Kisah Inspiratif Carolina Agustine Wisudawan Terbaik UKWMS

Carolina Agustine salah seorang wisudawan terbaik UKWMS. Meski memiliki penyakit langka cluster headache, Carolina tetap berprestasi di kampus.

Ubah Rasa Sakit Menjadi Motivasi untuk Berprestasi
Kota Surabaya, Bhirawa
Kekurangan tidak menjadi hambatan bagi seseorang untuk berprestasi. Itulah yang dibuktikan salah seorang wisudawan berprestasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Meski memiliki penyakit yang langka yakni Cluster Headache, perempuan bernama Carolina Agustine tersebut tidak pernah patah semangat dalam menjalani hari-harinya.
Wisudawan Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS tersebut, sempat kebingungan dengan penyakit yang ada pada tubuhnya. Walaupun Carolin mengaku bahwa dari kecil kesehatan fisiknya mudah terserang penyakit, namun tetap saja perempuan bermata sipit tersebut tidak menyangka, bahwa dirinya terkena penyakit langka yang biasa menyerang bule.
“Saya sendiri heran kenapa harus saya. Padahal penyakit itu kebanyakan bule yang kena dan saya sama sekali tidak punya keturunan luar negeri. Tapi mau bagaimana lagi, saya pasrah,” ucapnya.
Berawal dari dirinya yang memiliki penyakit yang tidak ada obatnya tersebut, Carolina berjuang untuk melawan penyakitnya dengan cara memperbanyak prestasi-prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Seperti mengikuti organisasi-organiasi yang dapat menambah pengalamannya. “Waktu itu saya juga pernah jadi sekertaris Himpunan Mahasiswa Prodi,” ungkapnya dengan bangga.
Anak kedua dari dua bersaudara itu tidak pernah patah semangat, untuk selalu melawan penyakitnya tersebut, dengan prestasi yang akan membawa dirinya pada masa depan yang lebih cerah. Bagaimana tidak, selain aktif dalam organisasi mahasiswa yang memiliki lesung pipit tersebut juga meningkatkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), terbukti saat ini ia lulus dengan IPK 3,84 yang tertulis pada ijazahnya. “Meskipun saya hanya tidur kadang dua jam sampai empat jam sehari,” ungkapnya penuh semangat saat ditemui pada, kamis (5/9) kemarin.
Perempuan yang lahir 14 Agustus 1997 tersebut mengatakan, bahwa sakit yang dideritanya kambuh satu kali dalam satu tahun, dengan durasi satu sampai satu setengah bulan lamanya. “Penyakitnya itu cycle, misal kumatnya tahun ini dibulan agustus berarti tahun depannya bulan Agustusan lagi, biasanya empat sampai enam mingguan,” ucapnya.
Perempuan berkulit putih tersebut mengaku bahwa ia menderita penyakit tersebut sudah sekitar tujuh tahun lamanya, karena penyakit tersebut tidak ada obatnya. “Dari mulai kelas satu SMA sampai sekarang. Ya cuma bisa nangis dan nahan aja pas lagi kumat, jamnya juga tidak nentu,” ungkapnya dengan pilu.
Kejadian memilukan yang pernah dialami oleh perempuan berusia 22 tahun itu, saat dirinya hendak menjadi pemateri dalam suatu seminar. Satu jam sebelum Carolin dipanggil untuk mengisi acara tersebut, penyakit yang dideritanya bertahun-tahun tiba-tiba kambuh tanpa diduganya. Namun karena dirinya sudah terlanjur janji, ia tetap menjadi pemateri dalam seminar tersebut, dengan menahan rasa sakit dikepalanya.
“Sakitnya itu mata kaya ditusuk-tusuk, dan waktu itu saya cuma bisa senyum sambil menahan tangis, padahal rasanya sakit sekali,” ungkapnya.
Untuk kedepannya, perempuan yang memiliki rambut panjang tersebut, saat ini sudah dikontrak oleh salah satu perusahaan otomotif untuk menjadi superviseor marketing. Meskipun perempuan bertubuh tinggi itu, sudah mengatakan kepada pihak perusahaan bahwa ia memiiki penyakit langka tersebut.
Namun pihak perusahaan dengan senang hati tetap menerima Carolina bekerja di perusahaan otomotif, karena kemampuan yang dimilikinya. “Aku sebenernya enggak lewat HRD, tapi orang perusahaan kenal sama orang yang tahu aku, terus orang itu bilang ke pihak perusahaan bahwa aku berpotensi,” ungkapnya. [Zainal Ibad/Savira W Sofyana]

Tags: