Kisah M Aryo Aktivis Gerakan Sepenuh Hati Situbondo

M Aryo bersama Badrus Samsi usai melakukan pengukuran kaki palsu dengan didampingi sejumlah aktivis sosial dari Provinsi Jatim. [sawawi]

Didukung Berbagai Elemen, Selalu Siap Beri Bantuan Warga Miskin

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Dalam setahun ini, Muhammad Aryo mengaku berhasil menemukan jatidiri hidup yang sebenarnya. Bukan raihan materi yang melimpah atau jabatan yang prestisius, tapi kerja sosial tanpa balas jasa. Bukan membantu berbentuk dana, melainkan sebuah fasilitas layanan kepada kalangan warga miskin yang ada di Kota Santri, Situbondo.
Pria asli kelahiran Malang, 9 Pebruari 1977 silam itu, awalnya enggan menyebarluaskan keahliannya sebagai seorang aktivis sosial. Ya, Abi Aryo, panggilan karib Muhammad Aryo, kini sudah berhasil membantu puluhan atau bahkan ratusan warga miskin, saat tertimpa musibah atau mengidap sebuah penyakit kronis.
Kepada Bhirawa, Abi Aryo sudah cukup lama terjun dibidang kegiatan sosial ditengah-tengah masyarakat Situbondo dan sekitarnya. Berawal dari keluarganya yang mayoritas aktif dibidang sosial, Abi Aryo akhir tertarik dan bahkan kesemsem untuk ikut terjun di bidang sosal kemasyarakatan tersebut. Bahkan dari saking asyiknya sebagai aktivis sosial, membuat kuliah Aryo di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, putus di tengah jalan.
Banyaknya waktu luang karena lepas dari pendidikan kuliah itulah, membuat Abi Aryo bisa total terjun di bidang sosial. Menurutnya, banyak sisi positifnya bisa membantu warga miskin atau cacat yang sedang dihadapkan pada permasalahan dana atau kesulitan layanan dari sebuah lembaga kesehatan. Aryo juga tak sedikit bisa membantu korban kritis akibat kecelakaan lalu lintas yang mayoritas berasal dari kalangan miskin.
“Kalau sudah menthok saya tidak bisa membantu, terpaksa saya melaporkan kepada pemangku kebijakan. Misalnya melapor langsung sama Bupati, Wabup atau Kepala Dinkes atau Direktur Rumah Sakit. Alhamdulillah selama ini upaya saya mendapatkan apresiasi dari mereka,” ungkapnya.
Selama menjadi seorang aktivis sosial, ada satu kejadian yang sampai saat ini sulit untuk dilupakan sosok Abi Aryo, yakni kala membantu warga miskin pengidap tumor payu dara asal Desa/Kecamatan Jangkar, Situbondo. Selain wanita paro baya itu miskin, ternyata wanita tersebut tidak memiliki seorang saudara atau kerabat dekat.
“Namun berkat upaya dan doa yang saya jalankan, alhamdulillah wanita tersebut kini berhasil dioperasi gratis karena ada bantuan dari seorang donatur,” ujar pria yang juga membuka praktek pijat refleksi dan bekam di kediamannya, di Jalan Panji Anom Nomor 261, RT 01/RW 14, Kelurahan Mimbaan, Kec Panji, Situbondo itu.
Tak cukup itu yang dilakukannya, untuk menjembatani banyaknya keluhan layanan dan minimnya pendanaan yang dialami warga miskin atau warga cacat yang di Situbondo, pria bersahaja itu kini mendirikan sebuah lembaga sosial bernama Gerakan Sepenuh Hati. Lembaga yang di dalamnya diisi oleh pemuda yang ikhlas berjuang dan membantu kalangan warga miskin itu lambat laun mendapat simpati dari berbagai elemen di Kota Bumi Shalawat Nariyah ini. “Alhamdullah lembaga ini mulai mendapatkan respon positif,” paparnya.
Dimata Aryo, masyarakat Situbondo ternyata banyak yang sangat peduli saat ada warga yang membutuhkan uluran tangan. Buktinya, baru baru ini, 10 anak Situbondo yang mengalami cacat kaki, mampu dibiayai dari bantuan berbagai lapisan masyarakat untuk mendapatkan kaki palsu.
“Kesepuluh anak itu harus diukur kakinya di Malang. Untuk berangkat kesana kami awalnya kesulitan dana. Alhamdulillah ada Wabup Yoyok Mulyadi dan donatur lain yang rela dan ikhlas menyalurkan bantuan. Mereka semua kini sudah memiliki kaki palsu,” terangnya.
Dalam pengukuran kaki palsu itu, aku Aryo, sedikitnya ada 20 komunitas sosial yang ada di Jatim ikut andil adalam ajang kemanusiaan tersebut. Para penderita cacat kaki itu hadir dalam rangka bhakti sosial di pondok pesantren metal. Mulai dari cek kesehatan dan pemberian bantuan sembako, baju layak pakai, alat sekolah dan mainan, diterima para penderita cacat kaki asal Situbondo. “Kami sangat berterima kasih kepada semua komponen yang telah rela membantu 10 anak cacat kaki asal Situbondo,” pungkasnya.
Sementara itu Wabup Situbondo Yoyok Mulyadi sangat mendukung pendirian lembaga sosial bernama Gerakan Sepenuh Hati yang dibidani oleh M Aryo, baru baru ini. Wabup Yoyok bahkan mengaku siap menjadi donatur tetap dalam perjuangan lembaga sosial Gerakan Sepenuh Hati tersebut.
Wabup Yoyok juga sangat mengapresiasi bagi perjuangan lembaga itu karena banyak bergerak untuk kepentingan warga miskin, anak duafa da kalangan difabel. “Saya sangat mendukung keberadaan lembaga sosial ini. Mari kita dukung bersama-sama program programnya,” tandas mantan Kadis PUPR Kabupaten Situbondoitu.
Disisi lain, Badrus Samsi, salah satu anak penderita cacat kaki asal Kabupaten Situbondo mengaku berterimakasih atas kiprah yang diberikan lembaga sosial Gerakan Sepenuh Hati Situbondo. Kata Badrus, ia sejak lama mengidamkan kaki palsu agar dapat berjalan seperti teman-teman sepermainannya serta bisa melakukan aktivitas seperti anak normal lainnya. [sawawi]

Tags: