Kisah Penyintas dari Kota Malang Sembuh dengan Imun dan Iman

Seklur Bandulan Mutho’ Shobiri sembuh dari Covid 19, kini dia sudah beraktifitas Kembali.

Jika Ada Pasien Covid-19 Mulai Tidak Semangat, Pasien Lain Saling Menguatkan
Kota Malang, Bhirawa
Pandemi Covid-19 telah membuat Indonesia kesulitan dalam berbagai hal, termasuk kesehatan dan perekonomian. Namun demikian, di tengah kondisi sulit, warga Kota Malang rela berbagi dan peduli terhadap warga yang sedang isolasi mandiri (isoman) akibat terinfeksi positif Covid-19 dan bisa sembuh.
Pengakuan penyintas positif Covid-19, warga Kelurahan Bakalan Krajan, Harto Sutiyo, saat melakukan isoman berjuang dengan menguatkan imun dan iman. “Awalnya anak saya yang terpapar Covid-19. Kemudian istri saya dan saya pun ikut terpapar. Akhirnya kami melakukan isoman,” ujar Harto Sutiyo, mengawali kisahnya.
Selama menjalani isoman, dirinya selalu mengonsumsi obat dari dokter dan obat herbal dari empon-empon atau rempah-rempah dan madu. Harto Sutiyo mengatasi napas yang sesak dan tidak bisa mencium aroma dengan menghirup minyak kayu putih dan minyak angin. Selain itu, dia juga rutin berjemur pada pukul 09.00-10.30 WIB.
Selama isoman, Harto Sutiyo selalu makan secara teratur dan cukup. Meskipun rasa malas untuk makan, namun dirinya selalu memaksakan diri agar makanan bisa masuk ke lambung. Dengan cara itu, maka imun akan meningkat. Jika imun naik, maka proses kesembuhan sudah semakin dekat. Pikiran juga tidak boleh terlalu stres. Ia mengimbau agar selalu berdoa dan berpikir positif untuk sembuh.
“Setelah menjalani isoman, Alhamdulillah saat ini saya sudah fit dan negatif Covid-19. Semoga kita semua dikasih kesehatan, panjang umur, dan terhindar dari segala penyakit. Selalu berdoa kepada Tuhan, semoga Tuhan selalu melindungi kita,” pungkasnya.
Penyintas Covid-19 lainnya yang bisa sembuh adalah Sekretaris Lurah Bandulan, Mutho’ Shobiri, SSTP MAP. Dirinya terpapar Covid-19 dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang. Ia meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan mengonsumsi vitamin dan meminum obat dari dokter.
“Saya menerapkan pola hidup sehat serta makan makanan yang bergizi. Walaupun pada waktu itu indra perasa dan penciuman saya hilang, saya juga berjemur di pagi hari,” ceritanya.
Pesan positif yang ingin ia sampaikan adalah agar orang yang saat ini sedang berjuang melawan Covid-19 tetap semangat dan optimis. Mutho’ Shobiri mengimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan serta selalu berdoa kepada Tuhan agar tetap diberi kesehatan dan kesembuhan. Setelah berjuang melawan Covid-19, saat ini ia telah dinyatakan sembuh atau negatif Covid-19 dan kembali beraktivitas.
Penyintas Covid-19 berikutnya warga Kelurahan Dinoyo, Erwin Mulyo berbagi pengalamannya. Menurut Erwin, salah satu obat Covid-19 adalah diri sendiri. Karena yang sangat perlu dilakukan adalah menjaga semangat diri sendiri untuk berjuang melawan Covid-19. Jika ada pasien Covid-19 yang mulai tidak semangat, maka tugas yang lainnya memberi semangat. Artinya sama-sama saling menguatkan dan menyemangati.
“Tetap semangat dan tetap berikhtiar serta berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan keselamatan. Bagi yang dirawat di rumah sakit tetap berjuang dan semangat sembuh. Karena obat dari Covid-19 salah satunya dari diri kita sendiri. Mari selalu menerapkan protokol kesehatan,” ungkapnya.
Erwin Mulyo menambahkan, para tenaga kesehatan yang menjalankan tugas di garda terdepan selama pandemi ini juga selalu memberikan semangat. Hal itu dilakukannya untuk memulihkan kondisi pasien Covid-19 agar segera pulih.
“Menjaga pikiran tetap positif menjadi hal yang penting dalam proses sembuh dari Covid-19. Karena pikiran akan memengaruhi kondisi mental dan psikis, sehingga naik atau turunnya imun tergantung dari pikiran,” tandasnya. [M Taufik]

Tags: