.

———– *** ————

Tags: