Kirab Resolusi Jihad NU Dilepas dari Tugu Pahlawan

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama Ketua DPRD Provinsi Jatim menghadiri kirab Hari Santri Nasional di Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (18/10).

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama Ketua DPRD Provinsi Jatim menghadiri kirab Hari Santri Nasional di Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (18/10).

Pemprov, Bhirawa
Dalam rangka menyongsong Hari Santri Nasional 22 Oktober, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Kirab Resolusi Jihad NU dari Tugu Pahlawan Surabaya menuju Tugu Proklamasi Jakarta. Pelepasan kirab dilakukan langsung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf, Minggu (18/10).
Kirab yang membawa bendera pataka Merah Putih dan bendera NU ini, secara estafet akan singgah di 30 kabupaten/kota dan berhenti di 18 titik untuk melakukan berbagai kegiatan. Di antaranya berhenti di Rembang untuk bersilaturahim di kediaman KH Maemun Zubair dan KH Mustofa Bisri, berziarah ke makam KH Sahal Mahfudz dan KH Mutamakkin Kajen Pati hingga penyambutan kirab oleh masyayikh dan santri Subang.
Sesampainya di Tugu Proklamasi Jakarta, Kamis (22/10), Kirab Resolusi Jihad NU rencananya akan disambut langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sambutan Presiden Jokowi ini sekaligus menandai 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional yang akan diperingati secara nasional setiap tahunnya.
Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, penetapan Hari Santri Nasional 22 Oktober itu merupakan pengakuan pemerintah dan masyarakat atas jasa kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di sejumlah daerah terutama Surabaya. Tak bisa dipungkiri kemerdekaan Indonesia tak lepas dari jasa-jasa kaum santri.
“22 Oktober 1945 merupakan hari pertemuan para ulama yang dipimpin KH Hasyim Asy’ari di Kantor PCNU Surabaya di Jalan Bubutan dan akhirnya mencetuskan Resolusi Jihad yang mendorong semangat pemuda dan kaum santri melawan penjajah hingga dikenal dengan pertempuran 10 November 1945. Jika tidak ada Resolusi Jihad, mungkin tidak pernah ada Hari Pahlawan 10 November,” ungkapnya.
Said Aqil Siradj menegaskan kegiatan Kirab Resolusi Jihad bukan untuk pamer. Kegiatan ini digelar untuk menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober. “Bukan pamer, tapi menghayati apa yang dilakukan leluhur kita seperi KH Hasyim Asy’ari,” katanya.
Untuk itu, dia meminta seluruh lapisan masyarakat mendukung Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober. Apalagi sudah ada 12 ormas yang mendukung hari Santri Nasional. Antara lain, Al Irsyad, Al wasiah, PITI dan Robito Alawiyah.
“Saya juga banyak menerima SMS yang mendukung Hari Santri Nasional. Seperti, Mendagri Tjahyo Kumolo dan mantan Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. Ada juga dukungan dari non Islam,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengatakan, banyak sejarah Indonesia yang terpotong dan masih banyak sejarah yang tersisa dan belum diakui secara resmi oleh negara. Salah satu contohnya adalah Resolusi Jihad dari kaum santri yang dikomandani Rais Akbar PBNU KH Hasyim Asy’ari.
“Untuk itu, hari ini (kemarin) kita semua menjadi saksi, bahwa  22 Oktober Resolusi Jihad menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya mempertahankan Indonesia dan sebagai sambungan perjuangan para pahlawan sebelumnya,” tegasnya.
Menurut dia, Pemprov Jatim menyambut baik usaha yang dilakukan PBNU agar 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. “Saya ucapkan terima kasih, apresiasi, sekaligus penghormatan kepada Presiden Jokowi yang telah memberikan dukungan dan menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri nasional. Pesan Pak Gubernur, kegiatan ini hendaknya dilaksanakan setiap tahun,” harapnya.

1.500 Banser Gelar Apel
Sementara itu di Tuban, tidak kurang dari 1.500 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser)  memenuhi jalur Pantura Tuban, Minggu (18/10) menyambut penetapan Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo yang direncanakan akan dikeluarkan pada  22 Oktober mendatang.
Ribuan garda depan NU ini berangkat dari Kantor Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama Jalan Diponegoro, Tuban. Kemudian membuat iringan barisan tak kurang dari 1 kilometer, dan melakukan kirab melintas di Jalur Pantura menuju Rest Area, Jalan RE Martadinata.
“Semua rangkaian kegiatan ini dalam rangka menyambut Hari Santri yang akan ditetapkan Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2015 mendatang,” Kata Ketua PC GP Ansor Tuban Syafiq Syauqi.
Lebih lanjut diterangkan, Hari Santri merupakan bentuk pengakuan negara atas peranan ulama dan santri di masa lalu. Ketika krisis kewibawaan melanda bangsa Indonesia, KH Hasyim Asy’ari yang tak lain adalah pendiri NU mengumandangkan resolusi jihad.  Yang mana seruan ini mengobarkan semangat perlawanan kaum santri dan ulama, kemudian merembet ke hampir semua elemen bangsa.
“Ini saatnya Resolusi Jihad yang pernah dikumandangkan KH Hasyim Asy’ari disemaikan kembali ke generasi muda,” terang menantu Bupati Tuban Fathul Huda.
Sementara itu, dalam sambutan Ketua PC NU Tuban KH Mustain Syukur, mengaku bangga dengan apa yang dilakukan salah satu Badan Otonom (Banom) yang ia pimpn selama ini. “Tetaplah menjadi benteng tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata KH Mustain memberikan semangat pada Kader Ansor.
Tidak hanya Ketua PC NU, Komandan Kodim 0811 Tuban Letkol Kav Rahyanto Edy Yunianto dan Kapolres Tuban AKBP Guruh Arif Darmawan juga memberikan arahan tentang bela negara dan keamanan menjelang Pilkada yang sebentar lagi akan di dilaksanakan di Bumi Wali Tuban.
“Kami bangga dan berterimakasih dengan sahabat-sahabat Ansor serta Banser yang bersedia ikut mendukung dan membantu kami dalam menyukseskan proses Pilkada di Kabupaten Tuban,” Kata Kapolres Tuban AKBP Guruh Arif Darmawan dalam sambutannya. [iib,hud]

Tags: