Kisah Sudi-Pengati, Pasutri Tuna Netra asal Situbondo

Sudi-Pengati, pasangan suami istri yang sama-sama tuna netra saat dikunjungi Wabup Situbondo Yoyok Mulyadi di rumahnya Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki. [Sawawi]

Jadi Tukang Pijat dan Pencari Pasir, Ingin Anak Semata Wayangnya Kuliah
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Nasib tak bisa ditebak, mujur tak bisa kejar. Pepatah ini pas disandingkan kepada pasangan suami istri tuna netra asal Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki Situbondo. Mereka adalah Sudi-Pengati. Pasangan suami istri yang dikaruniai satu anak perempuan yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Dengan rangkaian cerita yang panjang, pasutri ini akhirnya mendapatkan rejeki yang tak disangka-sangka setelah dikunjungi Wakil Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi bersama rombongan pejabat Pemkab Situbondo baru-baru ini.
Siang itu sekitar pukul 11.00 WIB, rombongan Wakil Bupati Situbondo Yoyok Mulyadi dengan didampingi Kepala Bappeda Kabupaten Situbondo yang juga Bendahara Jumat Barokah, Tri Cahya Setiyaningsih tiba di Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki, Situbondo. Wabup Yoyok disambut Kades setempat bersama Camat Besuki Suriatno.
Ternyata Wabup hendak menyalurkan bantuan untuk pembangunan satu unit rumah milik pasangan suami isteri bernama Sudi-Pengati asal Dusun Sumberejo, Kecamatan Besuki, Situbondo. “Pasutri ini sama sama tuna netra. Memang tergolong warga tidak mampu karena kesehariannya hanya menjadi tukang pijat dan pencari pasir di sungai setempat,” cerita Wabup Yoyok.
Menurut Wabup Yoyok, ide pemberian bantuan pembangunan rumah ini merupakan aksi spontan yang diawali info dari Kepala Bappeda Tri Cahya Setiyaningsih dan Kapolsek Besuki AKP Yazid. Disebutkan, kata Wabup Yoyok, kala itu ada satu rumah warga roboh terkena angin dan hujan di wilayah Kecamatan Besuki. Setelah dicek tim BPBD kabupaten Situbondo ternyata milik pasangan tuna netra, Sudi-Pengati.
“Akhirnya saya bersama Bu Tri datang karena ingin membuktikan bahwa ada korban angin yang menimpa rumah warga. Bantuan ini merupakan donasi banyak orang. Salah satunya dari keuangan Jumat Barokah Pemkab Situbondo,” ujar Wabup Yoyok.
Masih kata Wabup Yoyok, dengan adanya persetujuan dari Bendahara Jumat Berkah tersebut, ia lalu menyalurkan bantuan tersebut kepada Sudi-Pengati. Namun demikian, aku Wabup Yoyok, jika ada kekurangan dirinya siap bertanggung jawab bersama LPM Merak (Lebaga Pemberdayaan Masyarakat-Merangkul Rakyat Kecil) Situbondo.
“Kita memang harus peduli kepada orang miskin. Yang jelas bantuan dari Pemkab ini sebesar Rp 10 juta. Kalau nanti biayanya membengkak biar teman teman LPM Merak yang menambahi,” ungkap Wabup Yoyok.
Bagi Wabup Yoyok, Sudi-Pengati sudah rutin mendapatkan bantuan dari Pemerintah karena masuk dalam data tunggal daerah angka kemiskinan partisipatif (DTD-AKP) sehingga secara kontinyu mereka mendapatkan bantuan. Jika mereka belum masuk DTD-AKP, aku Wabup Yoyok, ia siap berjuang supaya mendapatkan bantuan. “Saya menjamin mereka mendapatkan bantuan terus. Khusus rumah Ini mereka akan menerima bantuan rumah siap huni dengan lantai keramik,” tutur Wabup Yoyok.
Sementara itu Sudi, mengaku selama ini untuk mencukupi kebutuhan hidupnya hanya mengandalkan pendapatan dari hasil memijat dan mencari pasir di sungai desa setempat. Hasilnya, bagi Sudi, dirasa sangat cukup karena bisa mendapatkan pendapatan sebesar Rp 30 ribu setiap harinya. Sudi menambahkan, dirinya saat ini sudah dikarunia anak dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang ke perguruan tinggi. “Ya gimana lihat nanti saja. Apakah saya mampu menguliahkan anak saya. Sebab selama ini hanya menjadi seorang tukang pijat dan pencari pasir,” jelas Sudi.
Sudi juga mengaku bersyukur bisa dikunjungi Wabup Yoyok Mulyadi dengan membawa sejumlah bantuan yang bisa menunjang kebutuhan hidupnya. Sudi juga mengaku berterima kasih karena BPBD Kabupaten Situbondo juga menyalurkan sejumlah bantuan makanan layak konsumsi. “Kami sangat berterimakasih atas semua bantuan ini. Bagi saya ini sudah sangat cukup untuk kebutuhan hidup kedepan,” ujar Sudi.
Disisi lain, Pengati, istri Sudi juga merasa terenyuh karena anak kandungnya yang kini sudah memasuki kelas akhir di sebuah SMA, akan dibantu untuk dimasukkan dalam program Situbondo Unggul (program pendidikan gratis dari Pemkab Situbondo) khusus jenjang masuk perguruan tinggi. Pengati yang rumahnya berlantai tanah dan berdinding gedek itu merasa terbantu dengan kehadiran orang nomor dua di lingkungan Pemkab Situbondo. “Terimakasih ya atas semuanya,” aku Pengati yang berkali kali meneteskan air mata.
Pengati juga mengaku tak menyangka jika rumahnya yang mirip gubuh reyot itu akan segera dipugar oleh Wabup Yoyok Mulyadi untuk dibangun rumah layak huni. Bagi Pengati, semua yang ia terima merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa yang tanpa disangka datang di rumahnya. “Kalau rumah saya tidak tertimpa pohon saat angin dan hujan, mungkin hari ini Wabup Situbondo tidak akan datang kesini. Ini merupakan berkah bagi saya,” terang Pengati.
Dayat, yang merupakan pengurus LPM Merak (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat-Merangkul Rakyat Kecil) Kabupaten Situbondo mengaku ikut terpanggil untuk menyalurkan bantuan kepada pasutri yang sudah jompo di Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.
Dayat yang ditunjuk Wabup Yoyok sebagai pimpinan pemugaran rumah Sudi-Pengati mengaku siap untuk segera menyelesaikan amanah tersebut. “Saya akan merangkul Kades setempat bersama tukang desa sini untuk tehnis pemugaran rumah Sudi-Pengati. Lantainya juga akan dikeramik sesuai perminataan Wabup Yoyok Mulyadi,” pungkasnya. [Sawawi]

Tags: