Kisah Fatimah Az Zahrah yang Wafat pada Bulan Ramadan

Dr Lia Istifhama

Oleh:
Dr Lia Istifhama, Pembina PP Raudlatul Banin wal Banat Surabaya
Seperti kita ketahui, Rasulullah saw dikaruniai seorang putri cantik bernama Fatimah Az-Zahra, buah pernikahannya dengan Siti Khadijah. Nama Fatimah Az-Zahra berarti gadis yang lembut hatinya dan selalu berseri-seri.
Banyak pendapat yang menyebutkan tentang kapan perempuan mulia ini dilahirkan. Salah satunya yang paling populer di kalangan Ahlussunah wal jamaah adalah tanggal 20 Jumadil Akhir sebagai tanggal lahir Fatimah Az-Zahra.
Perempuan mulia ini memiliki keyakinan, keteguhan dan ketakwaan yang luar biasa sehingga mengesankan banyak pria untuk meminangnya, namun pilihan jatuh pada Ali bin Abi Thalib yang kelak menjadi Khalifah keempat dalam Khulafaur Rasyidin.
Di hari pernikahannya, Fatimah Az-Zahra mendapat hadiah berupa kalung dari suaminya yang satu saat kemudian justru diberikan Fatimah pada seorang musafir yang kehabisan bekal makanan dan harta. Singkat cerita, kebaikan Fatimah didengar oleh sahabat Nabi yang bernama Ammar bin Yasir.
Ammar lantas membeli kalung Fatimah itu dengan harga 20 dinar ditambah sebuah pakaian dan seekor unta. Setelah kalung di tangan Ammar, ia pun segera mengutus budaknya untuk memberikan kalung tersebut kepada pemiliknya, Fatimah Az-Zahra.
Ammar berkata kepada budaknya: “Pergilah engkau menghadap Rasulullah dan katakan aku menghadiahkan kalung ini dan juga engkau kepadanya. Jadi, mulai hari ini kamu bukan budakku lagi tetapi budak Rasulullah”.
Budak Ammar itu pun memenuhi amanah yang diberikan majikannya dan menyerahkan kalung bersejarah tersebut. Mengetahui itu, Fatimah kemudian menerima kalungnya kembali sekaligus memerdekakan budak tersebut hingga membuat si budak tertawa.
Budak itu berkata: “Aku tertawa karena kagum dan takjub akan berkah kalung tersebut. Kalung tersebut telah mengenyangkan orang yang lapar, menutup tubuh orang yang telanjang, memenuhi hajat seorang yang fakir dan akhirnya telah membebaskan seorang budak.”
Kebaikan dan kedermewanan Fatimah menjadikannya panutan kaum muslimin dan tak dipungkiri, Rasulullah SAW sangat menyayanginya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa hadis, di antaranya dari Miswar bin Makhramah r.a, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Fathimah adalah segumpal dagingku, maka barangsiapa menjadikannya marah, maka dia menjadikan aku marah”. (HR. Imam Bukhari, hadis nomor 3578).
Sayyidah Fatimah yang dikenal sebagai putri kesayangan Rasulullah SAW kemudian wafat tepat pada Selasa, 3 Ramadlan 11 H. Wafat di usia muda, yaitu 28 tahun, Fatimah menyisakan kisah haru. Putri tercinta Rasulullah SAW pergi meninggalkan 4 putra putri yang masih kecil. Hasan masih berusia 7 tahun, Husain 6 tahun, Zainab 5 tahun, dan Ummi Kultsum masih berusia 3 tahun. Wafatnya Fatimah secara mendadak dan hanya berselang 6 bulan setelah Rasulullah wafat.
Putri Rasulullah dari Sayyidah Khadijah tersebut adalah yang mendampingi Rasulullah jelang ajal. Bahkan Fatimah mendapat bisikan dari Rasulullah Saw: “Akan tiba kita di suatu masa, kita akan bersua di sana”. Ucapan Rasulullah SAW tersebut seperti sebuah doa agar putri tercintanya segera menyusul ayahanda menuju pintu surga. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menjelaskan keutamaan doa seorang bapak pada anaknya. “Do’a bapak itu menerobos tirai.” (HR. Ibnu Majah, Kitab Al-Jami’us Shaghier, hadis nomor 4198).
Subhanallah, kedekatan seorang anak dengan bapak senantiasa menjadi bagian indah dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, alangkah mulianya tatkala kita berusaha meneladani potret cinta antara Rasulullah SAW kepada putrinya, sayyidah Fatimah, dengan mewujudkan rasa cinta tersebut di dalam keluarga kita masing-masing. [*]

Tags: