Kirana, Balita Penderita Hidrosefalus Disertai Craniosynostosis Asal Batam

Balita berusia 18 bulan, Kirana menderita penyakit Hidrosefalus disertai Craniosynostosis sedang dirawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. [gegeh bagus setiadi]

Perjuangan Tukang Ojek Demi Kesembuhan Buah Hati

Kota Surabaya, Bhirawa
Kedatangan seorang buah hati merupakan anugerah yang tak terhingga bagi setiap orang tua di dunia. Tentunya tidak ada yang menginginkan hal yang jelek terjadi pada bayinya. Namun, hal tersebut tidak pada pasangan suami istri dari Batam, Kepulauan Riau ini. Ia rela pergi ke Kota Pahlawan demi kesembuhan Kirana. Balita berusia 18 bulan ini menderita penyakit Hidrosefalus disertai Craniosynostosis.
Bola mata Agus Salim tampak berkaca-kaca melihat Kirana terbaring di tempat tidur Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (21/2) kemarin. Bapak yang kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek ini rela berangkat ke Surabaya demi kesembuhan buah hatinya. Tangisan itu pun pecah ketika sang istri mencoba memberikan susu menggunakan botol pada Kirana.
Agus Salim bahkan mengatakan dengan tegas segala upaya akan dilakukan untuk anak keduanya ini. Ia pun mengaku bahwa putrinya tersebut telah diketahui menderita Hidrosefalus sejak dalam kandungan. “Sedari hamil sudah tahu kalau Kirana hidrosefalus,” katanya sembari terseduh-seduh.
Selama di Batam, kata Agus, Kirana telah melakukan pengobatan. Bahkan, obat-obat herbal pun tak pernah berhenti ditelan Karina. “Selama ini kami melakukan pengobatan dengan diberi obat-obat herbal itu rutin nggak pernah berhenti,” ungkapnya.
Ia mengutarakan, sebelumnya pernah di bawa kerumah sakit di Batam untuk dioperasi. Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Sebab, menurut keterang dokter di Batam harus menunggu kepalanya besar terlebih dahulu. “Sebelum dioperasi kepalanya bocor jadi nggak di operasi dulu. Nunggu kepalanya besar dulu,” ujar Agus.
Dengan segala usaha dan doa, Agus menginginkan putrinya itu bisa sembuh dan kembali normal. Ia mempercayakan segalanya pada doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan. “Saya berharap kalau bisa kepalanya bisa normal,” harapnya.
Agus yang berprofesi sebagai tukang ojek motor pangkalan dan isterinya hanya seorang ibu rumah tangga ini pun mengaku mendapatkan donator yang membatunya untuk biaya kesembuhan Karina.
Penyakit Hedrosefalus merupakan kondisi kelebihan cairan cerebrospinal di rongga otak atau ventrikel yang menjadikan kepala dari penderitanya terlihat besar tidak normal. Penyakit ini dikatakan langka lantaran disertai Craniosynostosis. Di mana, tulang kepala tertutup sebelum otak bayi malang ini terbentuk sempurna atau dalam istilah medis disebut Craniosynostosis.
Kini, Karina dirawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya sejak Senin (19/2) lalu. Direktur RS Universitas Airlangga mengakatakan bahwa penyakit ini tergolong langka. “Ini penyakitnya termasuk langka ya. Karena Hidrosefalus sendiri sudah sering kita lihat tapi kejadiannya sedikit apalagi kalau disertai Craniosynostosis penutupan tulang kepala. Kalau sudah berbagai kelainan itu banyak disebut yang syndromic, karena ini sudah melibatkan banyak divisi dengan banyak kelainan jadi ini termasuk langka,” katanya.
Indri Laksmi Putri tim dokter bedah plastik saat mendampingi Direktur RS Unair juga mengatakan, untuk kasus syndromic Hidrosefalus disertai Craniosynostosis lima berbanding 10.000.
Kirana merupakan bayi pertama dengan kasus Hidrosefalus disertai Craniosynostosis yang ditangani oleh RS Universitas Airlangga Surabaya.
Menurut dia, akan ada lebih dari 10 tim dokter yang terdiri dari tim dokter bedah syaraf, tim dokter bedah plastik, tim dokter anak, tim dokter mata, tim dokter THT, tim anastesi. Kemudian tim kejiwaan yang akan bertugas menguatkan mental keluarga dan perizinan dari forensik medical legal. “Rencana pada Kamis besok (hari ini, red) akan jalani operasi,” ujarnya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: