KKKS-HCML Lakukan Start Up Lapangan BD

Perwakilan HCML menerima penghargaan pengelolaan lingkungan dari Gubernur Jatim, H Soekarwo. KKKS- HCML terus melakukan start up lapangan BD untuk memperkuat ketersediaan energi nasional. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) mulai melakukan kegiatan start up lapangan BD. Kegiatan tersebut untuk memperkuat ketersediaan energi nasional.
Senior Manager Development HCML, Jonny Pasaribu menyampaikan kegiatan start up yang dimulai sejak sepekan lalu, nantinya disalurkan ke PGN sebesar 20-30 MMSCFD. Lapangan BD, selain memproduksi kondensat dan sulfur cair juga memperkuat ketersediaan energi nasional.
“Proses start up ini dijalankan untuk melihat kesiapan keseluruhan fasilitas yang sudah terpasang. Diperkirakan akan memakan waktu 1-2 minggu ke depan. Start up lapangan BD itu untuk memperkuat ketersediaan energi nasional,” ujar Jonny Pasaribu di sela-sela konferensi pers, Selasa (9/5) sore.
Senior Manager Legal, HR & Business Support HCML, Wahyudin Sunarya menambahkan, HCML merupakan KKKS di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas, yang mengoperasikan wilayah kerja Madura Strait di wilayah Jawa Timur. Kegiatan tersebut sudah dilakukan di lokasi pengeboran gas yang ada di Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.
Lapangan BD adalah bagian dari Blok Husky Madura Strait, terletak di lepas pantai Selat Madura, Jawa Timur, 65 kilometer sebelah timur Surabaya dan 16 kilometer sebelah selatan Pulau Madura. Sumur-sumur gas Madura-BD sendiri berada di sekitar areal Kepulauan Mandangin, lepas pantai Selat Madura.
“Harapan kami, lapangan BD menghasilkan 442 BCF (Billion Cubic Feet) gas bumi dan 18,7 MMBL kondesat selama 13 tahun,” terang Wahyudin Sunarya.
Adapun proyek pembangunan anjungan lepas pantai itu diperoleh PT PAL setelah mereka memenangkan tender khusus proyek lepas pantai Engineering Procurement Construction and Installation/EPCI, Madura BD.
“Ini merupakan komitmen HCML dalam mendukung usaha SKK Migas untuk terus meningkatkan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan mendukung perkuatan industri nasional dalam kegiatan operasinya. Dalam hal ini, SKK Migas mendorong industri hulu migas sebagai penggerak perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” papar Wahyudin Sunarya. [hil]

Tags: