Kisah Nestapa Dinda, Anak Penderita Kaki Lumpuh

Dinda Putri Aprilia terlihat duduk di lantai rumahnya di Desa Bogorejo RT 7 RW 3, Kecamatan Barat, Magetan.

Videonya Viral dan Didengar Bupati Magetan, Akhirnya Dinda Bisa Sekolah
Kab Magetan, Bhirawa
Raut wajah Dinda Putri Aprilia berseri. Kedua sorot matanya berbinar saat kursi rodanya memasuki halaman sekolah. Bocah belum genap 7 tahun yang menderita lumpuh itu, acapkali mengembangkan senyumnya pada hari pertama dia bersekolah di SDN 02 Bogorejo, Kecamatan Barat, Magetan, Senin (21/1).
Anak nomor dua kelahiran 19 April 2012 dari pasangan Minah (42 tahun) dan Sutopo (almarhum), menderita lumpuh sejak usia 8 bulan hingga sekarang. Bila berjalan, dia harus ngesot sehingga kedua kakinya bergesekan dengan tanah liat lantai rumahnya di Desa Bogorejo RT 7 RW 3, Kecamatan Barat, Magetan.
Di sekolah itu, Dinda adalah siswa titipan karena usianya belum genap tujuh tahun. Namun, keinginannya bersekolah sangat tinggi, meski kondisinya disable. “Kalau besar, saya ingin jadi dokter gigi,” kata bocah yang tampak sehat dan periang.
Tahun 2017, Dinda tercatat sebagai siswa PAUD Sri Mekar di desanya. Dia menikmati masa sekolah PAUD hanya enam bulan, karena ibunya tak lagi mampu mengantarkan Dinda ke sekolah akibat diabetes yang dideritanya.
Dinda, bocah yang tumbuh dari keluarga prasejahtera itu, hanya bisa tinggal di rumah. Berjalan ngesot dan merayap. Dia tak bisa bermain lari-lari layaknya anak-anak.
Kesehariannya yang nestapa, akhirnya diunggah di medsos dan menjadi viral. Video pendek tentang Dinda yang mengalami kelumpuhan sejak usia 8 bulan, dan luka-luka lecet di kakinya karena berjalan ngesot dan merayap, terdengar oleh Bupati Magetan Suprawoto.
Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan akhirnya memberikan sumbangan kursi roda dan bantuan materi untuk kelangsungan keluarga Minah dan bantuan sekolah untuk Dinda. “Sudah lama saya ingin sekolah lagi seperti Mas Fino dan teman-teman,” kata Dinda sambil menyebut nama Fino, tetangganya yang bersekolah di SDN 02 Bogorejo.
Senin pagi kemarin, Dinda berangkat sekolah hari pertama diantar tetangganya. Kondisi Minah yang menderita diabetes dengan luka di kaki, tak mampu lagi mengantarkan Dinda ke sekolah yang berjarak dua kilometer dari rumahnya.
Ruang kelas 1 SDN 02 Bogorejo yang memiliki murid sebanyak 10 siswa (termasuk Dinda), menjadi marak dengan kehadiran Dinda yang disambut suka cita.
Semula, ruang kelas hanya terdapat lima bangku setinggi ukuran anak. Namun, sejak kehadiran Dinda, bertambah satu bangku khusus setinggi 80 cm, agar kedua kaki Dinda yang bertumpu pada kursi roda bisa masuk menjorok ke dalam. Bangku khusus tersebut adalah sumbangan dari Camat Barat, Yok Sujarwadi, didatangkan bersamaan dengan kursi roda dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.
Sebelumnya, bertahun-tahun Dinda tak memiliki kursi roda untuk membantu berjalan. Namun, sejak video klip Dinda menjadi viral, seorang dermawan memberikan sumbangan sebuah kursi roda, belum lama ini. Kursi roda dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan ditinggalkann di sekolah, diperuntukkan khusus untuk kegiatan Dinda di sekolah. Sedangkan kursi roda sumbangan dermawan, diperuntukkan untuk aktivitas Dinda di rumah.
“Yang membuat senang guru-guru bahwa Dinda tidak minder dengan teman-teman sebayanya. Apalagi, dia kelihatan cerdas dan serius nyemak pelajaran,” ungkap Titik Sulastri, kepala SDN 02 Bogorejo, sejak tiga tahun silam. [wardianto]

Tags: