Kisah Tragis Kehidupan Jurnalis

buku-liputan-6Judul Buku   : Di Balik Layar Liputan 6
Penulis   : Tim Redaksi
Penerbit   : Esensi
Cetakan  : I, 2016
Tebal   : 310 halaman
ISBN   : 978-602-6847-10-2
Peresensi  : Suhairi Rachmad
Alumnus Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya

Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia jurnalistik semakin mendapat perhatian serius di kalangan masyarakat. Para jurnalis berlomba menyajikan berita secepat dan seaktual mungkin. Tidak heran, sebuah peristiwa yang terjadi saat ini bisa diketahui saat ini juga oleh masyarakat seantero dunia.
Tantangan jurnalis selama bertugas di lapangan cukup berat. Bukan sekadar bagaimana ia bertemu dengan narasumber, melakukan wawancara, menulis berita, atau melaporkannya kepada khalayak. Seorang jurnalis seringkali berhadapan dengan hal-hal di luar prediksi. Jangankan harta, nyawa pun terkadang menjadi taruhan ketika sedang memburu berita.
Buku Di Balik Layar Liputan 6 ini kiranya patut dijadikan bahan bacaan untuk memompa semangat jurnalis ketika hunting di lapangan. Salah satu contoh, ketika Esther dan Agus Kusnohadi meliput konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia, Mei 2003. Jalan yang dilalui dipasangi bom. Mereka harus menunggu aparat menjinakkannya.
Bahkan, melalui pesan singkat, Esther menerima ancaman dari orang yang mengaku GAM dan menyatakan akan menculik. Ancaman tersebut bisa saja menjadi kenyataan. Sebab, ada sejumlah wartawan yang sempat dihadang bahkan disandera. Bahkan, Esther dan Agus Kusnohadi pernah ditodong senjata dua kali dalam sehari. Mereka harus berhenti. Setelah diinterogasi, mereka akhirnya diperbolehkan melanjutkan perjalanan (hal. 26-27).
Ancaman tersebut bisa saja menciutkan nyali sang jurnalis, sebab dalam kondisi seperti itu, nyawa menjadi taruhannya. Namun, seorang jurnalis andal harus mampu melewati berbagai tantangan, walaupun nyawa sebagai taruhannya. Demi keselamatan, jurnalis terkadang menggunakan rompi anti peluru ketika meliput peristiwa perang.
Profesi jurnalis terkadang dijalankan dengan cara yang tidak mudah. Butuh perjuangan dan pengorbanan, bahkan kehilangan nyawa. Contoh lain adalah seorang jurnalis bernama Muhammad Guntur Syaifullah. Guntur tenggelam dan terseret air laut ketika meliput terbakarnya Kapal Levina I, sekitar 13 kilometer dari pelabuhan Tanjung Priok, perairan Muara Gembong, Bekasi. Saat Guntur dan beberapa jurnalis lainnya mewawancarai Kepala Kepolisian Air Polda Metro Jaya, Kombes Frederik Kalembang, di dek tiga, kapal Levina I miring lalu tenggelam.
Para jurnalis dan petugas panik. Meski begitu, sejumlah kamerawan tetap menghidupkan kamera. Bahkan, ada yang sempat membuat live on tape. Sebagian jurnalis memilih terjun ke air. Namun ada juga yang menunggu hingga seluruh badan kapal tenggelam. Waktu itu, Guntur bisa naik dan duduk di atas besi, di ujung kapal yang sedang tenggelam. Tiba-tiba, ombak besar menghamtam. Guntur terseret arus. Nyawanya tidak bisa diselamatkan (hal. 272-273).
Betapa dramatis proses liputan yang dilakukan Guntur. Dalam kondisi seperti itu, ia masih berusaha menyelamatkan kamera yang memuat gambar bangkai kapal Levina I. Sepertinya, ia ingin total menekuni profesi sebagai jurnalis. Usaha tersebut sebagai upaya untuk mengabarkan tentang data yang perlu diketahui khalayak. Mungkin ia juga ingin mengabarkan kepada khalayak bahwa seorang jurnalis harus professional, menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan walaupun berhadapan dengan beragam rintangan. Sayang, ia harus mengakhiri hidupnya saat liputan itu.
Kisah di atas adalah sebagian kisah tragis yang dialami jurnalis di lapangan. Mungkin, dari sekian banyak jurnalis, mereka memiliki kisah tersendiri, dengan permasalahan yang berbeda pula. Begitu juga, buku ini menyajikan beragam rintangan yang dihadapi para jurnalis, tentu dengan strategi yang berbeda agar bisa melewati rintangan tersebut. Maka, buku ini layak dijadikan bahan bacaan untuk menguatkan mental jurnalis ketika menghadapi pelbagai rintangan.

                                                                                                               ———– *** ————

Rate this article!
Tags: