Kirab Kubro Jadi Agenda Wisata Budaya Rutin Kab.Mojokerto

Wabup Pungkasiadi (kanan) menerima Pusaka Panji Gulo Klapo yang diserahkan Sri Wulung Jeliteng setelah menjalani prosesi kirab, Kamis (5/10) petang. [kariyadi/bhirawa]

Kab Mojokero, Bhirawa
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kab Mojokerto, menggelar agenda wisata dan kebudayaan tahunan yakni Kirab Kubro dalam rangka memperingati Haul Syekh Jumadil Kubro Punjer Wali Songo ke-642 Tahun 2017. Helatan kirab budaya  diberangkatkan dari Pendopo Agung Trowulan, dan finish di halaman Makam Troloyo, Desa Sentonorejo, Kec Trowulan, Kamis (5/10) sore.
Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, didaulat membacakan paluhuran (silsilah) Syekh Jumadil Kubro, yang diawali prosesi cucuk lampah atau ‘membuka jalan.’ Hal ini dimaksudkan sebagai usaha menolak bala dan mengusir semua gangguan seperti hawa buruk yang dapat mengganggu jalannya prosesi.
Masih sama seperti tahun lalu, Sri Wulung Jeliteng dari Padepokan Budoyo Sastroloyo yang juga tokoh adat setempat, kembali dipercaya menjadi  ‘pembuka cucuk lampah’ kirab kubro.
Arak-arakan kirab berbagai macam gunungan mulai tumpeng agung, tumpeng aneka hasil bumi dan tumpeng jajanan pasar, selalu sukses menjadi daya tarik acara. Tumpeng-tumpeng ini dipercaya sebagai sebuah berkah.
Kirab dan prosesi cucuk lampahdisempurnakan barisan Walisongo, santri, pembawa kendi tujuh, pembawa jajan pasar, Tumpeng Songo, Panji Poncowarno, Panji Gulo Klapo (Sang Saka Merah Putih) yang diserahkan langsung Sri Wulung Jeliteng kepada wakil bupati.
Pemkab Mojokerto dan Disporabudpar sebagai leading sector, ingin agar tradisi ini bisa terus dipelihara dan terjaga sebagai event rutin yang mencerminkan kearifan lokal.
Wakil bupati berharap agar usaha nguri-uri budaya terus dijaga dan dilestarikan. Animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap event-event budaya di daerah Trowulan khusunya, bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk meningkatkan potensi wisata daerah.
”Trowulan sebagai daerah wisata unggulan Kab Mojokerto di bidang sejarah dan budaya, makin lama makin dikenal publik baik lokal maupun luar daerah. Kirab kubro memperingati Haul Syeh Jumadil Kubro yang diperingati tiap tahun tidak pernah sepi animo,” ujar Wabup.
Syekh Jumadil Kubro dalam literatur sejarah dikenal sebagai penyebar Agama Islam di tanah Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Syekh Jumadil Kubro adalah leluhur dan guru dari para Walisongo sesudahnya. Mengingat begitu besarnya jasa dalam perkembangan Islam khususnya Jatim, maka banyak kalangan Umat Islam yang memelihara tradisi untuk terus mendoakan hari wafatnya, atau dalam Islam dikenal sebagai sebagai Haul. [kar]

Tags: