Kisah Tohari, Tukang Becak Naik Haji Asal Situbondo

Tohari bersama becak bututnya bersiap untuk mencari penumpang di Desa/Kecamatan Banyuputih Situbondo. [sawawi]

Terwujud ke Tanah Suci, Setelah Menabung Selama 25 Tahun
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Sejak muda Tohari sudah mengimpikan bisa naik haji ke tanah suci Mekkah. Keinginan itu semakin kuat, setelah Tohari memasuki jenjang pernikahan. Sejak saat itu, Tohari rajin menabung bersama isteri tercintanya. Singkat cerita, setelah menabung selama 25 tahun, Tohari akhirnya berhasil menunaikan rukun Islam yang kelima pada msuim haji tahun 2019 ini. Seperti apa kisahnya ?
Pagi itu Tohari duduk bersama isteri diteras rumahnya. Tanpa canggung Tohari mempersilahkan Bhirawa untuk duduk dikursi tamu. Usai bicara santai sejenak, Tohari mulai menceritakan kisah uniknya, bisa berangkat naik haji ke Mekkah. Kata Tohari, untuk bisa melaksanakan ibadah haji tidak mudah, karena harus memerlukan perjuangan yang berat. Mulai niat yang kuat serta kecukupan dana untuk mendaftar haji ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Situbondo. “Ya harus diniati dengan serius,” aku Tohari, saat duduk tak jauh dari parkiran becak bututnya.
Meski bekerja sebagai tukang becak, Tohari tetap optimis bisa naik haji bersama sang isteri. Dari hasil menabung selama 25 tahun tersebut, warga yang kini berdomisili di Desa/Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo itu akhirnya bisa tercapai keinginan yang dicita citakan sejak masih muda yakni berangkat ke tanah suci Makkah. “Ini (ke tanah suci, red) merupakan suatu anugerah dari sang Ilahi. Karena persiapannya tidak mudah,” ucap Tohari.
Dalam meniti hidup, Tohari tidak banyak prinsip yang dipegangnya. Ia selalu memegang teguh soal prinsip kesungguhan. Dengan bersungguh-sungguh, kata dia, maka setiap orang pasti akan berhasil apa yang diingini atau dicita citakan. Tentunya, kata dia, harus elalu dibarengi dengan doa kepada Allah SWT. “Ungkapan itu (kesungguhan) sangat cocok untuk menggambarkan keinginan saya agar bisa tercapai pergi ke Tanah Suci Mekkah,” ujar Tohari lagi.
Lelaki yang sehari harinya suka berkopiah putih tersebut akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah menabung dalam waktu yang cukup lama. Tohari mengaku mempunyai mimpi untuk berangkat ke tanah suci sejak puluhan tahun lalu. Untuk mewujudkan mimpinya itu, setiap hari Tohari menyisihkan uang dari hasil kerja kerasnya sebagai tukang becak dengan dibantu penghasilan sang isteri. “Penghasilan saya setiap hari kurang lebih Rp 50 ribu. Sebagian dari pendapatan itu saya sisihkan untuk ditabung dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ucap Tohari.
Kata Tohari, butuh waktu yang sangat lama agar tabungannya bisa mengantarkan dirinya bersama isteri berangkat ke tanah suci Makkah. Karena kalau menabung dalam waktu pendek, aku Tohari, ia pesimis bisa mendaftar ke Tanah Suci Mekkah. “Seingat saya menabung itu sejak 25 tahun yang lalu. Nah pada tahun 2010 lalu, tabungan saya buka dan sudah terhimpun dana sebesar Rp 50 juta. Untuk menutupi biaya keberangkat haji sekitar Rp 102 juta saya harus menabung kembali dengan cara mencicil,” aku Tohari.
Untuk melunasi sisa keberangkatan ongkos naik haji, Tohari tidak hanya mengandalkan hasil bekerja sebagai tukang becak semata. Dia mulai mencari tambahan pekerjaan yang dapat menghasilkan keuntungan yang sedikit lebih besar dari mengayuh becak. Tohari lantas menjadi buruh tani karena profesi itu diyakini bisa menambah tabungan untuk kebutuhan naik haji.
“Alhamdulillah hasilnya lumayan. Dan baru tahun 2018 lalu, saya sudah bisa melunasi tanggungan keberangkatan haji dan tahun ini saya berangkat ke tanah suci Makkah bersama isteri, ” tuturnya.
Mendekati keberangkatan ke tanah suci beberapa hari yang lalu, Tohari tetap tidak meninggalkan profesi lamanya menjadi tukang becak dan bertani. Itu karena, ujarnya, dua profesi itu bisa memberangkatkan dirinya ke tanah suci Mekkah, sehingga sulit untuk tidak dijalani kembali.
“Saya tidak bisa berhenti bekerja menjadi tukang becak dan bertani. Disamping saya butuh uang sebagai bekal hajian di Mekkah, mengayuh becak dan bertani juga bisa menopang kebutuhan anak saya yang saat ini masih sekolah,” terang Tohari
Terpisah, salah satu tetangga dekat Tohari bernama Rasidi mengaku sangat bangga memiliki sahabat seperti Tohari. Selain memiliki semangat dan disiplin yang tinggi, sosok Tohari juga rajin dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Tohari dimata Rasidi juga dikenal sebagai pria yang suka menabung dan bekerja keras hanya untuk menunaikan rukum Islam yang ke lima. “Sebagai tetangga dekatnya saya merasa ikut bersyukur bisa kenal dengan Tohari. Karena dia selain rajin menabung juga punya semangat dan perjuangan yang tinggi dikala memiliki keinginan. Dia juga tak sungkan saat menasehati saya dan tetangga yang lain,” pungkas Rasidi. [Sawawi]

Tags: