Kisah Sukses Sumhadi, Pengusaha Mangga Asal Situbondo

Sumhadi, pengusaha mangga Situbondo saat menunjukkan jenis mangga Manalagi di kediamannya. [sawawi]

Hanya Menyortir Mangga Kualitas Tinggi, Pelanggan dari Mall dan Supermarket
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Sukses bisa diraih dengan ketekunan dan keberanian. Dua prinsip ini yang dipegang teguh Sumhadi, salah satu pengusaha aneka buah mangga tersukses asal Situbondo. Pria yang mengaku lulusan PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Situbondo angkatan 1992 silam itu, kini bisa menikmati buah kegigihannya dalam berwirausaha buah mangga. Selain sukses ekonomi Sumhadi kini bisa melanjutkan anak anaknya ke jenjang sekolah pilihan.
Setiap hari Sumhadi sibuk dengan sortir mangga di Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Untuk bisa ketemu Sumhadi harus penuh kesabaran, karena hari-harinya jarang berada di rumah, terutama memasuki musim panen mangga seperti bulan Juli dan Agustus ini.
Akhirnya Sumhadi baru bisa ditemui pada malam hari, sekitar pukul 19.00 wib di kediamannya di Desa Kotakan, Kecamatan Panji. “Silahkan masuk dulu mas,” pinta Sumhadi kepada Bhirawa yang lama menunggu di teras rumahnya.
Setelah beberapa menit, Sumhadi baru bisa diajak bicara soal usaha mangga ya ia tekuni sejak 1993, setahun selepas dari lulus PGAN Situbondo. Usai tamat sekolah setaraf SMA itu, Sumhadi terpaksa memilih menjadi sopir MPU jurusan Situbondo-Bondowoso.
Keinginan Sumhadi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi harus ia pendam, karena terbentur kondisi ekonomi keluarganya yang kala itu pas-pasan. “Saya sebenarnya ingin kuliah selepas lulus PGAN Situbondo tahun 1992. Tapi karena tak punya biaya terpaksa saya memilih menjadi sopir MPU,” aku Sumhadi.
Setahun menekuni sopir yang kala itu diajak sepupunya, Sumhadi mulai mengalihkan ikut saudara lain yang punya usaha jual beli mangga. Awalnya Sumhadi hanya disuruh mengantar orderan mangga dan sesekali diajak membeli mangga diberbagai langganan tetap saudaranya. Seiring dengan perjalanan waktu, Sumhadi nekat untuk belajar membeli mangga sendiri. “Ya pas awal belajar menjadi pembeli mangga tidak langsung meraih untung. Bahkan kerap kali mengalami rugi,” cerita Sumhadi.
Tekat Sumhadi untuk menjadi pengusaha aneka tak pernah padam meski sering dirundung kerugian yang tidak kecil nilainya. Berbekal keberanian, Sumhadi bisa keluar dari kemelut rugi yang berkepanjangan. Setelah lihai melihat kualitas aneka jenis mangga Sumhadi lambat laun dikenal para pemilik mangga yang ada di Kabupaten Situbondo. Buntutnya tidak sedikit, para pengepul mangga mulai percaya memasukkan jenis mangganya kepada Sumhadi.
“Saat itu saya selalu jemput bola untuk membeli mangga. Ini dilakukan selain untuk memberikan pelayanan juga untuk mendekatkan kemitraan dengan para pengepul mangga,” aku bapak tiga anak yang semuanya perempuan tersebut.
Puncaknya pada 2010, Sumhadi mulai dikenal para koleganya sebagai pembeli mangga yang handal. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Sumhadi semakin beken sebagai ikon pembeli mangga di Kota Bumi Salawat Nariyah. Peluang menggiurkan itu dilihat Sumhadi untuk melebarkan usahanya. Saat itu Sumhadi mulai memasukkan produk mangga yang ia beli ke berbagai mall dan supermarket yang ada di Jatim.
“Setelah mangga saya banyak dikenali, akhirnya kini banyaka mall dan supermarket yang ada di Jogjakarta dan Jawa Tengah ikut order mangga Situbondo yang saya jalani. Bahkan belakangan ini saya juga memasukkan order mangga ke pulau Dewata Bali,” tutur Sumhadi.
Untuk menanamkan kepercayaan dari pelanggan pemilik mall dan supermarket, Sumhadi tidak berani mengambil resiko. Sumhadi harus benar-benar pandai memilih dan menyortir aneka jenis mangga dengan kualitas tinggi. Sumhadi tidak mau membeli mangga yang kulitnya jelek, bentuk dan warna kusam serta menolak mangga yang masih muda.
“Agar semua pelanggan itu setia memesan mangga Situbondo, saya harus selalu menjaga kualitasnya. Ada banyak mangga yang disukai pelanggan diantaranya jenis manalagi, arum dan mangga golek,” paparnya.
Dari usaha ini, Sumhadi sejak awal menolak keras untuk mengirim mangga dengan jenis partai. Artinya, kata dia, ia tidak suka mengirim mangga dengan jumlah besar seperti diangkut dengan truk trailer. Sebaliknya, Sumhadi lebih suka mengirim dengan paketan yang dibungkus dengan rapi meski jumlahnya kecil.
Selain untuk mengurangi terjadinya kerugian yang besar, urai Sumhadi, pilihan jenis usahanya tersebut untuk memuaskan semua pelanggan yang rata-rata meminta jenis mangga super. “Alhamdulillah meski keuntungan tidak besar namun cukup membantu kondisi eknomi keluarga besar saya,” pungkas Sumhadi merendah.
Hamim kolega Sumhadi asal Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Situbondo mengakui usaha yang dirintis teman sejawatnya semasa PGAN Situbondo itu penuh dengan liku liku. Artinya, Sumhadi memulai usaha membeli mangga tidak langsung sukses seperti saat ini, melainkan harus dilalui dengan kesabaran ketelatenan, ketekunan dan keberanian.
Selain itu, lanjut Hamim, sosok Sumhadi selalu familiar saat membeli mangga kepada penyulai tetapnya sehingga sampai saat ini banyak pengepul mangga yang memilih Sumhadi untuk membelinya. “Ya kunci seorang pengusaha untuk bisa sukses harus seperti itu (ramah dan supel) kepada semua pelanggannya,” tegas pria yang mengaku sebagai guru SD itu. [sawawi]

Tags: