Kirab Sembilan Pusaka demi Lestarikan Budaya

Warga sedang mengirap sembilan pusaka warisan Ki Andongsari mengelilingi kelurahan setempat berlangsung khidmat. (Achmad Basir/bhirawa)

Warga sedang mengirap sembilan pusaka warisan Ki Andongsari mengelilingi kelurahan setempat berlangsung khidmat. (Achmad Basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Untuk melestarikan budaya, sebanyak sembilan pusaka warisan Ki Andong Sari dikirab oleh warga Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Bojonegoro. Kegiatan kirab mengelilingi kelurahan setempat berlangsung khidmat, Selasa (17/11).
Sembilan benda-benda pusaka diantaranya seperti Kotoang Onto Kusuma, Selempang Bupati, Tombak Singo Baron, Tombak Godong Andong, Tongkat Galih Kelor, Tongkat Menjalin Bang, Tongkat Menjalin Porong, Tongkat Gagak Cemeni dan Kentrung. “Sama seperti tahun sebelumnya. Tahun ini kami akan mengirab sebanyak sembilan buah benda pusaka,” papar ketua panitia kirab pusaka ki andongsari, Jagad Pramujito.
Kirab pusaka ini rutin digelar setiap tahunnya tepatnya pada Selasa Kliwon di bulan Suro. Namun dibulan suro tidak ada hari Selasa Kliwon. “Karena pada bulan suro tidak ada Selasa kliwon, saat ini dilakukan kirab pusaka tersebut,” ujarnya.
Menurut Pramuji, kirab pusaka diawali oleh rombongan perangkat Kelurahan Ledokkulon kemudian rombongan pembawa pusaka, diteruskan rombongan  pemain Sandur, dan rombongan terakhir pembawa gunungan Boga Pangupa Jiwa Sakembaran juga diiringi oleh tembang gamelan. “Gunungan itu merupakan hasil bumi dan mata pencaharian warga ledokkulon,” jelas Pramuji.
Dia menjelaskan kirab pusaka ini sebagai pengingat bahwa Ki Andong Sari masih mempunyai peninggalan sejarah yang perlu tetap dilestarikan. Selain itu sebagai bentuk penghormatan kepada Ki Andong Sari selaku pelopor sejarah Islam di Kota Bojonegoro.
Pramuji menjelaskan, kirab pusaka ini mengambil rute dari jalan kapten Rameli, Kyai Haji mansyur, kemudian jalan MH.Thmarin, Gang Ngalimun dan letda suradji. Setelah dilaksanakan kirab pusaka Ki Andong Sari, warga Keluarahan Ledokkulon melaksanakan manganan Gunungan Boga Pangupa Jiwa Sakembaran di halaman Tempat Pemakan Umum (TPU) kelurahan setempat.
Semntara itu Lurah Ledokkulon, Sumantri mengatakan, gunungan yang digunakan untuk manganan ini berasal dari hasil bumi dan mata pencaharian warga setempat. “Selain gunungan setiap warga membawa tumpeng dibawa ke halaman makam,” katanya.
Dijelaskan untuk manganan haul Ki Andong Sari ini setiap warga yang membawa tumpeng diwajibkan menyertakan ayam panggang dan penyet lele. “Karena memang khasnya Mbah Andong menunya itu,” imbuhnya
Tampak Warga berbondong-bondong menuju makam dengan membawa tumpeng nasi berbungkus daun pisang dan dibacakan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur. [bas]

Tags: