Kisah Satu-satunya Petugas Kebersihan di Tempat Karantina Covid-19

Bayu saat melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sekitar Rusunawa IAIN Tulungagung. [Wiwieko Dh]

Jarang Pulang, Bersyukur Selalu Negatif saat Dilakukan Pemeriksaan Swab
Kab Tulungagung, Bhirawa
Namanya Indra Bayu Kurniawan. Dia bukan tenaga medis, bukan pula tenaga paramedis. Namun ia patut dan layak juga disebut pahlawan di tengah pandemi Covid-19. Sebab dia juga termasuk orang yang berjuang di garda terdepan dalam wabah ini. Seperti apa kisahnya ?.
Indra Bayu Kurniawan sehari-hari pekerjaannya sebagai tenaga kebersihan di Rusunawa IAIN Tulungagung, yang merupakan tempat karantina pasien Covid-19 penuh risiko. Apalagi bapak seorang anak ini dalam kesehariannya hanya seorang diri saat melaksanakan tugasnya itu.
Bayu, begitu dia biasa disapa, mengaku mengambil keputusan untuk menjadi petugas kebersihan di tempat karantina pasien Covid-19, karena didasari rasa prihatin terhadap pasien yang terpapar virus corona. Apalagi dari puluhan petugas kebersihan IAIN Tulungagung mereka tidak bersedia saat ditawari pihak kampus untuk bertugas di rusunawa.
“Di saat tidak ada yang mau mengambil sebagai petugas kebersihan di rusunawa yang di jadikan tempat karantina pasien Covid-19, saya memberanikan diri. Mereka (pasien Covid-19) pasti membutuhkan bantuan,” ujarnya.
Bayu bersyukur sejak pertama bertugas di Rusunawa IAIN Tulungagung pada April 2020 lalu sampai sekarang tidak terpapar virus Covid-19. Penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat sangat memungkinkan ia terhindari dari virus corona, meski selalu berinteraksi dengan pasien Covid-19.
“Ketika bekerja harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. Pakai baju hazmat juga. Semua protokol kesejatan dilaksanakan. Termasuk selalu mandi keramas dan merendam baju dengan byclin saat dicuci,” paparnya.
Selain itu, Bayu mengaku juga mengonsumsi vitamin yang diberikan petugas medis setempat. “Makannya juga yang bergizi agar daya tahan tubuh kuat. Dan Alhamdulilah sampai sekarang ketika diperiksa dengan rapid test maupun swab yang dilakukan berkala hasilnya selalu negatif,” tuturnya senang.
Namun demikian, lanjut Bayu, dirinya sempat khawatir pula dengan pekerjaannya yang penuh risiko itu. Bahkan ia sampai tidak berani pulang ke rumahnya selama dua bulan di awal-awal bertugas.
“Awal-awal dulu takut. Bahkan pulang hanya sebulan sekali karena khawatir saya bawa virus ke rumah. Namun sekarang yakin dengan prokes ketat, sudah berani pulang ke rumah tiap dua minggu sekali,” terangnya.
Kekhawatiran Bayu beralasan, karena ia kemudian tidak hanya bertugas sebagai petugas kebersihan di dalam rusunawa dengan mensterilisasi seluruh ruang yang digunakan para pasien Covid-19 setiap harinya, tetapi juga sebagai pembersih taman dan membenahi air serta aliran listrik ketika ada gangguan. “Bahkan penghuni rusunawa sering meminta bantuan saya untuk membeli kebutuhan mereka selama di rusunawa. Jadi terasa dekat dengan para penghuni rusunawa,” ucapnya.
Kedekatan Bayu dengan para penghuni rusunawa yang terkonfirmasi positif Covid-19 ini membuat ia lebih leluasa lagi dalam membantu mereka. Apalagi pada pasien baru yang tertekan secara psikologis.
“Selama dekat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19, saya selalu memberi dukungan pada mereka. Bahkan saking dekatnya, mereka yang sudah sembuh sering berkabar lewat telepon. Menanyakan kabar dan sebagainya. Senang juga jadi banyak saudara dan teman baru,” tuturnya.
Ia pun berharap pagebluk ini dapat segera berakhir. Jangan sampai ada lagi pasien yang dikarantina di Rusunawa IAIN Tulungagung. “Mudah-mudahan saja pandemi ini dapat segera hilang dan normal kembali seperti dulu,” harapnya. [Wiwieko Dh]

Tags: